indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Tokoh sayap kanan Austria yang anti-imigran, Herbert Fritz, mengalami penahanan oleh Taliban di Afghanistan. Pria berusia 84 tahun itu akhirnya dibebaskan setelah melakukan kunjungan ke negara tersebut.
Dalam laporan dari AFP dan Reuters pada Senin (26/2/2024), Fritz, seorang ekstremis anti-imigran dari Austria yang berusia 84 tahun, telah mengunjungi negara-negara yang sering dianggap berbahaya oleh dunia internasional. Beberapa di antaranya adalah Afghanistan, wilayah Kurdistan, dan bagian timur Ukraina.
Misi Fritz dalam mengunjungi tempat berbahaya adalah untuk membuktikan bahwa negara atau kawasan tersebut dalam kondisi aman, sehingga tidak ada alasan bagi warga negara terkait untuk mengungsi ke Eropa, termasuk menjadi imigran di Austria. Fritz menentang kedatangan imigran di negaranya.
Pada Senin (26/2) waktu Qatar, Fritz tiba di Doha setelah dibebaskan oleh otoritas Taliban Afghanistan. Fritz telah ditahan sejak Mei 2023 atau selama sembilan bulan di penjara Taliban. Taliban menahan Fritz dengan tuduhan memiliki misi memata-matai Afghanistan. Namun, ternyata Fritz tidak menyesal telah mengunjungi Afghanistan.
Pada saat mengunjungi Afghanistan, Fritz tidak menyadari bahwa dia akan segera terjebak dalam situasi berbahaya. Ia ditangkap oleh Taliban dan mengalami momen yang menegangkan.
Setelah berbulan-bulan dalam tahanan, Fritz akhirnya berhasil dibebaskan dan kembali ke tanah airnya. Meskipun mengalami cobaan berat, dia tetap memiliki keinginan untuk kembali ke Afghanistan.
“Saya rasa ini sial aja sih, tapi saya mau mengunjungi Afghanistan lagi,” kata Fritz kepada reporter yang meliput kedatangannya di Doha.
Kisah Fritz yang sempat ditahan oleh Taliban di Afghanistan akhirnya mendapat babak baru. Ekstremis anti-imigran asal Austria itu kini telah dibebaskan.
“Ada orang-orang baik tapi ada juga orang bodoh. Saya minta maaf,” ujar Fritz mengungkapkan pengalaman penahanannya di negara tersebut.
Austria memberikan ucapan terima kasih kepada Qatar atas bantuan dalam pembebasan Fritz. Individu ini disebut oleh surat kabar Austria, Der Standard, memiliki kegairahan untuk mengunjungi tempat-tempat berbahaya sejak tahun 1980-an. Di Afghanistan, ia mencatat laporannya dengan judul ‘Berpetualang bersama Taliban’ yang kemudian diterbitkan oleh media sayap kanan.
Di masa lalu, Fritz juga menemui tokoh musuh bebuyutan pemerintah Turki, Abdullah Ocalan, di tahanan Turki. Ocalan adalah pemimpin Kurdi. Fritz juga mengunjungi tentara Unit Pelindung Rakyat (YPG), bagian utama Angkatan Bersenjata Demokratik Suriah, yang juga kelompok tentara de facto Kurdi di bagian timur laut Suriah. Turki melihat YPG sebagai bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang disebut Turki serta Barat sebagai kelompok teroris.
Kesimpulan
Herbert Fritz, tokoh sayap kanan Austria yang anti-imigran, telah mengalami penahanan oleh Taliban di Afghanistan setelah melakukan kunjungan kontroversial ke negara tersebut. Meskipun telah dibebaskan setelah sembilan bulan ditahan, Fritz tetap memiliki keinginan untuk kembali ke Afghanistan. Kisahnya yang menegangkan ini mencerminkan dedikasinya dalam membuktikan keamanan di negara-negara berisiko serta pandangan ekstremisnya terhadap imigran. Austria bersyukur atas bantuan Qatar dalam pembebasan Fritz, yang dikenal memiliki riwayat perjalanan berbahaya sejak tahun 1980-an.