indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menjadi narasumber tunggal dialog interaktif Uncal (Uneg-uneg Calon Legislatif) di Cianjur, Senin (15/1) malam. Pada kesempatan ini, Syarief menjawab berbagai pertanyaan, harapan serta aspirasi yang disampaikan masyarakat mulai dari persoalan pertanian, pariwisata hingga transportasi. Salah satunya terkait harapan dari anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Cianjur yang menginginkan bantuan pompa air untuk pengairan sawah.
Menyikapi hal ini, Syarief memastikan bahwa pemerintah dan negara harus turut serta dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh petani dan sektor pertanian di Indonesia. Selain persoalan terkait pompa air, petani juga membutuhkan bantuan dari pemerintah dalam hal ketersediaan pupuk, sarana dan prasarana, serta teknologi pertanian.
“Jangan sampai pupuk yang dibutuhkan petani baru tersedia setelah panen. Ini tentu menyakitkan. Tetapi, petani juga tidak boleh tunduk pada oknum masyarakat yang berusaha memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan sendiri. Seperti adanya kasus Gapoktan fiktif. Jadi, petani juga harus membantu meminimalisir peluang penyalahgunaan pupuk bersubsidi,” ungkap Syarief dalam keterangannya, Selasa (16/1/2024).
Menurut Syarief, petani membutuhkan kebijakan negara yang berpihak. Hal ini termasuk tidak melakukan impor beras saat petani tengah panen, melindungi lahan pertanian dari potensi pemakaian sawah menjadi fasilitas lain, seperti rumah sakit, perumahan, pasar hingga sarana pendidikan.
Terkait dengan pembangunan di Cianjur dan masalah kemacetan yang semakin sering terjadi, Syarief menyatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus menjadi prioritas. Untuk itu, diperlukan peningkatan mutu pendidikan, terutama melalui model pendidikan pesantren yang telah terbukti sesuai dengan kondisi masyarakat Cianjur.
Selain itu, pemerintah juga perlu fokus pada pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Salah satu caranya adalah melalui pemberdayaan pelaku UMKM dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pengusaha.
“Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah harus mengatur keberadaan transportasi umum. Jumlahnya harus diatur sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, pemakaian kendaraan pribadi juga perlu dibatasi. Misalnya, dengan membatasi pemakaian kendaraan yang sudah tua. Pajak kendaraan tua sebaiknya dinaikkan agar masyarakat enggan memelihara kendaraan yang sudah lama,” ungkap Syarief Hasan, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Sementara membahas masalah pariwisata, anggota DPR RI Dapil Jabar III yang meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor yakin bahwa Cianjur memiliki kawasan wisata alam yang indah dan berpotensi menarik wisatawan. Beberapa contoh di antaranya adalah Gunung Padang, taman bunga, dan kawasan pantai.
Sayangnya, potensi wisata di Cianjur ini belum dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana pendukung agar tempat-tempat yang indah ini dapat menarik perhatian wisatawan.
“Semua harus digerakkan, baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Jika tempat wisata dikelola dengan baik, pasti akan menarik wisatawan dan berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Terlebih lagi, Cianjur pada dasarnya memiliki potensi kawasan wisata yang sangat menjanjikan,” ujar Syarief.
Kesimpulan
Dialog seru antara Syarief Hasan, Wakil Ketua MPR RI, dengan warga Cianjur membahas berbagai persoalan penting, seperti pembangunan pertanian, transportasi, dan pariwisata. Dalam dialog tersebut, Syarief mengungkapkan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung petani dengan menyediakan pompa air, pupuk, dan teknologi pertanian yang dibutuhkan. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pembangunan SDM melalui peningkatan mutu pendidikan dan pemberdayaan pelaku UMKM untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Terakhir, Syarief mengingatkan bahwa Cianjur memiliki potensi wisata yang menjanjikan dan perlu pengembangan sarana dan prasarana agar dapat menarik wisatawan.