Dewa-dewa Finansial Amerika Berkumpul di Malam Hari, Rencanakan Masa Depan

indotim.net (Senin, 11 Maret 2024) – Sejumlah tokoh terkemuka dalam industri keuangan berkumpul di New York, Amerika Serikat, pada malam pekan lalu untuk menggalang dana amal guna mendukung pemugaran sebuah museum keuangan yang berlokasi di Wall Street. Dalam pertemuan tersebut, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 1,5 juta atau setara dengan Rp 23,3 triliun (dengan kurs Rp 15.536).

Dalam acara Museum of American gala, sejumlah tokoh finansial terkemuka terlihat berkumpul. Mulai dari Kepala Brookfield Asset Management dan Mantan Gubernur Bank Inggris, Mark Carney, hingga miliuner Ken Griffin, serta Mantan Wakil Ketua Federal Reserve, Richard Harris Clarida, dan lebih dari 455 orang kaya lainnya.

Ratusan orang itu mengumpulkan dana sebesar Rp 23,3 triliun yang disimpan dalam berbagai koleksi yang menjadi saksi bisu sejarah keuangan AS. Beberapa di antaranya berupa obligasi yang ditandatangani oleh Presiden Pertama AS, George Washington, rekaman ticker yang menjadi tanda jatuhnya pasar saham pada tahun 1929, dan contoh awal mata uang AS.

Seperti banyak bisnis, museum itu diketahui sempat tak terurus di masa Pandem Covid-19. Museum itu berpindah tempat dari alamat sebelumnya yakni 48 Wall Street, padahal 48 Wall Street memiliki sejarah penting.

48 Wall street berfungsi sebagai kantor pusat asli Bank of New York yang didirikan oleh Alexander Hamilton. Museum itu awalnya dibuka pada 2008 menjelang krisis keuangan global.

Ruang pertemuan khusus yang dikenal sebagai “The Banker’s Den” menjadi tempat rapat malam itu. Para ‘dewa-dewa’ keuangan Amerika berkumpul dalam suasana yang misterius, membahas rencana besar yang akan memengaruhi pasar global.

Kisah benda-benda dan dokumen berlanjut dengan perjalanan panjang sejak saat itu. Pada tahun 2018, museum tersebut harus dievakuasi akibat pecahnya pipa yang merusak tiga lantai, termasuk ruang pameran utamanya. Pada musim panas terakhir, koleksi tersebut dipindahkan ke trailer traktor dan dibawa dari Queens ke sebuah gudang arsip di Georgia.

READ  Tim AMIN Vs TKN: Perdebatan Mengenai Penggunaan Museum Diponegoro Tanpa Paksaan

Pentingnya lokasi fisik museum masih menjadi fokus utama bagi kami. Jika ingin berdiskusi tentang kemungkinan diskon harga atau kontribusi tempat (untuk museum), jangan ragu untuk menghubungi kami,” ungkap David Cowen, Presiden dan CEO Finance Museum, seperti yang dilansir dari Reuters pada Senin (11/3/2024).

Lokasi fisik museum itu dinilai menjadi pemantik bagi banyak anak muda untuk mendalami sektor finansial. Salah satunya adalah Lina Lin, seorang mahasiswa baru dari Yale University. Ia mengaku jatuh hati pada dunia ekonomi setelah berkunjung ke virtual space museum itu saat masih duduk di bangku SMA.

“Saya sangat terkejut melihat betapa banyak orang yang masih belum memiliki akses ke pendidikan keuangan. Saya lebih suka pertemuan tatap muka karena lebih terfokus dan terasa seperti tempat berkumpul yang nyaman,” ungkap Lin.

Sebagai informasi, Finance Museum masih menerbitkan majalah, mengadakan kuliah virtual, dan menyelenggarakan acara di ruang lain. Museum juga mempersembahkan pameran keliling delapan kasus yang bisa disewa untuk meningkatkan pendapatan.

Sembari menunggu lokasi permanen, museum tersebut telah membuat arsip digital dengan lebih dari 500 kotak berisi 300.000 halaman. Tidak hanya itu, 835 benda bersejarah juga telah diproses oleh arsiparis.

Kesimpulan

Sejumlah tokoh terkemuka dalam industri keuangan Amerika berkumpul di acara Museum of American gala di New York. Mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 23,3 triliun untuk mendukung pemugaran museum keuangan yang berlokasi di Wall Street. Museum tersebut menjadi pusat edukasi keuangan yang penting bagi generasi muda, dengan penekanan pada pentingnya akses pendidikan keuangan. Meskipun masih berada dalam proses menunggu lokasi permanen, museum tersebut terus menyelenggarakan aktivitas dan pameran untuk meningkatkan kesadaran akan sejarah keuangan Amerika.

READ  Ibu Korban Perundungan: Alasan Anak Bergabung dengan 'Geng' di SMA Internasional