indotim.net (Minggu, 14 Januari 2024) – Puluhan ribu massa melakukan demonstrasi di Washington DC pada Sabtu kemarin untuk menuntut gencatan senjata di jalur Gaza. Massa juga menuntut berakhirnya bantuan militer Amerika Serikat kepada Israel.
Dalam laporan Anadolu Agency, pada Minggu (14/1/2024), sebuah aksi protes diadakan oleh Satuan Tugas Muslim Amerika untuk Palestina, yaitu Koalisi ANSWER (Act Now to Stop War and Racism) di Washington. Aksi dimulai dengan pidato dari warga Amerika yang keluarganya menjadi korban di Gaza.
Massa yang terdiri dari ribuan orang berkumpul di Washington D.C. pada hari Sabtu untuk menyuarakan tuntutan mereka terhadap gencatan senjata di Gaza. Aksi protes ini digelar untuk mengecam kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut dan untuk menghentikan pertumpahan darah yang tidak berkesudahan.
Salah satu peserta aksi, Alaa Hussein Ali, warga negara bagian Michigan, berbicara mengenai tragedi yang menimpa keluarganya di Gaza. Menurutnya, lebih dari 100 anggota keluarganya, termasuk lebih dari 60 anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka akibat apa yang dia gambarkan sebagai “genosida” yang dilakukan oleh pihak Israel.
Seorang narasumber mengungkapkan bahwa saudara laki-lakinya pergi mencari air dalam ‘perjalanan berbahaya’ dari utara ke selatan Gaza, namun tidak pernah kembali karena dibunuh penembak jitu Israel.
“Dia ditembak beberapa kali di dadanya. Dan dia ditemukan lima hari kemudian di salah satu rumah sakit di Gaza,” ujar narasumber.
Selain itu, seorang apoteker Palestina-Amerika dari Gaza, Adam, mengungkapkan bahwa ia telah kehilangan lebih dari 100 anggota keluarganya, termasuk ayahnya, dalam serangan yang dilancarkan oleh Israel.
“Israel telah membunuh seseorang yang memiliki cinta terhadap kehidupan, perdamaian, sesama manusia, dan alam. Dan yang paling penting, dia sangat mencintai cucu-cucunya,” ucapnya.
“Kisah setiap anggota keluarga yang dibunuh adalah kesaksian terhadap genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.
Menurutnya, Presiden AS Joe Biden dapat dengan mudah menghentikan perbuatan genosida tersebut. Dia mencontohkan, Biden bisa menghubungi pihak Israel untuk menghentikan perang.
“Presiden Biden dapat dengan mudah menghentikan genosida ini.”
“Dia dapat dengan mudah menelepon dan menelepon Israel untuk menghentikan kegilaan ini,” tambahnya.
Dalam aksi tersebut, massa yang berkumpul di Washington berteriak ‘Bebaskan Palestina’ dan ‘Gencatan Senjata Sekarang’. Mereka juga membawa poster dengan tulisan ‘Akhiri perang di Gaza’ dan ‘Biarkan Gaza Hidup’.
Unjuk rasa berlanjut dengan pidato dari aktivis terkemuka, tokoh masyarakat, dan selebriti sebelum para pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan ibu kota Amerika Serikat.
Kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael al-Dahdouh, bersama istri, dua putra, anak perempuannya, dan seorang cucunya, menjadi korban serangan Israel yang mengakibatkan meninggal dunia. Wael al-Dahdouh adalah salah satu dari mereka yang menyampaikan pidato melalui tautan video kepada massa yang tengah melakukan aksi protes. Selain itu, dalam aksi tersebut juga turut serta calon presiden AS Cornel West dan Jill Stein, serta Ilyasah Shabazz, putri Malcolm X.
Mengacu pada jumlah korban jiwa yang mencapai 112 jurnalis dan fotografer tewas dalam serangan udara selama tiga bulan terakhir, al-Dahdouh menyebutkan bahwa angka tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam konteks perang, bahkan dalam periode perang Vietnam selama 20 tahun.
“Tampaknya pendudukan Israel tidak ingin kami melakukan tugas kami secara maksimal,” kata salah satu peserta aksi. “Kami menjamin Anda bahwa kami akan terus membawa pesan ini, dan memenuhi tugas ini.”
Salah satu penyelenggaranya, the Council on American-Islamic Relations (CAIR), mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mengirim surat kepada Presiden AS Joe Biden dan mendesaknya untuk “berhenti mendukung kejahatan perang Israel di Gaza.” Dalam surat tersebut, CAIR mengingatkan bahwa kebijakan AS terhadap Gaza telah “sangat” merusak hubungannya dengan komunitas Muslim.
Kesimpulan
Puluhan ribu massa melakukan demonstrasi di Washington DC pada Sabtu kemarin untuk menuntut gencatan senjata di Gaza dan berakhirnya bantuan militer Amerika Serikat kepada Israel. Aksi protes ini digelar untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah di Gaza. Massa membawa poster dengan tuntutan seperti “Akhiri perang di Gaza” dan “Biarkan Gaza Hidup”, serta berteriak ‘Bebaskan Palestina’ dan ‘Gencatan Senjata Sekarang’. Para pengunjuk rasa juga mendengarkan pidato dari aktivis terkemuka dan tokoh masyarakat, termasuk pidato yang disampaikan oleh Wael al-Dahdouh, kepala biro Al Jazeera di Gaza, yang kehilangan anggota keluarganya dalam serangan Israel. Aksi protes ini merupakan bentuk perlawanan terhadap genosida yang sedang terjadi di Gaza dan mengingatkan Presiden AS Joe Biden untuk melibatkan dirinya dalam menghentikan kekerasan tersebut.