indotim.net (Minggu, 25 Februari 2024) – Filipina menuduh penjaga pantai China berusaha menghalangi kapal pemerintah Filipina yang mengirimkan pasokan kepada para nelayan. Hal ini merupakan insiden kedua di dekat terumbu karang yang disengketakan dalam dua minggu.
Berdasarkan laporan dari AFP, pada Minggu (25/2/2024), penjaga Pantai Filipina mengungkapkan bahwa kapal BRP Datu Sanday tengah melakukan pengisian bahan bakar bagi para nelayan di sekitar Scarborough Shoal ketika tiba-tiba diganggu oleh kapal Penjaga Pantai China beserta tiga kapal China lainnya pada tanggal 22 Februari.
Tiga dari empat kapal China dilaporkan mendekati haluan Datu Sanday dalam jarak 100 meter (328 kaki), menurut penjaga pantai Filipina. Laporan insiden juga menyebutkan tindakan pembajakan, gangguan transponder kapal, dan “manuver berbahaya” lainnya.
“Meskipun melakukan manuver ini, nakhoda BRP Datu Sanday menunjukkan keterampilan pelayaran yang sangat baik dan berhasil menghindari upaya pemblokiran,” kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara penjaga pantai Filipina untuk masalah Laut Cina Selatan.
Seminggu sebelumnya, Penjaga Pantai Filipina mengatakan BRP Datu Tamblot juga mengalami kejadian serupa di kawasan tersebut.
Diketahui, Scarborough Shoal – rangkaian terumbu dan bebatuan berbentuk segitiga – telah menjadi titik konflik antara kedua negara sejak Tiongkok merebutnya dari Filipina pada tahun 2012.
Beijing telah mengerahkan kapal patroli yang menurut Manila mengganggu kapal-kapal Filipina dan mencegah nelayan Filipina mengakses laguna yang kaya ikan di sana.
Konflik antara Filipina dan China di Laut China Selatan terus memuncak sejak insiden penenggelaman sebuah kapal Filipina oleh sebuah kapal China bulan lalu. Pemerintah Filipina menuntut klarifikasi dari pihak China atas tindakan tersebut, namun sampai saat ini tidak ada kejelasan yang diberikan.
Sementara itu, di media sosial, akun resmi Global Times milik pemerintah China melaporkan pada hari Sabtu bahwa Penjaga Pantai China telah mengusir Kapal Datu Sanday karena diduga melakukan penyusupan ilegal ke perairan yang berdekatan dengan Pulau Huangyan China, yang juga dikenal dengan nama China.
Scarborough Shoal terletak 240 kilometer (150 mil) sebelah barat pulau utama Luzon di Filipina dan hampir 900 kilometer dari daratan utama Tiongkok terdekat, Hainan.
Peristiwa ini menciptakan ketegangan antara kedua negara dan memperdalam konflik teritorial di wilayah Laut China Selatan.
China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan di Laut China Selatan dan mengabaikan keputusan pengadilan internasional yang menyatakan klaim mereka tidak memiliki dasar hukum.
Adapun pemerintah Filipina mengakui bahwa ada peningkatan kehadiran kapal Tiongkok di perairan yang dipersengketakan, tetapi China membantah tuduhan tersebut.
Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, menyebut tindakan Tiongkok sebagai “provokasi terbaru” yang bertentangan dengan aspirasi perdamaian di wilayah tersebut.
Belum ada komentar dari pihak China terkait tuduhan yang dilontarkan oleh Filipina.
Kesimpulan
Pasca insiden kedua di Laut China Selatan antara Filipina dan China, ketegangan terus memuncak dengan tuduhan Filipina terhadap penjaga pantai China yang diduga menghalangi kapal pemerintah Filipina di dekat Scarborough Shoal. Konflik tersebut menandai eskalasi lebih lanjut dalam sengketa wilayah yang telah berlangsung lama antara kedua negara, dengan Filipina menuntut klarifikasi atas tindakan China namun belum mendapatkan tanggapan resmi. Tindakan provokatif China ini dianggap bertentangan dengan upaya perdamaian di wilayah Laut China Selatan, mendorong kekhawatiran akan memperdalam ketegangan teritorial di kawasan tersebut.