indotim.net (Rabu, 17 Januari 2024) – Dewan Penasihat Timnas AMIN Abdusalam Shohib atau yang sering disapa Gus Salam mengomentari pernyataan Sekretaris Jenderal PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Saifullah Yusuf, atau lebih dikenal dengan Gus Ipul, yang meminta agar warga NU tidak memilih pasangan calon yang didukung oleh Abu Bakar Ba’asyir. Gus Salam menyebut bahwa ucapan Gus Ipul tidak konsisten.
“Menurut saya, pernyataan Gus Ipul itu subyektif dan tendensius. Gus Ipul memang merupakan Sekjen PBNU yang kemarin-kemarin marah-marah dan ngancam-ngancam kepada struktur NU agar tetap netral. Namun, hari ini dia justru merilis statement terkait Pilpres,” ujar Gus Salam kepada wartawan pada Rabu (17/1/2024).
Gus Salam memberikan tanggapan terhadap pernyataan Gus Ipul yang menunjukkan inkonsistensi. Gus Salam menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang sejatinya tidak terlibat dalam politik praktis.
“Ini adalah bukti nyata betapa banyak oknum di PBNU yang tidak konsisten. Secara tidak langsung, mereka telah merendahkan PBNU dengan terlibat dalam politik partisan dan pada saat yang bersamaan mengkhianati ajaran yang telah diajarkan oleh Rois Aam PBNU periode 1999-2012, KH M Sahal Mahfudz,” ujar Gus Salam.
“Politik NU adalah politik tingkat tinggi (Siyasah Aliyah), yaitu politik kebangsaan dan kerakyatan untuk menjaga persatuan bangsa, bukan politik rendah dan murahan (Siyasah Safilah). Politik tersebut mengabaikan etika dan aturan organisasi yang dilakukan oleh PBNU,” sambung Gus Salam.
Menurut laporan dari Rabu (17/1/2024), Gus Ipul pada awalnya hanya mengingatkan Nahdliyin untuk menggunakan hak pilih mereka pada tanggal 14 Februari 2024.
“Nah, dari calon-calon yang ada tentu kita harus melihat rekam jejaknya, dan sekaligus juga kita melihat siapa pendukungnya. Kita mengimbau kepada warga NU untuk bisa memilih dan memilah siapa yang layak untuk dipilih,” kata Gus Ipul saat memulai pesannya kepada warga NU, Rabu (17/1/2024).
Lalu, Gus Ipul memberikan penjelasan mengapa ia menginstruksikan warga NU untuk tidak memilih pasangan calon yang didukung oleh Abu Bakar Ba’asyir.
“Setelah melihat rekaman Ustaz Abu Bakar Ba’asyir mengenai alasan memilih presiden, menurut saya itu berbeda dengan cara kami sebagai warga NU yang mengikuti petunjuk para kiai dalam memilih seorang pemimpin,” ungkap Gus Ipul.
Gus Ipul menyatakan bahwa warga NU memang beragama Islam. Namun, di Indonesia, umat Muslim hidup berdampingan dengan agama-agama lainnya. Oleh karena itu, Gus Ipul tidak setuju dengan pernyataan Abu Bakar Ba’asyir.
“Kita beragama Islam, tetapi kita juga tinggal di Indonesia. Oleh karena itu, perbedaan itu ada, kita melihatnya dengan cara yang berbeda. Hal ini tentu harus disadari oleh para anggota NU,” ungkapnya.
Selain itu, Gus Ipul juga mengaku prihatin dengan tim sukses salah satu calon yang mengembangkan wacana-wacana tak baik.
“Saya mengimbau warga NU kemarin untuk tidak memilih calon yang didukung oleh Ustaz Abu Bakar Ba’asyir. Itu merupakan pertimbangan penting bagi warga NU, dan kami juga ingin posisi PBNU dipahami dengan baik. Kami prihatin dengan tim sukses calon tertentu yang berpikiran kurang baik. Calon seharusnya mendekati dan merangkul, namun malah mengembangkan wacana yang tidak baik bagi NU,” jelas Gus Ipul.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, Gus Salam memberikan tanggapan terhadap pernyataan Gus Ipul yang meminta warga NU untuk tidak memilih pasangan calon yang didukung oleh Abu Bakar Ba’asyir. Gus Salam menyebut pernyataan tersebut tidak konsisten dan menghina Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ia menegaskan bahwa politik NU adalah politik kebangsaan dan kerakyatan yang memiliki etika dan aturan organisasi. Selain itu, Gus Ipul juga mengungkapkan prihatin terhadap tim sukses calon tertentu yang mengembangkan wacana tak baik. Dalam konteks ini, artikel ini memberikan insight tentang dinamika politik di PBNU dan pentingnya menjaga netralitas organisasi dalam pilpres.