indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan dari negara-negara Andean akan mengadakan pertemuan darurat akhir pekan ini. Pemerintah Peru mengatakan pertemuan ini akan membahas masalah kejahatan narkoba lintas perbatasan yang telah membawa Ekuador ke dalam krisis keamanan.
Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola, mengatakan bahwa pertemuan di Lima, Peru, pada Minggu ini akan fokus pada cara-cara untuk menghadapi kejahatan transnasional. Khususnya, terkait pemberantasan narkoba.
“Kita harus menghentikan perdagangan narkoba, yang merupakan sumber utama pendanaan untuk masalah yang telah menimbulkan kematian, kekacauan, dan kecemasan di negara tetangga kita, Ekuador,” kata Alberto Otarola seperti dilansir AFP, Selasa (16/1/2024).
Para menteri dari Peru, Bolivia, Kolombia, dan Ekuador akan mengambil bagian dalam pertemuan darurat ini. Mereka berupaya untuk memperdalam kerja sama melalui “sistem intelijen, polisi, dan angkatan bersenjata nasional… dalam perjuangan bersama melawan kejahatan terorganisir,” kata Otarola.
Ekuador yang pernah menjadi benteng perdamaian antara produsen kokain terbesar di dunia – Kolombia dan Peru – baru-baru ini terjerumus ke dalam krisis setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi oleh kartel transnasional.
Kekerasan terbaru ini terjadi karena adanya kaburnya salah satu bos geng narkotika paling kuat di Ekuador dari penjara Guayaquil lebih dari seminggu yang lalu.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di seluruh negeri, membuat marah para penjahat yang melakukan beberapa serangan mematikan dan menyandera puluhan orang, yang sebagian besar telah dibebaskan.
Pada hari Minggu, pasukan keamanan Ekuador mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mengambil alih beberapa penjara dari geng kejahatan dan melaporkan adanya lebih dari 1.300 penangkapan. Selain itu, delapan ‘teroris’ tewas dalam aksi tersebut, dan 27 narapidana yang melarikan diri telah berhasil ditangkap kembali.
Dalam kaitannya dengan pecahnya kekerasan yang telah menyebabkan sedikitnya 19 orang tewas di negara tetangga, Peru dan Kolombia mengintensifkan langkah-langkah keamanan di perbatasan mereka.
Kekerasan akibat narkoba menimbulkan dampak buruk terhadap generasi muda di Ekuador. Tingkat pembunuhan di kalangan anak-anak dan remaja melonjak hingga setidaknya 770 kasus, meningkat sebesar 640 persen dibandingkan empat tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh UNICEF pada hari Senin, mengutip Kementerian Dalam Negeri Ekuador.
Kantor badan anak-anak PBB untuk Amerika Latin dan Karibia yang berbasis di Panama mengungkapkan bahwa rekrutmen paksa anak-anak oleh geng narkoba juga mengalami peningkatan. Tingkat kekerasan yang diakibatkan oleh peredaran narkoba juga menyebabkan akses anak di bawah umur terhadap layanan kesehatan dan pendidikan menjadi terhambat.
Kesimpulan
Pertemuan darurat yang diadakan oleh Menteri negara-negara Andean membahas masalah kejahatan narkoba lintas perbatasan yang telah menyebabkan krisis keamanan di Ekuador. Para menteri berupaya memperdalam kerja sama dalam melawan kejahatan terorganisir, dengan fokus pada pemberantasan narkoba. Ekuador, yang sebelumnya adalah benteng perdamaian, saat ini mengalami kekerasan akibat penyebaran kartel transnasional. Dampak buruk dari kekerasan narkoba juga dirasakan oleh generasi muda di Ekuador, seperti peningkatan tingkat pembunuhan anak-anak dan rekrutmen paksa anak oleh geng narkoba. Penting bagi negara-negara Andean untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan ini, sehingga dapat memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.