indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Stok beras di sejumlah ritel modern sempat kosong total, mengundang perhatian publik. Bos Bulog akhirnya memberikan penjelasan terkait masalah ini.
Menindaklanjuti permasalahan ketersediaan beras di beberapa ritel, Direktur Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, memberikan penjelasan mengenai situasi tersebut. Menurutnya, ketersediaan beras di setiap ritel dapat berbeda-beda, mengingat kebutuhan dan permintaan konsumen yang beragam.
Bayu menjelaskan bahwa terdapat perbedaan dalam pengambilan stok beras di ritel-ritel yang berbeda. Sebagai contoh, pengambilan stok beras di Alfamart cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan ritel lainnya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti volume penjualan dan preferensi konsumen.
“Kita harus jujur dalam berita, contohnya Alfamart kekurangan stok karena mereka memesan lebih sedikit dari Hypermart, Transmart,” ungkap Bayu dalam acara Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan di Jakarta pada Senin (4/3/2024).
Bayu menjelaskan bahwa mekanisme pengambilan stok beras, terutama SPHP, tidak dapat langsung disalurkan dari Bulog. Dia menyebutkan bahwa diperlukan permintaan dari pihak peritel sebagai syarat pengadaan stok.
Menurut Bos Bulog, stok beras SPHP yang sempat kosong di berbagai gerai seperti Alfamart dikarenakan upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan. Dalam rangka tersebut, para peritel diwajibkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum mendapatkan pasokan beras.
“Nah mekanismenya, pengecer mengajukan/membeli/meminta untuk duit mereka bisa dibagi alokasikan beras SPHP. Mekanismenya ada unsur pertanggungjawaban keuangannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bayu menambahkan bahwa pihaknya telah menyalurkan beras SPHP kepada 52% pengecer dan 45,4% distributor. Dalam proses tersebut, ternyata tidak semua pengecer lokal mampu mendapatkan beras SPHP. Ada kendala finansial di beberapa pengecer.
Menanggapi ketersediaan beras di Alfamart, Bos Bulog memberikan penjelasan terkait aspek finansial yang menjadi faktor utama. Ia menekankan, “Ini kaitannya ini dengan finansial. Karena tidak semua pengencer kita ternyata mampu untuk memenuhi kebutuhan finansial untuk mendapatkan beras SPHP,”
Kesimpulan
Bos Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa kosongnya stok beras di sejumlah ritel modern seperti Alfamart disebabkan oleh perbedaan dalam pengambilan stok beras antar ritel yang dipengaruhi oleh volume penjualan dan preferensi konsumen. Proses pengambilan stok beras pun tidak dapat langsung disalurkan dari Bulog tanpa adanya permintaan langsung dari pihak peritel, serta membutuhkan pembayaran terlebih dahulu sebagai syarat pengadaan stok. Meskipun Bulog telah menyalurkan beras SPHP kepada sejumlah pengecer dan distributor, tidak semua pengecer lokal mampu memenuhi kebutuhan finansial untuk mendapatkan beras SPHP.