indotim.net (Sabtu, 20 Januari 2024) – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), telah berkomitmen untuk membantu upaya pembangunan kembali Jalur Gaza yang hancur akibat perang antara Israel dan Hamas. Akan tetapi, Perdana Menteri (PM) Saudi menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum bantuan dapat diberikan.
Seperti dilaporkan oleh NBC News pada Jumat (19/1/2024), beberapa pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berhasil mendapatkan komitmen dari Putra Mahkota Saudi (MBS) selama kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi, beberapa waktu yang lalu.
Selain mengunjungi Saudi Arabia, Blinken juga melakukan sejumlah kunjungan ke negara-negara Arab lainnya saat perang masih terjadi di Jalur Gaza.
Dalam perjalanan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, terungkap bahwa salah satu prestasi terbesarnya adalah meraih komitmen dari Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, dan empat pemimpin negara Arab lainnya untuk membangun kembali Jalur Gaza pasca perang.
Mohammed bin Salman, menurut para pejabat senior AS itu, bahkan menawarkan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian untuk pembangunan kembali Jalur Gaza — hal ini menjadi langkah diplomatik yang sejak lama diupayakan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Namun, Israel harus memenuhi beberapa syarat tertentu agar hal ini dapat terwujud. Apa saja persyaratan tersebut?
Menurut para pejabat senior Amerika Serikat, MBS bersedia membantu dalam upaya pembangunan kembali Jalur Gaza serta memperbaiki hubungan dengan Israel jika pemimpin Israel bersedia memberikan jalan bagi Palestina untuk secara resmi menjadi negara independen.
Para pemimpin negara-negara Arab yang dikunjungi Blinken, dihadiri oleh sejumlah pejabat senior AS, juga telah sepakat untuk mendukung pemerintahan baru Palestina yang telah direformasi, guna memastikan keamanan di Jalur Gaza.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
NBC News melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah tawaran tersebut. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, dikatakan telah bertemu langsung dengan Netanyahu untuk menyampaikan proposal tersebut setelah memperoleh komitmen dari Putra Mahkota Saudi Arabia (MBS) dan empat pemimpin negara Arab lainnya untuk mendukung pendanaan pembangunan kembali Jalur Gaza setelah perang.
Beberapa sumber pejabat AS mengungkapkan bahwa Netanyahu memberitahu Blinken bahwa dia belum siap untuk membuat kesepakatan yang akan memungkinkan terbentuknya negara Palestina.
Blinken merespons Netanyahu dengan mengingatkan bahwa Hamas tidak bisa diatasi dengan cara militer semata, dan bahwa kegagalan para pemimpin Israel untuk mengakui hal ini akan menyebabkan sejarah terulang kembali.
Setelah ditolak, menurut tiga pejabat senior Amerika Serikat yang tak ingin disebutkan namanya seperti yang dikutip oleh NBC News, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berusaha mengabaikan Netanyahu dan fokus pada isu-isu lainnya.
Beberapa pejabat senior AS bahkan mengatakan kepada NBC News jika Netanyahu “tidak akan menjabat selamanya”.
Kesimpulan
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), berkomitmen untuk membantu rekonstruksi Jalur Gaza setelah perang antara Israel dan Hamas. Namun, bantuan Saudi memiliki beberapa syarat, termasuk Israel memberikan pengakuan resmi terhadap kemerdekaan Palestina. Namun, perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak tawaran tersebut. Amerika Serikat, yang berhasil mendapatkan komitmen dari MBS, berusaha untuk tetap fokus pada isu-isu lainnya meski Netanyahu menolak kesepakatan tersebut.