indotim.net (Jumat, 12 Januari 2024) – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan bahwa serangan militer AS dan Inggris terhadap target Houthi di Yaman adalah tindakan “defensif”. Biden juga memperingatkan adanya tindakan lebih lanjut jika Houthi, yang mendapat dukungan dari Iran, terus melancarkan serangan terhadap kapal di Laut Merah.
Seperti yang dilaporkan oleh AFP, pada Jumat (12/1/2024), Presiden Biden menyatakan bahwa intervensi militer AS yang terbaru di kawasan tersebut diperlukan karena serangan-serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Laut Merah. Serangan-serangan ini semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir dan dapat “membahayakan kebebasan navigasi di salah satu jalur perairan yang paling penting di dunia.”
“Serangan-serangan ini telah membahayakan anggota militer AS, awak kapal sipil, dan mitra-mitra kami. Selain itu, serangan ini juga mengancam perdagangan dan kebebasan navigasi,” tegas Biden dalam pernyataannya.
“Saya tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut guna melindungi rakyat kami dan memastikan kelancaran arus perdagangan internasional, jika diperlukan,” tegaskan Presiden AS yang berusia 81 tahun tersebut.
AS melancarkan serangan terhadap lebih dari selusin target Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1) malam waktu setempat. Jet-jet tempur, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam AS terlibat dalam serangan ini. Tujuan utama serangan tersebut adalah memberikan balasan atas serangan-serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah.
Dalam pernyataannya, Presiden Biden mengecam serangan yang dilakukan oleh AS dan Inggris sebagai respons terhadap serentetan 27 serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap kapal-kapal di jalur laut internasional yang sangat sibuk di Laut Merah. Serangan-serangan tersebut dikategorikan sebagai yang paling intens yang pernah terjadi.
Salah satu serangan Houthi tersebut, menurut pernyataan Biden, menggunakan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video ‘DK PBB Sahkan Resolusi Tuntut Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah’:
Menteri Pertahanan (Menhan) Lloyd Austin yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah didiagnosis kanker prostat, menyatakan serangan yang dilancarkan oleh AS dan Inggris bertujuan untuk “mengganggu dan melemahkan” kemampuan Houthi dalam menyerang jalur pelayaran internasional.
“Serangan hari ini ditujukan ke lokasi terkait kendaraan udara tak berawak, rudal balistik dan rudal jelajah Houthi, serta radar pesisir dan kemampuan pengawasan udara,” ungkap Austin dalam pernyataannya.
Serangan Barat tersebut berpotensi meningkatkan ketegangan regional. Serangan ini dilakukan setelah Biden memperingatkan eskalasi konflik di Timur Tengah pasca serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.
Houthi yang mendapatkan dukungan dari Iran telah menegaskan bahwa serangan-serangannya di Laut Merah sebagai respons terhadap serangan militer Israel di Jalur Gaza. Houthi juga berjanji untuk membalas setiap serangan terhadap aset mereka di Yaman.
Belum ada respons terbaru dari pihak Houthi terkait serangkaian serangan militer yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan Inggris.
Kesimpulan
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam serangan kelompok Houthi di Yaman dan menyatakan bahwa serangan militer AS dan Inggris terhadap target Houthi adalah tindakan “defensif”. Biden memperingatkan Houthi untuk berhenti melancarkan serangan terhadap kapal di Laut Merah, yang dapat membahayakan kebebasan navigasi dan perdagangan internasional. Pernyataan ini menegaskan bahwa AS akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut guna melindungi rakyatnya dan memastikan kelancaran arus perdagangan internasional jika diperlukan. Serangan yang dilancarkan oleh AS dan Inggris bertujuan untuk mengganggu dan melemahkan kemampuan Houthi dalam menyerang jalur pelayaran internasional. Serangan ini berpotensi meningkatkan ketegangan regional, namun belum ada respons terbaru dari Houthi terkait serangkaian serangan militer yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan Inggris.