Hamas: Nasib Banyak Sandera Tidak Jelas, Tudingan Israel Mencekik

indotim.net (Senin, 15 Januari 2024) – Kelompok Hamas mengungkapkan bahwa banyak sandera Israel yang berada di wilayah Jalur Gaza tidak diketahui nasibnya, dan diperkirakan sebagian besar dari mereka telah meninggal dunia. Hamas menyalahkan Israel atas keadaan yang menimpa warga mereka di daerah Palestina tersebut.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (15/1/2024), hal tersebut disampaikan oleh juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, yang pertama kali dalam beberapa minggu muncul dalam tayangan televisi terkait Hamas pada Minggu (14/1) waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Ubaida mengungkapkan bahwa ada banyak sandera yang “mungkin telah terbunuh” di Jalur Gaza. Ia menyalahkan Israel atas nasib malang para sandera ini.

Otoritas Israel sebelumnya melaporkan bahwa lebih dari 240 orang telah diculik dari wilayahnya dan disandera di wilayah Jalur Gaza. Puluhan sandera, terutama perempuan dan anak-anak, telah dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata berlangsung singkat pada November tahun lalu.

Lebih dari 100 sandera lainnya diperkirakan masih berada di daerah kantong Palestina tersebut. Otoritas Tel Aviv semakin mendapat tekanan dari keluarga para sandera agar memperjuangkan pembebasan mereka.

Sekretaris Jenderal Hamas, Ubaida, mengatakan bahwa ada banyak sandera yang nasibnya tak jelas akibat agresi Israel. Menurutnya, Israel bertanggung jawab atas keadaan ini.

Ubaida juga menegaskan bahwa, “Perundingan apa pun sebelum dihentikannya agresi Israel, tidak akan ada gunanya.”

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, menurut Ubaida, merupakan respons terhadap “pembantaian terhadap rakyat kami yang dilakukan oleh penjajah dan gengnya” selama 100 tahun terakhir.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Otoritas Israel sebelumnya melaporkan sekitar 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas tersebut – jumlah korban jiwa terbesar dalam satu hari sejak berdirinya negara Israel tahun 1948 silam.

READ  Lebih dari Setengah Pemilih Puji Kualitas Pemilu 2024!

Serangan Hamas itu memicu respons besar-besaran dari Israel yang menggempur Jalur Gaza melalui udara, darat, dan laut.

Menurut laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, sejak Oktober tahun lalu sudah terjadi rentetan serangan Israel yang menyebabkan sedikitnya 23.843 orang tewas. Mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Dalam pernyataannya, Ubaida juga menyebutkan bahwa para petempur dari sayap bersenjata Hamas telah menyerang dan melumpuhkan sekitar 1.000 kendaraan militer Israel.

Lebih jauh lagi, Ubaida menyebutkan bahwa Hamas telah menerima laporan dari beberapa pihak dalam front perlawanan mengenai rencana mereka untuk meningkatkan serangan terhadap musuh Israel dalam beberapa hari mendatang.

Belum ada tanggapan Israel mengenai pernyataan terbaru Hamas yang menyebutkan bahwa banyak sandera yang tak jelas nasibnya.

Kesimpulan

Kelompok Hamas mengungkapkan bahwa banyak sandera Israel yang berada di wilayah Jalur Gaza tidak diketahui nasibnya, dan diperkirakan sebagian besar dari mereka telah meninggal dunia. Hamas menyalahkan Israel atas keadaan ini. Otoritas Israel sebelumnya melaporkan bahwa lebih dari 240 orang telah diculik dan disandera di Jalur Gaza. Lebih dari 100 sandera diperkirakan masih berada di daerah Palestina tersebut. Sekretaris Jenderal Hamas, Abu Ubaida, menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab atas nasib sandera ini dan bahwa tidak akan ada perundingan sebelum agresi Israel dihentikan. Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu didasarkan pada respons terhadap pembantaian terhadap rakyat Palestina yang dilakukan oleh penjajah selama 100 tahun terakhir. Serangan tersebut memicu respons besar-besaran dari Israel yang menyebabkan banyak korban. Lebih dari 23.000 orang tewas sejak Oktober tahun lalu, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Hamas juga mengklaim telah melumpuhkan sekitar 1.000 kendaraan militer Israel dan menerima laporan mengenai rencana peningkatan serangan terhadap Israel dalam beberapa hari mendatang.

READ  Israel Teguh Lanjut Perang di Gaza Meski Ada Gugatan Genosida