Mengungkap Signifikansi Sila ke-4, dan Relevansinya dalam Keseharian

indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Setiap sila dalam Pancasila memiliki makna yang mendalam. Begitu pula dengan sila ke-4 Pancasila yang menyatakan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, perwakilan”. Sila ini mengandung prinsip tentang pemerintahan yang berlandaskan demokrasi, di mana kekuasaan ada pada rakyat dan dijalankan dengan bijaksana melalui musyawarah dan perwakilan.

Sila ke-4 Pancasila yang identik dengan negara demokrasi ini memiliki makna yang mendalam. Inilah makna dari Sila ke-4 Pancasila beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai dalam demokrasi Pancasila

Makna Sila ke-4 dalam demokrasi Pancasila mengandung sejumlah nilai penting yang telah diteliti oleh Yusdiyanto pada tahun 2016.

  1. Kebebasan dan tanggung jawab terhadap masyarakat maupun Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
  3. Tidak memaksakan kehendak orang lain.
  4. Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan hasil musyawarah.
  6. Mengutamakan kepentingan bersama atas kepentingan pribadi atau golongan.
  7. Memprioritaskan musyawarah untuk mencapai mufakat.
  8. Mengakui perbedaan dan persamaan setiap individu, kelompok, ras, suku, dan agama.
  9. Memberi amanah kepada wakil-wakil yang dipercayai dapat melaksanakan permusyawaratan.
  10. Mewujudkan keadilan dalam kehidupan sosial supaya dapat meraih tujuan bersama.
READ  Polisi Ditunjukkan Apresiasi, Pelaku Penembakan Relawan Prabowo di Sampang Ditangkap dengan Cepat

Makna Sila ke-4 Pancasila

Berikut ini makna sila ke-4 Pancasila.

1. Menghargai kehendak orang lain

Dalam sebuah musyawarah yang melibatkan sekelompok orang dengan tujuan mencapai mufakat, penting bagi setiap individu untuk menjunjung tinggi prinsip tidak memaksa kehendak orang lain dan menghargai setiap pilihan serta keyakinan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Masyarakat dan negara harus saling menghormati dan menghargai hak setiap individu untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri asal tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain, masyarakat, ataupun negara.

2. Mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara

Masyarakat dan negara memainkan peran kunci dalam pembangunan masyarakat yang makmur dan harmonis. Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip musyawarah dan mufakat tanpa mengorbankan hak individu.

3. Mementingkan pengambilan keputusan bersama melalui musyawarah

Di negara demokrasi, pengambilan keputusan bersama melalui musyawarah adalah metode yang efektif dan relevan. Dalam konteks ini, setiap individu memiliki hak untuk berpendapat dan berpartisipasi.

Budaya musyawarah mengajarkan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam musyawarah memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini bertujuan agar keputusan yang dihasilkan adalah keputusan yang adil dan transparan.

4. Bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama

Musyawarah berperan penting di Indonesia karena membantu dalam mencapai kesepakatan yang didorong oleh semangat kekeluargaan.

Bermusyawarah adalah suatu proses komunikasi untuk mencapai kesepakatan bersama yang dihargai dan dipahami oleh seluruh pihak.

Contoh Penerapan Sila ke-4 Pancasila

Dalam implementasi sila ke-4 Pancasila, prinsip ini dapat diterapkan dengan berbagai cara yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Melakukan musyawarah untuk menyelesaikan permasalahan di kelas

Terdapat struktur organisasi di kelas yang dapat digunakan untuk mengatur permasalahan di kelas dengan lebih baik lagi. Seperti perencanaan jadwal piket kelas atau keputusan lain-lain yang melibatkan seluruh anggota kelas dapat dipimpin oleh ketua dan wakil kelas.

READ  Membangun Fondasi 'Negara Peradaban' untuk Masa Depan Indonesia

2. Tidak Memaksakan Pendapat Orang Lain

Salah satu contoh penerapan Sila ke-4, yaitu tidak memaksakan pendapat orang lain, dapat terlihat dalam lingkungan keluarga. Misalnya, meskipun Ayah berperan sebagai kepala keluarga, ia tidak sepatutnya memaksakan kehendaknya kepada anak-anak dengan cara memaksa mereka untuk menuruti pendapatnya. Anak juga memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya tanpa tekanan dari orang tua. Sikap ini mendorong anak untuk berani berpendapat secara bebas sambil tetap menghormati pandangan orang lain.

3. Aktif melakukan gotong royong masyarakat

Di lingkungan masyarakat kita seharusnya bisa bergaul dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong. Hal ini adalah contoh nyata dari penerapan Sila ke-4 Pancasila yang bertujuan untuk bekerjasama demi kesejahteraan bersama.

4. Menghormati kedua orang tua dan meminta izin

Sebagai anak di lingkungan keluarga, penting meminta izin sebelum keluar dari rumah atau melakukan suatu kegiatan yang berdampak bagi keluarga.

5. Tidak Bersikap Egois dan Mau Menang Sendiri

Ketika melakukan musyawarah untuk mencapai kesepakatan, penting untuk memiliki sikap yang mengutamakan kepentingan bersama. Menurunkan ego dan menghargai pandangan dari orang lain dengan hak dan kepentingan yang sama adalah hal yang sangat dibutuhkan.

Tanpa disadari, makna Sila ke-4 Pancasila telah meresap dalam tatanan kehidupan sehari-hari, mulai dari interaksi di lingkungan keluarga, jenjang pendidikan, hingga dalam dinamika masyarakat.