Laut Merah Bergejolak: Kapal yang Melintas Harus Punya Izin!

indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Kelompok Houthi yang menguasai wilayah Yaman mewajibkan setiap kapal yang melintas di Laut Merah untuk memiliki izin resmi dari otoritas maritim yang mereka kendalikan. Keputusan ini diungkapkan oleh Menteri Telekomunikasi Houthi, Misfer Al-Numair dalam keterangan yang disampaikan pada hari Senin.

Sebagai informasi, Kelompok Militan Houthi secara berulang kali meluncurkan drone dan rudal yang mengincar sejumlah kapal yang berlayar di perairan Teluk Aden. Serangan-serangan ini telah terjadi sejak pertengahan bulan November 2023 dan diyakini sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza yang tengah diserang oleh pasukan Israel.

Serangan Houthi terjadi hampir setiap hari dan memaksa perusahaan pelayaran internasional mengubah rute perjalanan. Banyak kapal kini memilih jalur Afrika Selatan dengan durasi yang lebih lama dan ongkos yang lebih mahal.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Al-Numair melalui siaran Al Masirah TV dan mengutip dari Reuters pada Rabu (6/3/2024). Al-Numair menyatakan, “Kami siap mengurus permintaan izin dan mengidentifikasi kapal-kapal dengan Angkatan Laut Yaman, dan kami konfirmasi jika hal ini adalah untuk keselamatan mereka.”

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengerahkan pasukan untuk menghadapi Houthi. Situasi yang berkembang di Yaman menimbulkan kekhawatiran akan memperluas ketidakstabilan di Timur Tengah karena konflik antara Israel dan Palestina.

Wilayah perairan yang terdampak oleh konflik di Yaman membentang hingga separuh dari Selat Bab al-Mandab, selebar 20 km (12 mil). Laut Merah merupakan jalur pelayaran yang digunakan oleh 15% dari total lalu lintas kapal dunia yang menuju atau meninggalkan Terusan Suez.

Dalam situasi normal, lebih dari seperempat kargo peti kemas global seperti pakaian jadi, peralatan rumah tangga, suku cadang mobil, bahan kimia, dan produk pertanian seperti kopi, biasanya melintasi Terusan Suez.

READ  Patung Reunifikasi Hancur, Apakah Korut-Korsel Akan Berperang?

Sementara itu, Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengaku ragu jika gencatan senjata terjadi di Gaza, Houthi akan menghentikan serangan mereka. Ia menduga aksi Houthi akan berlanjut di Laut Merah.

Spekulasi ini menciptakan ketegangan bagi kapal-kapal dagang yang berlayar melewati Laut Merah. Kini, izin resmi menjadi keharusan bagi kapal-kapal tersebut untuk memastikan keselamatan dan keamanan perjalanan mereka.

Penutupan jalur perdagangan melalui Laut Merah oleh pemerintah Mesir disambut dengan beragam respons dari para pelaku industri pengiriman barang. “Mereka mungkin menyukai gagasan mengendalikan jumlah pengiriman melalui Laut Merah, dan akan melanjutkannya untuk jangka waktu yang tidak ditentukan,” ujar sumber terkait.

Kesimpulan

Kelompok Houthi yang menguasai wilayah Yaman mewajibkan kapal yang melintas di Laut Merah untuk memiliki izin resmi sebagai respon terhadap serangan drone dan rudal mereka. Hal ini berdampak pada rute perjalanan kapal dagang internasional, dengan perusahaan pelayaran memilih jalur yang lebih aman namun dengan biaya lebih tinggi. Situasi konflik di Yaman juga menimbulkan kekhawatiran akan ketidakstabilan di Timur Tengah dan telah mendorong AS dan Inggris untuk menempatkan pasukan. Spekulasi akan kelanjutan aksi Houthi menciptakan ketegangan bagi kapal-kapal dagang, maka izin resmi menjadi keharusan bagi kapal yang berlayar di Laut Merah untuk memastikan keselamatan mereka.