Generasi Muda Berperan Dalam Penggusuran Bahasa Daerah

indotim.net (Kamis, 07 Maret 2024) – Kepunahan bahasa daerah di Indonesia merupakan hal yang sulit untuk dihindari. Menurut Putu Eka Guna Yasa, Managing Director BASAbali Wiki, ada tiga faktor utama yang menyebabkan kepunahan bahasa daerah.

Faktor utama yang menyebabkan bahasa daerah bisa punah adalah karena jumlah penutur asli yang semakin berkurang akibat proses migrasi dan mobilitas yang tinggi.

Namun, yang menarik adalah bagaimana generasi muda turut berperan dalam kepunahan bahasa daerah. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Generasi muda dianggap tidak lagi menghargai bahasa daerah saat berkomunikasi. Penggunaan bahasa daerah dianggap ketinggalan zaman dan dianggap kurang prestisius, sehingga lambat laun akan punah,” ungkapnya pada saat acara Peluncuran Kamus Digital BASAsulsel WIKI dan BASAkalimantan di @america Pacific Place Mall, Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Selain itu, faktor ketiga terjadi karena kawin campur antar etnis. Hal ini menyebabkan generasi selanjutnya dianggap bukan keturunan ‘asli’ dari daerah tersebut, yang akhirnya dapat mengakibatkan terputusnya pewarisan bahasa daerah.

Kepunahan Bahasa Daerah Dimulai dari Lingkup Keluarga

Sungguh menyedihkan, Guna yang akrab dengan sebutan itu menjelaskan bahwa kepunahan bahasa daerah bisa dimulai dari lingkup keluarga. Temuan ini telah terbukti melalui penelitian dari Living Tongues Institute for Endangered Languages.

“The Living Tongues meneliti bahasa-bahasa lokal di seluruh dunia. Penelitian itu menyatakan bahwa kepunahan bahasa paling utama disebabkan di ranah keluarga ketika bahasa tersebut tidak lagi diwariskan,” tambahnya.

Untuk menjaga keberlangsungan bahasa daerah, diperlukan upaya yang terus-menerus dilakukan. Salah satunya adalah melalui inisiatif BASAibu Wiki, sebuah organisasi yang mendukung generasi muda untuk menggunakan dan mempromosikan bahasa daerah melalui platform digital.

READ  Rafflesia: Inspirasi Konservasi RI Menyelamatkan dari Kepunahan

Publik dapat mengakses informasi hanya dengan menggunakan perangkat digital yang selalu berada di genggaman tangan. Hal ini memungkinkan para penutur asli untuk mendokumentasikan dan mengembangkan bahasa daerah mereka, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya nasional yang harus dijaga.

Saat ini, organisasi BASAibu Wiki telah merilis kamus digital untuk bahasa Bali yang dapat diakses melalui laman resmi https://dictionary.basabali.org/ dan Kamus Bahasa Makassar dapat diakses melalui tautan berikut https://basasulselwiki.org/DictionaryHome.

Dalam waktu setahun ke depan, BASAibu Wiki juga akan merilis kamus digital khusus Bahasa Banjar di platform BASAkalimantan Wiki.

Masalahnya, kita harus menyadari bahwa masih ada banyak bahasa daerah yang belum tersedia dalam bentuk kamus digital, karena sulitnya mengumpulkan dan mendokumentasikannya.

“Namun dengan semakin terkumpulnya Bahasa Makassar di Sulawesi Selatan dan Bahasa Banjar di Kalimantan, setelah sebelumnya Bali menjadi langkah awal yang positif. Kami memiliki harapan besar agar bahasa daerah kita tidak punah dan kami mengajak para generasi muda untuk bangga menggunakan bahasa ibu mereka sendiri,” tutupnya.

Kesimpulan

Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah di Indonesia. Menurut Putu Eka Guna Yasa, faktor utama kepunahan bahasa daerah melibatkan jumlah penutur asli yang berkurang, pandangan negatif terhadap bahasa daerah oleh generasi muda, serta kawin campur antar etnis. Untuk mengatasi kepunahan bahasa daerah, inisiatif seperti BASAibu Wiki penting sebagai sarana untuk mendokumentasikan, mengembangkan, dan mempromosikan bahasa daerah secara digital. Meskipun masih ada tantangan dalam mengumpulkan dan mendokumentasikan bahasa daerah, langkah-langkah positif seperti peluncuran kamus digital untuk Bahasa Bali, Makassar, dan Banjar menunjukkan kesadaran akan pentingnya melestarikan kekayaan budaya nasional.