indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkapkan bahwa sepinya pembeli di Tanah Abang tidak disebabkan oleh kehadiran e-commerce (toko online), melainkan karena dampak dari banjirnya produk impor murah yang membuat produk lokal kalah bersaing.
Menanggapi keluhan pedagang Tanah Abang yang merasa penjualannya sepi menjelang Ramadan, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki, turut angkat bicara. Ia menyebut bahwa kondisi sepi pembeli di Tanah Abang disebabkan oleh banjir impor yang masuk ke pasar.
Tanah Abang yang biasanya ramai dengan konsumen yang berbondong-bondong mencari busana baru untuk Idul Fitri, kini terlihat lengang. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, terutama dalam upaya menjaga agar produk dalam negeri tetap diminati oleh masyarakat.
“Sebenarnya, sudah lama kami mengangkat masalah ini bahwa banyak produk konsumen, terutama di Tanah Abang, yaitu produk pakaian jadi, tidak mampu bersaing dengan produk impor. Termasuk juga produk impor yang dijual secara online. Ini bukan hanya masalah penjualan offline, tetapi juga online,” ujar Teten ketika diwawancarai di Kantor Kementerian UKM, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Oleh karena itu, pemerintah akan menerapkan kebijakan pengetatan terhadap produk impor. Menurutnya, dampak dari banjir impor ini tidak hanya dirasakan oleh pedagang offline, tetapi juga pelaku bisnis online.
Pada kesempatan tersebut, Menkop UKM menyampaikan, “Sehingga Pak Presiden waktu itu dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu sudah meminta ada pengaturan pengetatan impor konsumer good barang-barang konsumsi dari luar, supaya produk dalam negeri tidak terpukul baik yang dijual di offline maupun di online ya saya kira itu aja yang perlu segera diimplementasikan,” jelasnya.
Beberapa bulan belakangan pedagang Tanah Abang mengeluhkan penjualan yang menurun. Sebelumnya, Teten Masduki pernah menyebut ada penurunan omzet pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat hingga 50%. Menurutnya, kondisi ini bisa saja menjadi permanen.
Selain itu, faktor banjir impor juga turut berkontribusi terhadap sepi pembeli di Tanah Abang. Banjir impor tersebut membuat persaingan semakin ketat bagi pedagang lokal. Hal ini membuat pedagang kesulitan untuk bertahan dan beradaptasi dengan situasi yang terus berubah.
“Tadi saya diskusi dengan PD Pasar Jaya, memang terjadi penurunan. Kemungkinan bisa permanen walaupun pada waktu-waktu tertentu seperti Lebaran akhir tahun ada peningkatan, tapi bisa dipastikan dampak penurunannya bisa permanen,” katanya di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2023).
Teten menyebut pedagang di Pasar Tanah Abang sebenarnya sudah mencoba berjualan secara online. Namun, mereka mengalami kegagalan dalam bersaing dengan barang impor yang dijual secara online dengan harga yang lebih murah.
Kesimpulan
Penurunan pembeli di Tanah Abang disebabkan oleh banjir barang impor yang membuat produk lokal kalah bersaing, bukan karena e-commerce. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyatakan bahwa pemerintah akan menerapkan kebijakan pengetatan terhadap produk impor untuk menjaga produk dalam negeri tetap diminati. Pedagang di Tanah Abang mengalami penurunan omzet hingga 50% dan kesulitan bersaing dengan barang impor yang dijual secara online dengan harga lebih murah, yang dapat menyebabkan dampak penurunan tersebut menjadi permanen.