indotim.net (Minggu, 03 Maret 2024) – Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan bantuan kemanusiaan pertamanya ke wilayah Gaza, Palestina. Langkah ini dilakukan AS dengan mengirim lebih dari 30.000 paket bantuan pangan yang diterjunkan dari tiga pesawat militer.
Menurut laporan BBC, pada Minggu (3/3/2024), AS melakukan operasi tersebut bekerja sama dengan angkatan udara Yordania. Pelaksanaan operasi ini merupakan yang pertama dari serangkaian operasi yang diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden.
Dia berjanji untuk meningkatkan bantuan setelah sedikitnya 112 orang tewas diserang Israel ketika warga menyerbu konvoi bantuan kemanusiaan pada hari Kamis (29/2). Pengiriman udara ini terjadi ketika seorang pejabat tinggi AS mengatakan kerangka kesepakatan untuk gencatan senjata enam minggu di Gaza sudah ada.
Komando Pusat AS mengatakan pesawat angkut C-130 menjatuhkan lebih dari 38.000 makanan di sepanjang garis pantai Gaza pada pada Sabtu (2/3).
Penerjunan udara ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyalurkan lebih banyak bantuan ke Gaza, termasuk dengan memperluas aliran bantuan melalui koridor dan jalur darat,” ujarnya.
Sejumlah negara seperti Inggris, Prancis, Mesir, dan Yordania sebelumnya telah memberikan bantuan ke Gaza melalui udara. Namun, AS adalah negara pertama yang melakukannya.
Para pejabat pemerintah AS menegaskan bahwa ‘insiden tragis’ pada hari Kamis menunjukkan ‘pentingnya memperluas dan mempertahankan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagai respons terhadap situasi kemanusiaan yang mengerikan’.
Badan bantuan menyebut pengiriman bantuan melalui udara sebagai metode yang kurang efisien. Medhat Taher, seorang warga Gaza yang mengungsi, dalam wawancara dengan kantor berita Reuters menilai bahwa pendekatan seperti itu sangat tidak memadai.
“Apakah ini sudah cukup untuk sebuah sekolah? Atau sudah cukup untuk 10.000 orang? Lebih baik mengirim bantuan melalui penyeberangan dibandingkan dengan terjun dari parasut,” ujar Taher.
Pada hari Jumat (1/3), Presiden Biden menyatakan komitmennya bahwa AS akan mendorong Israel untuk memfasilitasi pengiriman bantuan melalui truk dan rute yang lebih banyak guna memenuhi kebutuhan masyarakat Gaza.
Di sisi lain, pejabat pemerintahan Biden mengungkapkan bahwa pada hari Sabtu, Israel mengindikasikan persetujuan terhadap gencatan senjata yang baru.
“Ini akan menjadi gencatan senjata enam minggu di Gaza yang dimulai hari ini jika Hamas setuju untuk melepaskan kategori sandera yang rentan, yang sakit, yang terluka, lanjut usia dan wanita,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Misi bantuan pangan pertama dari Amerika Serikat tiba di Gaza melalui pengiriman udara, dengan harapan agar situasi kemanusiaan di wilayah itu segera membaik.
Wakil Presiden AS Kamala Harris akan bertemu dengan anggota kabinet perang Israel Benny Gantz di Washington pada hari Senin (4/3) untuk membahas gencatan senjata dan masalah lainnya.
Pertemuan ini menjadi sorotan utama dalam upaya mediasi antara Amerika Serikat dan Israel terkait konflik di wilayah Gaza. Harris dijadwalkan akan membahas langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencapai perdamaian dan kemanusiaan di wilayah konflik tersebut.
Dalam kejadian pada hari Kamis, 112 orang tewas dan lebih dari 760 orang terluka ketika mereka berada di sekitar truk bantuan di barat daya Kota Gaza. Hamas menuduh Israel menyerang warga sipil, sementara Israel mengklaim sebagian besar korban tewas akibat kecelakaan setelah tembakan peringatan diberikan.
Giorgios Petropoulos, kepala sub-kantor Koordinator PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Gaza, menyatakan kepada BBC bahwa dia dan tim yang dikirim ke rumah sakit al-Shifa menemukan sejumlah besar orang dengan luka tembak. Sementara itu, Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan setidaknya 11 orang di sebuah kamp di Rafah, Gaza selatan, pada Sabtu (1/3).
Ketua Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam serangan tersebut sebagai tindakan yang ‘keterlaluan’. Sementara itu, Tentara Israel membela tindakan mereka sebagai ‘serangan tepat’ terhadap militan Jihad Islam di wilayah Gaza.
Program Pangan Dunia PBB telah memberi peringatan tentang ancaman kelaparan yang semakin mendekati di Gaza utara. Wilayah tersebut hanya menerima sedikit bantuan dalam beberapa pekan terakhir. Menurut PBB, sekitar 300.000 penduduk Gaza utara hidup dalam kondisi kekurangan pangan dan air bersih.
Militer Israel melancarkan serangan udara dan darat skala besar yang diklaim untuk menghancurkan Hamas setelah Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober dan menyandera 253 orang di Gaza.
Bantuan pangan dari Amerika Serikat tiba di Gaza untuk pertama kalinya dengan dijatuhkan dari pesawat terbang. Langkah ini diambil untuk memastikan bantuan mencapai warga Gaza yang membutuhkan di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan kerugian besar. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 30.000 jiwa telah kehilangan nyawa mereka sejak 7 Oktober 2023, termasuk 21.000 anak-anak dan perempuan. Selain itu, sekitar 7.000 orang dilaporkan hilang dan minimal 70.450 orang lainnya mengalami luka-luka.