ANRI Memulai Koleksi Data untuk Pusat Studi Arsip Presiden Soeharto

indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sedang merancang pusat studi arsip untuk Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, mulai tahun ini. ANRI telah memulai proses pengumpulan narasi dan data dari keluarga Soeharto.

Pada tahun 2017, pimpinan ANRI mengambil keputusan untuk pertama kalinya membangun pusat studi arsip kepresidenan Ir. Soekarno, Bapak Bangsa. Kini, ANRI telah mempersiapkan langkah serupa untuk Presiden kedua, dengan sedang merancang narasi yang akan digunakan. “Kami juga sudah mulai berkomunikasi dengan keluarga Presiden yang kedua,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala ANRI Imam Gunarto dalam diskusi daring di Jakarta, seperti dilansir Antara pada Senin (26/2/2024).

Imam mengungkapkan informasi tersebut dalam acara diskusi sejarah lisan yang bertujuan sebagai sumber data sejarah dan materi pembuatan film dokumenter mengenai Presiden Soekarno. Acara tersebut juga dihadiri oleh Guruh Soekarnoputra, anak dari Presiden pertama Indonesia.

Imam menjelaskan bahwa hadirnya pusat studi Presiden Soeharto memungkinkan masyarakat untuk memperoleh pemahaman komprehensif tentang para presiden Indonesia. Selain itu, fasilitas pembelajaran mengenai kepresidenan dapat dijadikan bahan referensi untuk kebijakan negara yang telah berkembang sejak zaman Presiden pertama hingga yang terkini.

Menurut sumber yang bersangkutan, langkah yang diambil ANRI ini sangat penting dalam mendukung kelangsungan proses pembangunan nasional. Setiap Presiden, tanpa terkecuali, memiliki niatan suci dalam membangun negara, dan hal tersebut tercatat dalam kebijakan-kebijakan yang mereka buat.

ANRI sudah memiliki program terkait arsip kepresidenan sejak tahun 2013. Program ini dirancang agar dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai para presiden Indonesia.

Dari semua Presiden, Presiden Soekarno itu sumbernya tidak pernah habis digali, jadi di semua tempat baik di dalam maupun luar negeri, bukti-bukti jejak perjuangan Bung Karno terus mengalir, ada terus. Setiap kami berkunjung ke negara sahabat, selalu ada cerita tentang Bung Karno,” tuturnya.

READ  Menelusuri Sejarah Megah Istana Bogor: Jejak Belanda & Gempa 1834

Imam berharap dokumentasi atau arsip-arsip penting yang masih tersimpan di tempat tinggal keluarga Presiden, dapat diserahkan ke ANRI. Dan, apabila memang ada ikatan pribadi yang sangat kuat, bisa didaftarkan sebagai memori kolektif bangsa terlebih dahulu.

Pusat Studi Arsip Soeharto (PSAS) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam pengumpulan data. Menurut Kepala PSAS, Dr. Hadi Suwito, data yang telah terkumpul bisa disimpan di tempat pribadi namun proses pengendalian informasinya dapat dilakukan bersama-sama dengan ANRI.

“Apabila ada yang perlu didigitalisasi atau diperbaiki, kami siap untuk membantu,” ucap Hadi Suwito.

Dia juga mengemukakan, ANRI telah menyertifikasi arsip yang sangat penting, yaitu arsip tentang pola pembangunan semesta berencana, yang merupakan salah satu hasil pemikiran Presiden Soekarno yang diperintahkan kepada Muhammad Yamin, yang kala itu menjabat sebagai Dewan Perancang Nasional (Depernas).

“Sertifikasi tersebut menghasilkan sebuah buku sebanyak 17 jilid mengenai Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) pertama RI. Ketika disertifikasi, kami menghadirkan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),” kata Imam.

Imam menyatakan bahwa sertifikasi ini melibatkan MPR untuk segera dijalankan agar arsip mengenai semesta rencana itu menjadi kehormatan dan inspirasi untuk merumuskan rencana strategis (renstra) Republik Indonesia tahun 2025-2029, yang bertujuan agar pembangunan Indonesia dapat berkelanjutan dari akar hingga saat ini.

Kesimpulan

ANRI memulai koleksi data untuk Pusat Studi Arsip Presiden Soeharto sebagai langkah penting dalam memperoleh pemahaman komprehensif tentang para presiden Indonesia, termasuk kebijakan negara yang telah berkembang dari masa ke masa. Proses pengumpulan narasi dan data dari keluarga Soeharto, kerjasama dengan PSAS Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, serta upaya mendigitalisasi arsip-arsip penting menjadi bentuk kontribusi ANRI dalam mendukung kelangsungan proses pembangunan nasional.

READ  Pecah! Kapolri Nyanyikan 'Koyo Jogja Istimewa' Bersama Ndarboy Genk