Hasil Survei LSI: Mayoritas Responden Tidak Percaya Pemilu Dirusak

indotim.net (Minggu, 25 Februari 2024) – Lembaga Survei Indonesia (LSI) baru-baru ini merilis hasil survei terkait Pemilu 2024. Menurut temuan LSI, sebanyak 60,5% responden tidak setuju dengan anggapan bahwa Pemilu tersebut diwarnai oleh kecurangan.

Hasil survei LSI menunjukkan bahwa sebanyak 60,5% dari responden tidak setuju dengan anggapan bahwa pemilu diwarnai oleh kecurangan.

Survei ini ditujukan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah serta memiliki telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yang artinya teknik pemilihan sampel dilakukan dengan menghasilkan nomor telepon secara acak.

Dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, sebanyak 60,5% responden menyatakan bahwa mereka tidak setuju dengan anggapan bahwa Pemilu diwarnai kecurangan.

Dilakukan dengan menggunakan teknik RDD, sampel 1.211 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei ini adalah ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi simple random sampling.

“Kami bertanya juga tentang berita-berita yang sedang marak ya, banyaknya kecurangan dalam pemilu. Nah cara kami bertanya adalah ‘Ada yang berpendapat bahwa Pemilu 2024 diwarnai banyak kecurangan apakah para responden setuju dengan pendapat tersebut?’,” kata Direktur LSI Djayadi Hanan di akun YouTube LSI, Minggu (25/2/2024).

“Jadi, mayoritas responden, yaitu sebanyak 60,5%, menolak anggapan tersebut, yang berarti sebagian besar masyarakat tidak merasakan adanya kecurangan dalam proses pemilihan,” ungkapnya.

Menurut Djayadi, sebanyak 60,5% responden percaya bahwa pemilu kali ini berjalan tanpa kecurangan. Meski demikian, Djayadi mengakui bahwa persentase 31,4% yang masih merasa terdapat kecurangan di Pemilu 2024 tidak bisa dianggap remeh.

“Mayoritas 60,5% dari responden menolak pandangan tersebut, yang berarti mayoritas masyarakat tetap percaya bahwa pemilu berlangsung tanpa kecurangan,” ungkap narasumber.

READ  Di Purbalingga, Ganjar Rencanakan Solusi BLT yang Tepat Sasaran: KTP dengan Keajaiban

Jika ditelusuri lebih lanjut, partisipasi terbesar yang mencatat Pemilu 2024 sebagai penuh kecurangan berasal dari pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Walau begitu, Djayadi menekankan bahwa pertanyaan mengenai kecurangan dilakukan secara umum, tidak menyalahkan pihak tertentu.

“Jika kita melihat apakah penilaian ini cenderung partisan atau tidak, maka jawabannya cenderung iya. Jadi benar bahwa para pemilih Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar memiliki proporsi lebih besar yang menilai pemilu curang, sehingga yang melihat pemilu curang lebih banyak proporsinya di pemilih Anies, tetapi juga cukup banyak di kalangan pemilih Prabowo, dan kemudian baru ke Ganjar,” tambahnya.

Survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa sebanyak 60,5% responden tidak setuju dengan anggapan bahwa Pemilu diwarnai oleh kecurangan. Hasil survei ini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, terutama menjelang pemilihan umum yang akan datang.

Kesimpulan

Mayoritas responden dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan ketidaksetujuan terhadap anggapan bahwa Pemilu 2024 diwarnai oleh kecurangan, dengan sebanyak 60,5% dari total responden. Meskipun sebagian kecil masih merasa ada kecurangan, hasil survei ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tetap percaya bahwa pemilu tersebut berjalan tanpa kecurangan, meski terdapat perbedaan pandangan di kalangan pendukung berbagai kandidat.