indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Perjalanan politik Maruarar Siarait di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah berakhir. Pengunduran diri pria yang akrab disapa Ara Sirait ini dikabulkan oleh PDIP.
Pada hari Senin (15/1), pukul 18.19 WIB, Maruarar Sirait datang ke kantor DPP PDIP yang terletak di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Setelah satu jam berlalu, pukul 19.19 WIB, Maruarar Sirait keluar dari kantor DPP PDIP dan secara resmi mengumumkan pamitnya dari PDIP.
Saat berada di kantor DPP PDIP, Ara mengembalikan KTA PDIP kepada petinggi DPP PDIP. KTA PDIP milik Maruarar Siarit diterima oleh Wasekjen PDIP, Utut Adianto, dengan dihadiri juga oleh Wabendum PDIP, Rudianto Tjen.
“Pak Utut sahabat saya, wakil sekjen DPP PDIP, saya izin pamit dari PDIP. Sampaikan salam hormat kepada Ibu Ketua Umum, Ibu Mega, dan Mas Hasto Sekjen, dan teman-teman para senior,” kata Maruarar dalam video yang diunggah di akun media sosialnya, Senin (15/1/2024).
Ara, sapaan akrab Maruarar, mengirimkan salam kepada para kader senior dan junior PDIP, serta Taruna Merah Putih atau TMP. Ara pernah menjabat sebagai Ketua TMP. Ara juga mengungkapkan permintaan maafnya kepada jajaran DPP dan kader PDIP.
“Karena selama ini saya memiliki banyak kekurangan, saya dengan tulus memohon maaf. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk berkarier dalam dunia politik dan izin yang diberikan untuk mengikuti jejak Bapak Jokowi,” ujar Maruarar Sirait.
Ikuti Langkah Jokowi
Ara memutuskan mengikuti langkah politik Presiden Jokowi karena merasa cocok dan sesuai hati nuraninya. Ara menilai kepuasan masyarakat terhadap Jokowi masih tinggi.
“Saya percaya dan saya merasa cocok dengan hati dan nurani saya, bahwa Bapak Jokowi sangat berusaha membawa kemanusiaan kepada rakyat Indonesia, termasuk kami. Saya juga mencatat bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Bapak Jokowi sangatlah tinggi. Dan saya sebagai bagian dari rakyat Indonesia memilih untuk mendukung Bapak Jokowi,” ucap Ara.
Ara mengakui bahwa ayahnya, Sabam Sirait, merupakan salah satu pendiri PDIP. Namun, Ara juga mengingat pesan penting yang pernah disampaikan Sabam yaitu untuk menjaga kepemimpinan Jokowi.
“Mohon maaf sekali lagi kalau banyak kekurangan, Pak, saya kembalikan kartu anggota ini. Memang benar Bapak saya pendiri PDI dan saya bertanggung jawab atas ucapan tersebut, karena dulu Bapak saya juga pernah mengatakan untuk menjaga dan mendukung, Pak Jokowi, karena beliau baik dan benar. Jadi, itu adalah pendapat saya yang tulus, sesuai dengan hati saya,” ujarnya.
Jejak Politik Ara Sirait
Maruarar Sirait lahir di Medan pada tanggal 23 Desember 1969. Meskipun demikian, masa sekolahnya dihabiskan di Jakarta dan Bandung untuk kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Parahyangan.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Ara aktif terlibat dalam politik praktis dengan bergabung dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Keputusan Ara untuk bergabung dengan PDIP dapat ditelusuri dari jejak ayahnya, Sabam Sirait.
Ara adalah seorang anggota DPR RI dari Fraksi PDIP selama tiga periode, yaitu 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Selama meniti karirnya, Ara dikenal sebagai sosok yang vokal di Senayan.
Selain itu, Ara juga menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga PDI Perjuangan untuk masa bakti 2005-2010. Dalam perannya, Ara menginisiasi pendirian Taruna Merah Putih, organisasi kepemudaan yang di bawah naungan PDIP pada tahun 2005.
Saksikan Live DetikPagi:
Maruarar Sirait, yang merupakan mantan Ketua Umum Badan Musyawarah Nasional (Bamus) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), akhirnya mengakhiri perjalanan politiknya di partai tersebut.
Kepastian ini diumumkan dalam sebuah acara rapat pleno yang dilaksanakan di Kantor DPP PDIP pada hari Selasa (12/10).
Dalam acara tersebut, Siriart menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh pengurus dan kader PDIP yang telah mendukungnya selama ini.
“Saya berterima kasih kepada seluruh pengurus. Saya melepaskan jabatan untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk lebih berkembang,” ujarnya.
Maruarar Sirait yang juga dikenal sebagai Ketua Dewan Kehormatan Penyiaran Indonesia (DKPI) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyatakan bahwa saat ini dirinya sudah tidak lagi menjadi anggota dan tidak memiliki jabatan di PDIP.
Maruarar Sirait telah bergabung dengan PDIP sejak era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri dan telah menduduki beberapa posisi penting dalam partai tersebut.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, muncul perbedaan pendapat antara Maruarar Sirait dan sejumlah pengurus partai terkait strategi politik yang akan dijalankan.
Keputusan Maruarar Sirait ini tidak terlepas dari dinamika internal partai, yang saat ini tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi Pemilu 2024 dan memperkuat struktur organisasi.
Maruarar Sirait sendiri belum memutuskan langkah politik selanjutnya setelah meninggalkan PDIP.