TKN Membahas Komunikasi Penuh Tantangan Antar Ganjar-Anies: Misi Pilpres Sekali Putaran

indotim.net (Senin, 15 Januari 2024) – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menanggapi pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani mengenai adanya jalinan komunikasi antara Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md sebagai persiapan penggabungan kekuatan untuk putaran kedua.

Tim Kampanye Nasional (TKN) anggota Jokowi-Ma’ruf Amin, Ganjar Pranowo menjelaskan tentang komunikasi antara Joko Widodo dan Anies Baswedan. Menurutnya, mereka berdua fokus untuk mempersiapkan Pilpres dan tidak ada pembicaraan politik lainnya.

Ganjar menegaskan bahwa tidak ada rencana atau agenda politik apapun di balik pertemuan mereka. Ia juga menyebut bahwa Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, lebih memilih berkomunikasi langsung dengan rakyat untuk misi menghemat uang negara.

“Monggo silahkan (komunikasi), ra popo. Saat ini Prabowo-Gibran lebih senang berkomunikasi langsung dengan rakyat, baik secara formal, non formal, maupun informal. Kami berusaha menghemat uang rakyat sebesar Rp 27 triliun dengan menjadikan pilpres ini cukup dilakukan sekali putaran,” ujar Nusron dalam keterangan tertulis.

Kemudian, Nusron menjelaskan bahwa penghematan tersebut sangat penting bagi rakyat Indonesia.

“Rakyat Indonesia juga perlu mengetahui bahwa jika terjadi putaran kedua, itu menghabiskan uang rakyat, uang negara sekitar 27 triliun rupiah. Rp 17 triliun biaya penyelenggaraan, Rp 10 triliun biaya keamanan,” jelasnya.

“Dengan situasi hari ini, uang rakyat sebesar Rp 27 triliun ini sangat berharga. Uang tersebut bisa digunakan untuk kepentingan lain seperti bantuan sosial dan program-program lain yang dibutuhkan. Terlebih lagi, setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres), kita akan memasuki bulan Ramadhan dan Lebaran yang membutuhkan perhatian khusus,” lanjutnya.

Nusron menilai pemilihan presiden sebanyak dua putaran selain menimbulkan kekacauan politik yang lebih lama juga akan mengakibatkan pemborosan uang rakyat.

READ  KPU Teruskan Perhitungan, Ganjar-Mahfud Memimpin di Helsinki-Chicago

“Memang benar bahwa ini menjadi hak rakyat jika akhirnya dilakukan dua putaran pemilihan dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 27 triliun lagi. Namun, juga menjadi hak rakyat jika mereka menginginkan agar gegap gempita politik ini segera berakhir dan uang mereka dapat dihemat untuk keperluan lain,” ujar seorang narasumber.

Nusron mengajak rakyat Indonesia untuk berhemat dengan memilih satu putaran saja dalam pemilihan presiden tanggal 14 Februari nanti.

“Saat ini, kita memiliki peluang untuk menjalani Pemilihan Presiden hanya dalam satu putaran dengan memilih Prabowo-Gibran pada tanggal 14 Februari mendatang. Keputusan ada di tangan rakyat. Dengan memilih pemimpin yang kuat, ikhlas, dan memiliki program yang jelas, kita juga akan mendapatkan penghematan anggaran sebesar Rp 27 Triliun. Ini merupakan keuntungan berlipat ganda,” ungkap narasumber.

“Kalau bisa hemat, ngapain harus boros,” pungkasnya.

Kesimpulan

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menjelaskan bahwa komunikasi antara Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md adalah untuk persiapan penggabungan kekuatan di putaran kedua Pilpres. Namun, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa tidak ada rencana politik di balik pertemuan mereka. Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, lebih memilih berkomunikasi langsung dengan rakyat untuk misi menghemat uang negara yang diperkirakan mencapai Rp 27 triliun jika terjadi putaran kedua. Hal ini sangat penting mengingat penghematan tersebut bisa digunakan untuk kepentingan lain seperti bantuan sosial dan program lain yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Nusron mengajak agar pemilihan presiden hanya dilakukan dalam satu putaran saja pada tanggal 14 Februari untuk menghemat anggaran sebesar Rp 27 Triliun.

READ  Paus Fransiskus: Misinterpretasi Deklarasi Pemberkatan Pasangan Sejenis