5 Fakta Seru Tentang Sigung, Hewan Unik Berbau Busuk

indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Tahukah Anda mengenai binatang yang disebut sigung? Sigung adalah binatang mamalia dari keluarga Mephitidae yang memiliki bulu berwarna hitam dan putih. Ciri khas utama sigung adalah kemampuannya mengeluarkan cairan berbau busuk.

Ketika sigung merasa terancam, mereka akan menjejak-jejakkan kaki depannya ke tanah dan menaikkan ekor, lalu mengeluarkan cairan berminyak dan busuk dari kelenjar di dekat pangkal ekor.

Fakta Menarik Sigung

Ingin mengetahui lebih banyak fakta menarik tentang sigung? Yuk, simak informasinya lebih lanjut di artikel ini.

1. Awalnya Tergabung di Keluarga Musang

Mengutip Treehugger, sigung awalnya tergabung dalam keluarga musang, yaitu famili Mustelidae. Keluarga ini juga mencakup berang-berang, luak, dan cerpelai. Namun, setelah penemuan bukti-bukti baru pada tahun 1990-an, ilmuwan sepakat bahwa sigung seharusnya dikelompokkan dalam famili mereka sendiri, yaitu Mephitidae.

2. 1 dari 1000 Orang Tidak Bisa Mencium Bau Sigung

Kondisi seseorang tidak memiliki indra penciuman disebut anosmia. Namun, kasus yang lebih sering muncul adalah seseorang tidak bisa mencium bau-bau tertentu. Sebuah riset pada tahun 2007 menunjukkan bahwa 1 dari 1.000 orang tidak bisa mencium butyl mercaptan, senyawa yang memberikan bau busuk pada cairan sigung.

3. Menari Sebelum Menembakkan Cairan

Sigung memiliki keterbatasan dalam menyimpan cairan menyengatnya dan butuh waktu lama untuk menghasilkan kembali. Oleh karena itu, sigung lebih suka menari-nari sebagai upaya mengusir ancaman tanpa perlu langsung menyemprotkan cairan.

READ  Israel Serang Hizbullah di Lebanon Timur, Tandai Kembalinya Konflik

Ia juga memiliki cara unik untuk mengusir pemangsanya dengan tarian khasnya. Sigung akan mengancam dengan gerakan mencakar, handstand-berdiri dengan kaki depan, sementara kaki belakang dan ekornya terangkat ke atas.

4. Membidikkan Cairan Ke Arah Mata

Ketika tarian ancamannya tidak berhasil menggertak lawan, sigung memiliki trik lain yaitu melepaskan cairan dengan sasaran mata penyerang. Cairan yang diusir oleh sigung mengandung senyawa tiol berbasis sulfur yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata pemangsa. Bahkan, bisa membuat penglihatan kabur untuk sementara waktu setelah terkena cairan sigung.

5. Dimangsa oleh Burung Hantu

Kebanyakan predator menghindari sigung karena baunya yang menyengat. Namun, beberapa binatang mamalia besar tetap memangsa sigung, salah satunya adalah burung hantu. Burung hantu tanduk besar adalah predator utama sigung.

Burung hantu memiliki kelebihan dalam menyerang sigung dari udara tanpa mengeluarkan suara sehingga sigung sulit untuk melepas cairan tubuhnya.

Sigung merupakan hewan yang dikenal dengan cairan tubuhnya yang memiliki aroma busuk yang khas.

Cairan tubuh sigung mengandung senyawa kimia tertentu yang menghasilkan bau yang tidak sedap bagi manusia.

Hewan ini seringkali memproduksi cairan tersebut sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap predator.

Selain itu, sigung juga memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya agar bisa menyatu dengan lingkungan sekitar.

Keunikan sigung ini telah menarik perhatian para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Itu dia 5 fakta menarik sigung. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai fauna yang menarik.

Kesimpulan

Sigung merupakan hewan unik dari keluarga Mephitidae yang terkenal dengan kemampuannya mengeluarkan cairan berbau busuk sebagai pertahanan diri. Menariknya, sigung awalnya tergabung dalam keluarga musang sebelum ilmuwan menemukan bukti baru yang membedakannya sebagai spesies tersendiri. Selain itu, sigung juga memiliki kemampuan menari sebelum menyemprotkan cairannya serta dapat mengubah warna kulitnya untuk menyatu dengan lingkungan sekitar. Meskipun beberapa predator seperti burung hantu masih memangsa sigung, keunikan dan penelitian lebih lanjut tentang hewan ini tetap menarik perhatian para ilmuwan.

READ  Kesehatan Hewan Liar Dipengaruhi oleh Kandungan Kimia Tanah: Temuan Studi Terbaru