indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Kurikulum Merdeka akan dipindahkan ke status nasional dengan nama Kurikulum Nasional (Kurnas) mulai tahun 2024. Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, telah mengonfirmasi hal ini. Meskipun demikian, belum ada tanggal pasti kapan Kurikulum Merdeka akan resmi berubah menjadi Kurnas.
Menurut Anindito, meskipun Kurikulum Merdeka akan ditetapkan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024, sebagian besar sekolah sebenarnya sudah menerapkannya sebelumnya. Hal ini menjadi sorotan penting terkait implementasi kurikulum baru di Tanah Air.
Ada 27% Sekolah Belum Pakai Kurikulum Merdeka
Lebih lanjut, Nino, panggilan akrab Anindito, menjelaskan langkah-langkah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka menjadi kurnas sudah dimulai sejak 2020. Berlanjut di 2021, prototipe kurnas diterapkan di sekitar 3 ribu sekolah di seluruh Indonesia dan terus berkembang.
Pernyataan tersebut merupakan bagian dari inovasi Kurikulum Nasional (Kurnas) yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
“Kemudian, di tahun 2023 kita buka secara sukarela sekolah mana yang ingin memperbaiki sistem pembelajarannya dengan menerapkan Kurikulum Merdeka,” tambahnya.
Pada 2024, sebanyak 27% satuan pendidikan masih belum menerapkan Kurikulum Merdeka. Nino, dari BSKAP, menjelaskan bahwa mereka terus memberikan dukungan intensif untuk mengurangi persentase tersebut.
“Tinggal tersisa sekitar 27 persen yang belum dan perlu kita bantu secara lebih intensif agar bisa menerapkan Kurikulum Merdeka,” jelas Nino.
Manfaat Kurikulum Merdeka
Salah satu kelebihan yang dipertimbangkan oleh Nino terkait Kurikulum Merdeka yang menjadi Kurnas adalah manfaat positif yang diberikannya bagi para siswa. Peningkatan literasi siswa SMP/sederajat dan SMA/sederajat merupakan salah satu dampak positif yang dihasilkan.
Kurikulum Merdeka diluncurkan pada Februari 2022 untuk menggantikan Kurikulum 2013. Langkah ini dinilai Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim tepat untuk mengejar pendidikan Indonesia yang mengalami learning loss di masa pandemi Covid-19.
Melalui kurikulum baru ini, diharapkan terjadi pembaruan yang signifikan dalam sistem pendidikan nasional. Namun, terdapat fakta bahwa sebanyak 27% sekolah di Indonesia masih belum menerapkan Kurikulum Merdeka, menimbulkan pertanyaan tentang nasib Kurnas ke depannya.
Menjadi kurikulum yang lebih ‘fleksibel’, Nino mengatakan bahwa siswa dan seluruh elemen sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka dibebaskan untuk berkembang. Setelah tiga tahun berjalan, ia menyatakan ada peningkatan yang baik dalam literasi dan numerasi siswa yang menjalani Kurikulum Merdeka, dibandingkan dengan yang menjalani Kurikulum 2013.
Pada tahun 2013, saat Kurikulum 2013 diterapkan, indeks capaian literasi hanya mencapai 2,68. Sebaliknya, sekolah yang telah beralih ke Kurikulum Merdeka justru mengalami lonjakan nilai indeks yang signifikan,” ujar Nino dalam sebuah wawancara.
Indeks ini bervariasi di setiap sekolah, tergantung pada saat penerapan Kurikulum Merdeka dilakukan. Sekolah yang baru menerapkannya pada tahun 2023, memiliki indeks capaian literasi sebesar 4,84. Sementara itu, sekolah yang menerapkan pada tahun 2022 mencapai indeks capaian literasi 5,7, dan bagi yang menerapkan sejak 2021 memiliki indeks 7,15.
Nino mengungkapkan bahwa BSKAP masih terus mengejar 27% sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka. Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa perubahan Kurikulum Merdeka Belajar menjadi kurikulum nasional saat ini bukan lagi isu atau wacana semata.
Kesimpulan
Meskipun Kurikulum Merdeka akan resmi menjadi Kurikulum Nasional (Kurnas) mulai tahun 2024, data menunjukkan bahwa sebanyak 27% sekolah di Indonesia masih belum menerapkannya. Meskipun terdapat tantangan dalam implementasinya, manfaat Kurikulum Merdeka yang telah terbukti, seperti peningkatan literasi siswa, menjadi alasan penting untuk terus memberikan dukungan intensif agar persentase sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka dapat terus berkurang.