Cerita Inspiratif Casis SIPSS Polri dalam Bencana Gempa dan Pandemi COVID

indotim.net (Kamis, 29 Februari 2024) – Dalam perjalanan menuju Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri, Hemriadi, seorang calon siswa dengan disabilitas, berbagi kisah inspiratifnya sebagai seorang dokter umum. Hemriadi dengan lugas menceritakan bahwa meskipun mata kirinya mengalami kebutaan, dia tetap mampu menjalani aktivitas sehari-hari tanpa hambatan yang signifikan.

Hemriadi menceritakan, “Untuk mata sebelah kiri, memang sudah tidak mampu melihat. Sejak kecil, katanya orang tua sempat terjatuh, tapi saya tidak terlalu bertanya lebih dalam bagaimana jatuhnya,” di asrama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Daerah Jawa Tengah (Jateng) pada Kamis (29/2/2024).

Hemriadi telah bekerja selama dua tahun terakhir sebagai dokter pegawai harian lepas (PHL) di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dengan tugas utama di Unit Gawat Darurat (UGD).

“Sebenarnya saya adalah seorang pegawai harian lepas di RS Bhayangkara Tingkat IV Mamuju, Polda Sulawesi Barat. Sudah hampir dua tahun saya bekerja sebagai dokter di unit gawat darurat (UGD),” ungkapnya.

Hemdriadi juga aktif sebagai dokter di laboratorium Unit Tranfusi Darah yang merupakan milik Pemerintah Provinsi Sulbar. Pria berusia 35 tahun ini berbagi pengalaman selama bertugas sebagai dokter, termasuk menjadi relawan saat penanggulangan bencana gempa Mamuju.

“Saya pernah jadi relawan di bencana gempa Mamuju. Itu kan gempa tahun 2020 di Mamuju. Itu saya masih internship di Kabupaten Polewali Mandar dan saya jadi relawan untuk tim relawan kesehatan di bagian pegunungan sana. Kalau nggak salah dengan organisasi Dompet Duafah,” cerita Hemriadi.

Selain itu, beliau juga turun langsung melayani masyarakat di Campalagian, Polewali Mandar, saat pandemi Covid-19 melanda. Beliau menjadi salah satu dokter yang menangani pasien yang terindikasi positif Covid, serta aktif dalam program vaksinasi.

READ  PB SEMMI: Semua yang Dikatakan Kapolri Mengenai 'Estafet Kepemimpinan' Bukanlah Kesalahan

“Kami juga sempat di Polman bertugas sebagai dokter internship puskesmas di Campalagian. Saya sebagian dokter yang menangani orang yang di UGD, yang terindikasi terpapar COVID,” jelas Hemriadi.

“Ketika ada kegiatan vaksinasi di puskesmas, saya selalu turun langsung ke desa-desa dan kantor-kantor,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Hemriadi telah terlibat sebagai dokter relawan beberapa kali, termasuk saat mengikuti misi kemanusiaan dalam penanggulangan bencana. Selain itu, di Unit Transfusi Darah, Hemriadi juga aktif membantu sebagai tenaga kesehatan saat diadakan acara donor darah.

Sejak lama, Hemriadi telah menjadi bagian dari relawan dalam bidang kesehatan. Bahkan setelah menjabat sebagai dokter di Unit Transfusi Darah Provinsi, ia tetap menggelar kegiatan sosial seperti donor darah untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Kesimpulan

Meskipun mengalami kebutaan pada mata kirinya, cerita inspiratif Hemriadi sebagai calon siswa CASIS SIPSS Polri yang juga seorang dokter umum menunjukkan semangat dan dedikasinya dalam menjalani profesi kesehatan. Berbagai pengalaman sebagai dokter PHL, relawan bencana gempa, dan penanganan pandemi COVID-19 menggambarkan komitmen Hemriadi dalam membantu masyarakat, baik melalui pelayanan kesehatan langsung maupun kegiatan sosial seperti donor darah. Kiprahnya sebagai tenaga kesehatan yang penuh semangat dan kesediaan untuk turun langsung memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat patut diapresiasi.