indotim.net (Sabtu, 02 Maret 2024) – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tetap berharap akan adanya kesepakatan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza selama bulan suci Ramadan. Perundingan untuk mencapai kesepakatan tersebut masih berlangsung namun belum membuahkan hasil.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengungkapkan keraguan terhadap kemungkinan tercapainya gencatan senjata di Gaza minggu depan sesuai harapannya. Hal ini menyusul kematian 115 warga Gaza dalam insiden penyerbuan bantuan kemanusiaan yang melibatkan penembakan brutal oleh pasukan Israel pada Kamis (29/2) waktu setempat.
Dalam pernyataan terbarunya kepada wartawan, seperti yang dilaporkan AFP, Sabtu (2/3/2024), Biden menyatakan harapannya agar gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat terjadi selama bulan Ramadan, yang diperkirakan akan dimulai pada tanggal 10 atau 11 Maret mendatang.
“Saya berharap demikian, kami masih bekerja keras untuk mewujudkannya. Kami belum mencapainya,” ucap Biden saat ditanya oleh wartawan di Gedung Putih mengenai harapannya terhadap tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza selama bulan Ramadan.
“Kami akan sampai di sana, tapi kami belum mencapainya — kami mungkin tidak akan mencapainya juga,” tambah Biden tanpa memberikan klarifikasi lebih lanjut.
Sebelumnya, Biden telah mengungkapkan harapannya agar kesepakatan gencatan senjata selama enam pekan bisa tercapai pada Senin (4/3) pekan depan. Kesepakatan gencatan senjata tersebut diyakini akan mencakup pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.
Namun, setelah terjadi insiden mematikan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza di mana pasukan Israel menembaki warga yang berebut bantuan makanan, Biden mulai menunjukkan keraguannya.
“Saya sedang berbicara melalui telepon dengan orang-orang di wilayah tersebut… Mungkin tidak pada hari Senin, tapi saya penuh harapan,” ujar Biden.
Kepala negara Amerika Serikat, Joe Biden, tetap berharap bahwa gencatan senjata di Gaza dapat dipertahankan selama bulan Ramadan ini. Usaha untuk mewujudkan perdamaian masih terus dilakukan meskipun tantangan dan perbedaan pendapat yang ada.
Pemerintah Amerika Serikat masih secara aktif terlibat dalam upaya mediasi untuk mengakhiri konflik yang telah memakan banyak korban jiwa dan merusak infrastruktur di wilayah tersebut. Biden bersikeras bahwa perdamaian adalah kunci untuk menciptakan stabilitas dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Meski demikian, tantangan yang dihadapi dalam meraih gencatan senjata yang bertahan di Gaza tetap cukup kompleks. Berbagai faktor politik, ekonomi, dan sosial turut mempengaruhi dinamika situasi di wilayah tersebut. Namun, harapan tidak pernah pudar untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
Saat ini, momentum Ramadan diharapkan dapat membawa suasana baru yang lebih damai dan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Semoga langkah-langkah yang diambil oleh pihak terkait dapat membawa dampak positif dan mengarah pada penyelesaian konflik yang berkelanjutan.
Menurut laporan terbaru dari otoritas kesehatan Gaza, korban tewas dalam insiden pada Kamis (29/2) waktu setempat telah bertambah menjadi 115 orang, dengan lebih dari 750 orang lainnya mengalami luka-luka.
Para saksi mata yang berada di lokasi kejadian melaporkan bahwa pasukan Israel membuka api ketika banyak orang berdesakan untuk mengambil barang dari konvoi truk bantuan kemanusiaan.
Militer Israel, dalam pembelaannya, mengklaim bahwa banyak korban tewas terinjak-injak dalam kerumunan yang semakin padat ketika truk bantuan tiba di lokasi. Namun, militer Israel juga mengakui bahwa pasukan mereka melepaskan tembakan saat massa mulai mendekati mereka dengan cara yang dianggap sebagai “ancaman”.
Sementara tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi rumah sakit di Jalur Gaza, mereka secara langsung menyaksikan dan melaporkan “sejumlah besar korban luka tembak” di antara puluhan warga Palestina yang sedang menjalani perawatan medis di sana setelah insiden tersebut.
Dalam responsnya terhadap insiden tersebut, Biden menyatakan bahwa ia belum memiliki jawaban yang pasti. “Kami sedang menyelidiki hal ini sekarang. Ada dua versi yang berbeda mengenai kejadian itu, saya masih belum memiliki jawabannya,” ungkap Biden seperti yang dilaporkan oleh AFP.
Biden juga menyampaikan bahwa insiden tersebut berpotensi menghambat proses perundingan gencatan senjata yang tengah berlangsung. Meskipun demikian, beliau enggan untuk memberikan komentar ketika ditanya mengenai hal-hal apa yang menjadi penghalang dalam mencapai kesepakatan tersebut.
“Saya tidak akan memberi tahu Anda karena hal itu akan mengganggu negosiasi,” ucapnya.
Kesimpulan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden terus menyatakan harapannya agar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dapat tercapai selama bulan Ramadan meskipun perundingan masih berlangsung tanpa hasil yang pasti. Meskipun terdapat keraguan terkait kemungkinan tercapainya gencatan senjata tersebut, Biden dan pemerintah AS tetap secara proaktif terlibat dalam upaya mediasi untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut guna menciptakan stabilitas dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat, kendati dihadapi dengan kompleksitas dan tantangan yang beragam.