indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Perum Bulog membeberkan alasan di balik kelangkaan stok beras di sejumlah gerai ritel, termasuk Alfamart. Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, hal ini terjadi karena jumlah stok yang diambil lebih sedikit dibandingkan ritel lain.
Dalam kesempatan tersebut, Bos Bulog mengungkapkan bahwa Alfamart cenderung lebih sedikit mengambil stok beras jika dibandingkan dengan Hypermart atau Transmart. Bos Bulog menjelaskan, “Nah, jika seandainya Alfamart dilaporkan kehabisan stok, hal itu disebabkan karena mereka mengambil stok dalam jumlah yang lebih sedikit daripada Hypermart maupun Transmart,” ujar Bayu saat berbicara dalam acara Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan yang berlangsung di Jakarta pada hari Senin, 4 Maret 2024.
Masalah stok beras kosong di Alfamart kembali menjadi sorotan. Bayu, pihak Bulog, menjelaskan bahwa mekanisme pengambilan stok beras, khususnya SPHP, memerlukan pertanggungjawaban keuangan. Para peritel diharuskan membayar terlebih dahulu sebelum dapat mengambil stok.
“Dalam mekanisme ini, para pengecer melakukan permintaan pembelian agar dana mereka dapat dialokasikan untuk beras SPHP. Mekanismenya melibatkan unsur pertanggungjawaban keuangan,” jelasnya.
Masih terkait dengan hal tersebut, Bayu juga menambahkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah berhasil mendistribusikan beras SPHP ke 52% pengecer dan 45,4% distributor. Namun, dalam proses tersebut, tidak semua pengecer lokal dapat memperoleh pasokan beras tersebut. Bayu menyoroti bahwa salah satu hambatan yang dihadapi adalah dari segi finansial di kalangan pengecer.
“Ini terkait dengan aspek finansial. Tidak semua mitra kami mampu memenuhi kebutuhan finansial agar bisa mengakses beras Subsidi Pemerintah (SPHP),” jelas Bos Bulog.
Kesimpulan
Bos Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa kelangkaan stok beras di Alfamart disebabkan oleh pengambilan stok yang lebih sedikit dibandingkan ritel lain. Mekanisme pengambilan stok beras SPHP melibatkan pertanggungjawaban keuangan, menyebabkan sebagian pengecer kesulitan memperoleh pasokan beras subsidi pemerintah. Meskipun telah berhasil mendistribusikan beras SPHP ke sebagian pengecer dan distributor, tidak semua pengecer lokal mampu memenuhi persyaratan finansial untuk mengakses pasokan beras tersebut.