indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia akan tetap mempercepat pertumbuhan ekonominya saat ini, meskipun terjadi pelemahan ekonomi di berbagai negara maju.
Luhut menyatakan pemahaman semua pihak terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat dan China yang masih mengalami pelemahan, kedua negara tersebut merupakan pemain besar dalam perekonomian global saat ini. Potensi pelemahan tersebut, menurutnya, berpotensi untuk merembet ke Indonesia.
“Saat ini kita semua menyadari kondisi ekonomi global yang melemah, baik di China akibat penurunan sektor properti maupun di Amerika karena tingginya tingkat utang yang mereka miliki, dan faktor-faktor lainnya. Tentu saja, hal tersebut akan berdampak pada kita, namun ada satu hal yang sering terlupakan,” ungkap Luhut dalam postingan di akun Instagram resminya, @luhut.pandjaitan, pada Jumat (8/3/2024).
Meskipun mendapati potensi penurunan akibat situasi global, Luhut tetap yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap subur, bahkan mencapai 6% setiap tahun. Kuncinya, adalah kelanjutan optimalisasi digitalisasi di segala sektor.
Luhut menegaskan pentingnya integrasi peraturan yang mendukung capaian tupoksi, tanpa mengunci satu sama lain. Keyakinan Luhut terhadap kemampuan Indonesia untuk tetap stabil di tengah badai besar krisis global semakin kuat.
Menurut Luhut, “Ada hal yang sering kali terlupakan, banyak di antara kita lupa, bahwa pemerintah tengah giat melakukan transformasi besar tanpa disadari.”
Dalam kesempatan tersebut, Luhut juga memberikan contoh keberhasilan transformasi digital yang telah dilakukan oleh pemerintah. Salah satu contohnya adalah penerapan sistem belanja barang dan jasa pemerintah yang menggunakan basis digital atau e-katalog.
Luhut meyakini bahwa sistem yang diterapkan dapat meningkatkan efisiensi pengeluaran negara, bukan sekadar menghabiskan anggaran saja. Selain itu, sistem ini juga dapat menutup celah korupsi yang biasanya terjadi dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Menurut Luhut, salah satunya adalah melalui transformasi e-katalog yang dapat meningkatkan efisiensi dan pembangunan yang berkualitas. Ini tidak hanya tentang pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, tetapi juga pengeluaran yang berkualitas. Uang yang dihabiskan harus memiliki tujuan yang jelas.
Di samping itu, terdapat pula sistem pendataan untuk industri pertambangan batu bara yang dikenal dengan nama SIMBARA, kini sedang digunakan oleh pemerintah. Menurut Luhut, sistem ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan pendapatan dari sektor pertambangan, baik melalui pajak maupun royalti.
“Penerimaan pajak dan royalti dari batu bara dengan menggunakan SIMBARA itu kita bisa naik berapa puluh persen penerimaan pajak kita, royalti kita yang dulu itu sulit,” jelas Luhut.
Menyadari sulitnya mengawasi sektor pertambangan karena kendala dalam pengecekan data produksi maupun penjualan, Luhut selalu menyampaikan pendapatnya. Namun, kemunculan SIMBARA membawa angin segar dengan menyajikan data yang lebih transparan, sehingga proses pengawasan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Menyikapi kondisi ekonomi global yang melemah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimis bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 6%.
Dalam sebuah wawancara terbaru, Luhut mengungkapkan terobosan baru terkait pengelolaan sektor tambang di Indonesia. “Sekarang setiap orang yang punya tambang masuk dalam sistem SIMBARA ini, begitu Anda masuk di SIMBARA ini Anda otomatis akan membayar royalti, membayar pajak dan kemudian kita tahu jumlah produksimu, kadarmu, ekspormu ke mana, kapan, kapal apa, dan seterusnya,” jelas Luhut.
Luhut menyebutkan bahwa sistem pendataan sejenis SIMBARA juga akan diberlakukan untuk berbagai komoditas sumber daya lain yang menjadi keunggulan Indonesia. Mulai dari nikel, kelapa sawit, hingga rumput laut.
“Kami bertekad untuk terus melaksanakan strategi yang tepat guna meningkatkan kinerja sektor pertambangan dan energi. Ke depan, kami akan menerapkan hal tersebut untuk nikel, rumput laut, kelapa sawit, dan komoditas lain yang menjadi sumber penerimaan negara lainnya,” ujar Luhut dengan keyakinan.
Kesimpulan
Meskipun terjadi ketidakpastian global dengan pelemahan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimis bahwa Indonesia tetap dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, dengan kunci utamanya adalah optimalisasi digitalisasi di berbagai sektor. Luhut juga menegaskan pentingnya integrasi peraturan yang mendukung capaian tupoksi untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah badai besar krisis global.