indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, menilai orang yang memilih program internet gratis daripada program makan siang gratis memiliki otak yang agak lamban. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, memberikan tanggapan terhadap pernyataan tersebut. Apa pendapat Hasto?
“Pak Ganjar Pranowo dengan sikapnya yang mendukung para pemuda, tidak hanya membangun kreativitas mereka, tetapi juga memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya dan akses internet gratis,” ujar Hasto di Lapangan Tegallega, Kota Bandung, pada Minggu (21/1/2024).
Hasto menyampaikan tanggapannya terhadap pernyataan Prabowo mengenai otak lamban. Ia mempertanyakan kecepatan dalam merespons masalah ini dan menyebut program internet gratis yang diusung oleh Ganjar-Mahfud sebagai suatu terobosan.
Hasto juga mengingatkan tentang momen saat Prabowo dan Ganjar sepakat dalam debat Capres beberapa waktu yang lalu. Hal ini menjadi pengingat bahwa ada persamaan pandangan antara kedua pihak tersebut.
“Ini merupakan langkah terobosan penting yang diambil oleh Pak Ganjar dan Pak Mahfud, dan Pak Prabowo mengikuti kebijakan yang diambil oleh Pak Ganjar karena dalam debat tersebut, Pak Prabowo juga menyatakan setuju dengan kebijakan yang diambil oleh Pak Ganjar-Mahfud,” ujar Hasto dalam sebuah pernyataan.
Prabowo Membandingkan Makan Gratis dan Internet Gratis
Ternyata, Prabowo Subianto membandingkan program makan siang gratis dengan internet cepat gratis. Dalam pernyataannya, Prabowo mengungkapkan bahwa makan gratis memiliki kepentingan yang lebih besar daripada internet gratis.
Hal tersebut disampaikan oleh Prabowo saat hadir dalam acara Konsolidasi dan Silaturahmi Relawan Kalimantan Maju untuk Ibu Kota Nusantara di Pontianak, Kalimantan Barat. Awalnya, Prabowo mengungkapkan visinya untuk menyediakan makan siang gratis bagi anak-anak.
“Oleh karena itu, saya memiliki program untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan makan siang bergizi. Kami akan menyediakan makanan bergizi, susu bergizi, dan protein bergizi bagi semua anak Indonesia,” ungkap Prabowo kepada para relawan pada Sabtu (20/1/2023).
Prabowo kemudian membahas tentang orang-orang yang berpendapat bahwa internet gratis lebih penting daripada makan siang gratis yang dia sampaikan.
“Ada yang mengatakan bahwa makan siang bagi anak-anak tidaklah penting. Mereka berpendapat bahwa internet jauh lebih penting,” ucap Hasto.
“Saya bertanya kepada rakyat, mana yang lebih penting, makanan atau internet?” tanya Prabowo.
Para relawan kemudian menjawab bahwa makan gratis lebih penting daripada internet gratis. Prabowo setuju dengan pernyataan tersebut dan menambahkan pertanyaannya.
“Orang yang mengatakan bahwa rakyat tidak membutuhkan makanan, menurut saya, memiliki sedikit kelemahan dalam berpikir,” ujar Prabowo.
“Kalau orang otaknya nggak jalan ya jangan jadi pemimpin,” ujar Hasto, juru bicara Joko Widodo, dalam merespons pernyataan Prabowo terkait otak lamban. Pernyataan tersebut disampaikan dalam debat calon presiden.
Hasto Kristiyanto, juru bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), memberikan tanggapan terkait pernyataan Prabowo Subianto soal otak lamban yang diungkapkan dalam debat calon presiden (capres) Pilpres 2019. Hasto mengatakan bahwa pernyataan Prabowo mengenai otak lamban ini seakan-akan mengundang pikiran kepada para pendukung yang sejalan dengan pandangan politiknya.
Hasto menyoroti bahwa dalam segala keterbatasannya, Pancasila menjadi dasar negara dan ideologi yang selalu diperjuangkan oleh PDIP. Ia menegaskan bahwa PDIP selalu berpegang teguh pada keyakinannya terhadap nilai-nilai Pancasila. “Kita bukan hanya gagasan, tapi juga gerakan yang memperjuangkan dan mengamalkan Pancasila dengan sepenuh hati,” ujar Hasto.
Lebih lanjut, Hasto membicarakan tentang rumah ideologi yang saat ini sedang dihadapi Indonesia, yaitu Islam dan Pancasila. Ia mengungkapkan bahwa PDIP sebagai partai politik memiliki pandangan bahwa Islam dan Pancasila adalah rumah yang saling melengkapi, bukan bertentangan satu sama lain. Menurutnya, persoalan ini tidak ada hubungannya dengan otak lamban, tetapi lebih kepada pemahaman dan interpretasi yang benar terhadap kearifan lokal.
“Itu tugas kita bersama, untuk membangun interpretasi yang benar. Jangan sampai kita hanya melihat Pancasila sebagai hiasan atau slogan, tetapi lupa mendalami substansi dan prakteknya,” kata Hasto. Ia juga menambahkan bahwa PDIP mencoba mengajak masyarakat untuk melihat Pancasila dalam dimensinya sebagai ideologi dan dasar negara yang melahirkan semangat persatuan, bukan dalam artian sempit atau terbatas.
Hasto menekankan bahwa dalam setiap kesempatan, PDIP selalu menjunjung tinggi kerukunan dan persatuan bangsa. Partai tersebut selalu berusaha untuk membangun dialog dan mencari kesepahaman dengan pihak-pihak yang berbeda pandangan. Hasto berharap bahwa masyarakat juga dapat mengambil sikap yang sama dalam memaknai dan mengamalkan Pancasila sebagai sebuah rumah bagi semua komponen bangsa Indonesia.
Sebagai penutup, Hasto mengatakan bahwa PDIP siap berjuang demi menjaga dan meningkatkan kebhinekaan serta persatuan bangsa. Partai ini akan terus mengawal politik yang berkeadilan dan berlandaskan pada semangat Pancasila. “Pancasila mengajarkan kita untuk namanya bhinneka dan berbeda itu tetap satu, dan itulah yang harus kita jaga,” tutup Hasto.