Houthi Siap Berperang Hebat setelah AS Menyerang Yaman

indotim.net (Minggu, 14 Januari 2024) – Milisi Houthi mengancam akan membalas serangan setelah Amerika Serikat melancarkan serangan lain di Yaman pada Sabtu. Serangan itu semakin meningkatkan ketegangan saat Washington berjanji untuk melindungi pengiriman dari serangan Houthi.

Dilaporkan oleh Reuters pada Minggu (14/1/2024), serangan tersebut menambah kekhawatiran akan eskalasi konflik yang telah meluas di Timur Tengah. Konflik ini dimulai ketika kelompok militan Palestina, Hamas, dan Israel terlibat dalam perang. Perseteruan ini melibatkan juga sekutu Iran yang turut terlibat dari Lebanon, Suriah, dan Irak.

Presiden Joe Biden menyatakan bahwa Amerika Serikat telah mengirimkan pesan pribadi kepada Iran terkait serangan yang dilakukan oleh Houthi. Namun, Biden tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

“Kami menyampaikannya secara pribadi dan kami yakin kami telah mempersiapkannya dengan baik,” ujar Biden.

Serangan terbaru AS terjadi sehari setelah puluhan serangan Amerika dan Inggris terhadap fasilitas Houthi di Yaman. Jubir Houthi menyatakan serangan tersebut akan direspons secara tegas dan kuat.

“Serangan terbaru ini akan mendapatkan respons yang tegas, kuat, dan efektif,” kata juru bicara Houthi Nasruldeen Amer kepada Al Jazeera. Ia menambahkan bahwa tidak ada korban luka atau “kerusakan material”.

Sementara itu, Jurubicara Houthi lainnya, Mohammed Abdulsalam, mengungkapkan kepada Reuters bahwa serangan-serangan tersebut, termasuk serangan semalam yang menghantam pangkalan militer di Sanaa, tidak signifikan dalam mempengaruhi kemampuan kelompok ini dalam menghalangi kapal Israel yang bergerak melintasi Laut Merah dan Laut Arab.

Penting untuk dicatat bahwa Pentagon mengungkapkan pada hari Jumat bahwa serangan yang dilakukan oleh AS-Inggris mempunyai “dampak yang baik” dalam konflik di Yaman.

Lebih lanjut, Utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, pada Sabtu menyerukan agar semua pihak yang terlibat menahan diri dan memperingatkan situasi yang semakin berbahaya di wilayah tersebut.

READ  Militer Korea Selatan Temukan Rudal Balistik Korut yang Jatuh di Laut Jepang, Mengungkap Ketegangan Regional

Sementara itu, Kelompok Houthi menjelaskan bahwa kampanye maritim yang mereka lakukan bertujuan untuk mendukung warga Palestina yang tengah menghadapi pengepungan dan serangan Israel di Gaza. Mereka mengklaim bahwa banyak kapal yang mereka serang tidak memiliki hubungan dengan Israel.

Sebelumnya, kapal perusak berpeluru kendali Carney menggunakan rudal Tomahawk melancarkan serangan berlanjut pada Sabtu pagi waktu setempat. Serangan ini dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dengan tujuan mengurangi kemampuan Houthi.

“Untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial,” kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan di X.

Kesimpulan

Milisi Houthi mengancam akan membalas serangan setelah Amerika Serikat melancarkan serangan lain di Yaman. Serangan ini menambah ketegangan dalam konflik yang telah meluas di Timur Tengah, yang melibatkan Israel, Hamas, dan sekutu Iran. Meskipun Presiden Joe Biden menyatakan bahwa Amerika Serikat telah mengirimkan pesan pribadi kepada Iran terkait serangan Houthi, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Houthi mengungkapkan bahwa serangan terhadap mereka akan mendapatkan respons yang tegas dan kuat, namun juru bicara lainnya menyatakan bahwa serangan tersebut tidak signifikan dalam mempengaruhi kemampuan kelompok ini dalam menghalangi kapal Israel yang bergerak melintasi Laut Merah dan Laut Arab. Pentagon menyebut serangan AS-Inggris memiliki “dampak yang baik” dalam konflik di Yaman. Utusan khusus PBB untuk Yaman memperingatkan situasi yang semakin berbahaya di wilayah tersebut, sementara Houthi menjelaskan bahwa kampanye maritim mereka bertujuan untuk mendukung warga Palestina yang tengah menghadapi serangan Israel di Gaza. Serangan terhadap Houthi terus dilancarkan untuk mengurangi kemampuan mereka dalam menyerang kapal maritim.