Bos Maskapai Penerbangan Membagikan Pengalamannya di Indonesia

indotim.net (Kamis, 07 Maret 2024) – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, mengungkapkan rasa kesulitannya dalam mengelola maskapai di Indonesia. Ia menyatakan bahwa kondisi perekonomian yang ada telah menimbulkan kenaikan biaya operasional bagi maskapai. Akibatnya, profitabilitas industri penerbangan sangat tipis.

Awalnya dalam agenda Diskusi Forwahub Potensi Penumpang Udara 2024, Irfan mengatakan pihaknya sudah melakukan riset mendalam soal regulasi dunia penerbangan Indonesia. Ia mengaku setuju jika aspek keamanan dan kepentingan konsumen diatur, namun ia tidak setuju jika tarif terus dibatasi. Pasalnya, biaya operasional maskapai sampai saat ini terus meningkat.

“Saya sangat setuju bahwa regulasi terhadap keselamatan penerbangan itu penting, saya juga setuju dengan adanya regulasi untuk melindungi kepentingan konsumen, saya sangat setuju. Namun, jika aspek komersial juga terlalu banyak diatur, bagaimana kita bisa bertahan? Biaya operasional meningkat, harga avtur naik, nilai tukar meningkat, biaya pengoperasian pesawat dalam dollar pun ikut meningkat,” ucapnya di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, pada Kamis (7/3/2024).

“Tapi perlu dipahami bahwa menjalankan maskapai itu mahal. Mohon pengertian terhadap hal ini dan bahwa jumlah penumpang pesawat di Indonesia hanya sekitar 10% dari total populasi kita,” lanjutnya.

Irfan kemudian menjelaskan bahwa, meski sehebat apapun sebuah maskapai, keuntungan yang bisa didapatkan selalu terbatas. Jumlahnya hanya berada dalam kisaran satu digit. Hal ini membuatnya menekankan pentingnya pemahaman dari semua pihak bahwa berbagai permasalahan yang dihadapi membuat biaya tiket pesawat pada akhirnya terpaksa meningkat.

“Dalam industri aviasi, sehebat apapun maskapai tersebut, margin keuntungannya hanya satu digit. Jadi tolong dimengerti, saya dengan terpaksa harus berdiri di depan dan menerima kritikan, seperti yang dilakukan Pak Putu (Direktur Angkutan Udara Kemenhub) setiap harinya tentang harga,” jelasnya.

READ  Penumpang Garuda Terbang Naik 30% Berkat Konser Taylor Swift

Irfan menyatakan perlunya evaluasi terhadap kebijakan Tarif Batas Atas (TBA) pesawat. Pasalnya, selama empat hingga lima tahun terakhir, TBA tidak pernah mengalami kenaikan. Ia juga mendorong masyarakat untuk merencanakan perjalanan dan memesan tiket jauh-jauh hari guna mendapatkan harga lebih terjangkau. Di sisi lain, Irfan juga menjelaskan upaya perusahaan dalam memberikan diskon kepada penumpang.

“Kami punya solusi, yaitu jika Anda memesan jauh-jauh hari, kemungkinan mendapatkan harga lebih murah pasti terbuka. Untuk penerbangan ke Jakarta, diskonnya bisa mencapai 75%,” pungkasnya.

Kesimpulan

Meskipun menghadapi kesulitan dalam mengelola maskapai di Indonesia akibat kenaikan biaya operasional dan tipisnya profitabilitas industri penerbangan, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menegaskan pentingnya pengertian dari semua pihak terkait kondisi tersebut. Ia menyoroti perlunya evaluasi terhadap kebijakan Tarif Batas Atas pesawat serta mendorong penumpang untuk merencanakan perjalanan dengan memesan tiket jauh-jauh hari guna mendapatkan harga lebih terjangkau. Dalam upaya untuk memberikan solusi, PT Garuda Indonesia juga memberikan diskon hingga 75% untuk penerbangan ke Jakarta bagi mereka yang melakukan pemesanan jauh-jauh hari.