Heroik atau Tragis? Anggota Militer AS Bakar Diri saat Protes ‘Bebaskan Palestina’

indotim.net (Selasa, 27 Februari 2024) – Informasi yang disajikan dalam artikel ini tidak dimaksudkan untuk mendorong siapa pun melakukan tindakan serupa. Jika Anda mengalami gejala depresi atau memiliki pemikiran untuk bunuh diri, penting untuk segera berkonsultasi dengan pihak-pihak yang kompeten, seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental.

Seorang anggota militer Amerika Serikat (AS) membakar dirinya di luar Kedutaan Besar Israel di Washington, sebagai bentuk protes terhadap perang di Gaza. Anggota militer itu dinyatakan tewas.

Dilaporkan oleh Reuters pada Selasa (27/2/2024), kematian pilot militer AS yang membakar diri telah dikonfirmasi oleh Juru bicara Departemen Kepolisian Metropolitan, petugas Lee Lepe.

Pentagon menyebut kematian ini sebagai “peristiwa tragis” yang memperihatinkan. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tengah mengawasi perkembangan situasi.

Juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder menegaskan bahwa dia tidak mengetahui adanya tindakan protes lain yang dilakukan oleh anggota militer terhadap perang.

Militer AS tersebut akhirnya meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis pada hari Minggu. Penyebab kematian yang mengguncang banyak pihak ini diketahui bermula ketika petugas Dinas Rahasia AS berhasil memadamkan api yang melahap tubuhnya.

Sebelum melakukan tindakan itu, pria tersebut meninggalkan pesan yang menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan pemerintah AS terkait konflik Palestina.

Ia menyalahkan kepatuhan anggota militer terhadap perintah yang dianggapnya tidak adil terhadap rakyat Palestina.

Protesnya memicu perdebatan di media sosial, dengan sebagian besar netizen mengecam tindakannya sebagai ekstrem dan melanggar hukum.

Pria tersebut menyampaikan, “Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida,” sebelum akhirnya menyiram dirinya dengan cairan bening dan membakar dirinya sendiri. Dia berteriak, “Bebaskan Palestina,” dalam sebuah video yang disaksikan oleh Reuters.

READ  Irak Tarik Dubes dari Iran Setelah Serangan di Garda Revolusi

Insiden terbaru ini terjadi di tengah protes pro-Palestina dan pro-Israel yang tengah berlangsung di Amerika Serikat. Hal ini terjadi sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menyebabkan 1.200 warga Israel tewas dan 253 orang disandera dalam serangan lintas batas.

Pasukan Israel kemudian melancarkan kampanye militer melawan kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza, menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir, dengan hampir 30.000 orang dipastikan tewas, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Kedutaan besar Israel terus memicu protes terhadap perang tersebut.

Pada bulan Desember, seorang wanita yang memprotes perang membakar dirinya di luar Konsulat Israel di Atlanta.

Kesimpulan

Insiden tragis di mana seorang anggota militer AS membakar diri sebagai protes terhadap perang di Gaza menunjukkan tingkat keputusasaan dan frustrasi yang memicu perdebatan luas. Meskipun tindakannya dikecam sebagai ekstrem dan melanggar hukum, peristiwa ini menyoroti kompleksitas konflik Palestina-Israel yang terus memanas dan memicu reaksi emosional dari berbagai pihak. Penting untuk mengingatkan kembali pentingnya penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan mental dan gejala depresi, serta untuk terus mencari solusi damai atas konflik yang telah memakan korban jiwa dari kedua belah pihak.