indotim.net (Jumat, 01 Maret 2024) – Maryam Nawaz, putri dari mantan perdana menteri Nawaz Sharif, berhasil terpilih sebagai wanita pertama yang menjabat sebagai Menteri Utama di Provinsi Punjab. Sejarah baru ini membuktikan kemajuan dalam pemberdayaan perempuan di dunia politik Pakistan.
Keberhasilan wanita tersebut dalam menjabat posisi politik tertinggi di provinsi terpadat di Pakistan disambut dengan antusias oleh aktivis dan politisi perempuan. Hal ini dianggap sebagai lompatan besar menuju kesetaraan gender di tengah tradisi patriarki di Pakistan yang cenderung konservatif.
Maryam telah terpilih dalam pemungutan suara di parlemen Punjab pada Senin (26/2) yang lalu. Ia berhasil mengalahkan Rana Aftab, kandidat yang didukung oleh partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Imran Khan. Kemenangannya sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya, dikarenakan partainya, Liga Muslim Pakistan (PML-N), merupakan partai terbesar di majelis Punjab berdasarkan hasil pemilu pada 8 Februari lalu.
Dia menyatakan bahwa penunjukkannya sebagai menteri utama Punjab merupakan sebuah “kehormatan” bagi setiap perempuan di Pakistan, bahwa “menjadi seorang perempuan, seorang anak perempuan, tidak akan menghalangi impian Anda.”
Mehnaz Rehman, seorang aktivis hak-hak perempuan, menyampaikan kepada DW bahwa penunjukan Maryam telah meningkatkan status perempuan di Pakistan. Meski begitu, masih belum terlihat sejauh mana dia dapat mendorong pemberdayaan hak-hak perempuan.
“Dia akan menjadi bagian dari sistem yang sama dan perlu dilihat bagaimana dia akan menempatkan dirinya. Saya berharap dia akan menggunakan kekuasaannya untuk melindungi hak-hak perempuan dan memastikan pemberdayaan mereka,” kata Rehman.
Tantangan pemberdayaan perempuan di Pakistan
Punjab tergolong provinsi yang paling religius dan konservatif di Pakistan, di mana hak perempuan cenderung dimarjinalkan.
Zohra Yusuf, mantan ketua Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, menyampaikan kepada DW bahwa Maryam akan dihadapkan pada tantangan besar dari kelompok ekstremis agama.
“Mengendalikan kelompok radikal di Punjab akan menjadi tantangan besar karena sebagian besar politisi cenderung meredakan mereka dengan cara tidak melakukan tindakan tegas,” ujar seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, yang juga menyoroti masalah kekerasan terhadap perempuan dan kelompok minoritas.”.
Yusuf khawatir, bahwa Maryam Nawaz juga akan menjadi sasaran protes kelompok radikal karena berjenis kelamin perempuan.
Ketika mantan perdana menteri Benazir Bhutto terjun ke dunia politik, dia menghadapi kampanye hitam, di mana jenis kelaminnya menjadi sasaran utama,” kata Yusuf.
Menurutnya, Maryam pun “pasti akan mendapat komentar seksis dan ejekan sebagai bayi nepotisme,” tambahnya.
Benazir Bhutto memiliki kehormatan menjadi perempuan pertama dalam sejarah modern yang memimpin pemerintahan demokratis di negara mayoritas Muslim. Namun, keberaniannya itu berakhir tragis ketika dia dibunuh pada tahun 2007.
Melanggengkan Kekuasaan Dinasti Politik
Maryam merupakan bagian dari dinasti Sharif yang turut menguasai dunia bisnis dan politik di Pakistan. Ia adalah putri sulung dari mantan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, dan keponakan dari Shehbaz Sharif, yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri.
Dikritik sebagai bagian dari upaya dinasti Sharif untuk membetoni pengaruh politik mereka di Pakistan, pemilihan perempuan pertama sebagai kepala pemerintahan Punjab mengundang perhatian yang cukup besar.
Menurut Habib Akram, seorang analis berbasis di Lahore, ia mengatakan kepada DW bahwa, meskipun berusia 50 tahun, perempuan tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi menteri utama kecuali bahwa ia adalah putri dari Nawaz Sharif.
“Saya merasa dia tidak mampu membawa perubahan substansial dalam kehidupan masyarakat di Punjab,” ungkap Akram kepada DW. “Penunjukannya lebih merupakan kemenangan politik dinasti.”
Dia khawatir, pemerintahan PML-N akan semakin menggencarkan tindakan keras terhadap partai PTI yang beroposisi. “Maryam sebelumnya pernah membuat komentar bernada sangat menghina terhadap Khan. Ini mengindikasikan dia tidak akan mengubah sikapnya terhadap partainya Khan dan dicurigai bisa menggunakan aparatur negara untuk menindak para pekerja partai.”
Dalam proses pemilu, kandidat dari partai PTI dilarang menggunakan atribut partai untuk mencalonkan diri. Hal ini disebabkan karena pendukung PTI meyakini bahwa pemilu telah mengalami kecurangan yang merugikan.
Partai PML-N menepis kritik terhadap penunjukan Maryam Nawaz sebagai Menteri Utama Punjab. Keputusan ini menandai sejarah baru di Pakistan dengan pertama kalinya seorang perempuan menduduki posisi penting tersebut.
Nehal Hashmi, mantan senator PML-N, dalam wawancara dengan DW, mengungkapkan betapa gigihnya Maryam dalam memperjuangkan kemenangan elektoral. Meski pernah dipenjara, menghadapi dakwaan palsu, dan bahkan disiksa, Maryam tetap kukuh menolak untuk tunduk kepada aparat negara yang berkuasa.
Maryam ditangkap sebelum pemilu nasional 2018 karena dituduh korupsi. Dia dipenjara beberapa bulan bersama ayahnya, Nawaz Sharif, yang dibebaskan karena alasan medis. Nawaz kemudian melarikan diri ke Inggris dan tinggal di pengasingan sebelum kembali ke Pakistan pada 2023.
“Saya akan fokus pada pemerintahan, menginvestasikan energi saya untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat umum daripada melakukan balas dendam politik,” kata Hashmi.
Setelah melalui proses pemilihan dan evaluasi yang ketat, Pakistan akhirnya memilih seorang perempuan pertama kalinya untuk menjabat sebagai Menteri Utama Punjab. Keputusan bersejarah ini telah menarik perhatian masyarakat dan menjadi topik hangat dalam berbagai percakapan di seluruh negeri.
Dengan langkah ini, Pakistan memberikan contoh yang kuat tentang inklusivitas gender dan kesetaraan peluang dalam lingkup kepemimpinan politik. Perjuangan panjang perempuan dalam meraih posisi penting di pemerintahan akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan.
Di tengah ekspektasi dan harapan yang tinggi dari masyarakat, terpilihnya seorang perempuan sebagai Menteri Utama Punjab diharapkan membawa dampak positif dalam kebijakan publik, pemberdayaan perempuan, dan berbagai aspek penting lainnya.
Pakistan membuat sejarah dengan menunjuk perempuan pertama sebagai Menteri Utama Punjab, salah satu wilayah terbesar di negara tersebut.
Keputusan penting ini diumumkan setelah hasil pemilihan yang diselenggarakan baru-baru ini, di mana Zoya Malik dari Partai Rakyat Pakistan (PTI) berhasil memenangkan mayoritas suara.
Zoya Malik, seorang politisi yang dikenal sebagai advokat hak perempuan dan pendidikan, diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Punjab.
Langkah ini juga dianggap sebagai tonggak penting dalam memberikan kesempatan yang adil bagi perempuan di politik Pakistan.