indotim.net (Senin, 11 Maret 2024) – Mobil listrik buatan China belakangan membanjiri pasar Eropa. Kabarnya, Komisi Eropa tengah bersiap untuk memberlakukan tarif impor tinggi guna menjaga agar laju penjualan mobil listrik asal China tersebut dapat dikendalikan.
Kendaraan listrik buatan China tengah menjadi favorit baru di Eropa. Keberadaan mobil-mobil China yang semakin meluas membuat pabrikan Eropa merasa kesulitan. Salah satu faktor yang membuat warga Eropa beralih ke mobil listrik China adalah harganya yang terjangkau. Harga murah kendaraan listrik China ini bisa terwujud berkat tarif impor yang rendah di Eropa.
Komisi Eropa tengah menjalankan investigasi anti-subsidi terhadap mobil listrik buatan China. Rencananya, investigasi ini akan selesai pada bulan November. Hasil investigasi tersebut akan menentukan apakah mobil listrik China akan dikenakan tarif impor demi melindungi produsen mobil lokal.
Sebuah laporan dari Carscoops menjelaskan bahwa Komisi Eropa berencana untuk menerapkan registrasi khusus terhadap impor mobil listrik dari China. Keputusan ini diambil hanya dalam waktu satu hari setelah rencana tersebut disuarakan dalam jurnal resmi Uni Eropa. Penyebab dari langkah ini adalah subsidi yang diberikan untuk mobil listrik asal China, sehingga harganya menjadi lebih murah. Selain itu, angka impor mobil listrik tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 14 persen setiap tahun sejak dimulainya investigasi pada bulan Oktober.
Produsen mobil berbasis di Uni Eropa mulai merasakan dampak negatif dari terus berkembangnya impor mobil listrik dari China. Kerugian yang terus bertambah bisa menjadi masalah yang sulit diatasi di kemudian hari.
Kabar mengenai rencana kenaikan tarif impor yang diusulkan oleh Kamar Dagang China untuk Uni Eropa memunculkan ketidaknyamanan. Berdasarkan laporan dari Automotive News Europe, pihak China menyatakan kekecewaan mereka terhadap rencana tersebut. Mereka meyakini bahwa langkah peningkatan tarif impor hanya mencerminkan adanya dorongan permintaan yang lebih tinggi untuk mobil listrik di Eropa.
Investigasi tersebut bertujuan untuk menelusuri apakah mobil listrik dari China menerima subsidi dari pemerintah, yang kemudian memberikan keuntungan yang dianggap tidak adil. Keuntungan yang dimaksud adalah kemampuan pabrikan mobil China untuk menjual kendaraan dengan harga lebih murah daripada pabrikan Eropa yang tidak menerima subsidi sama sekali.
Investigasi terkait mencakup penyelidikan terhadap perusahaan mobil China seperti BYD, Geely, dan SAIC. Ketiganya turut memberikan jawaban melalui kuisioner yang disediakan oleh Komisi.
Kesimpulan
Upaya Eropa untuk menahan laju kendaraan listrik China dengan penerapan tarif impor tinggi serta investigasi anti-subsidi menjadi langkah yang diambil untuk melindungi produsen mobil lokal. Dampak negatif dari impor mobil listrik China mulai dirasakan oleh produsen Eropa, sementara China menyatakan kekecewaan terhadap rencana kenaikan tarif impor yang diusulkan oleh Eropa, menganggapnya hanya mencerminkan permintaan yang lebih tinggi untuk mobil listrik di pasar Eropa.