indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Sebuah gugusan awan dengan lubang-lubang di langit dekat pantai barat Florida, Amerika Serikat, terekam oleh NASA melalui Satelit Terra pada 30 Januari 2024. Keanehan bentuk awan ini sempat membuat orang mengira itu adalah UFO atau piring terbang. Namun, apakah sebenarnya fenomena tersebut?
Perkiraan bahwa itu UFO adalah hal yang keliru. Pakar NASA, Michala Garrison, menunjukkan hasil gambar satelit menggunakan data MODIS dari NASA Eosdis Lance dan GIBS/Worldview.
Gambar tersebut menangkap foto “gugusan” awan berlubang yang disebut sebagai awan cavum.
Apa Itu Awan Cavum?
Menurut informasi dari situs NASA, Awan Cavum atau yang sering disebut dengan Awan Lubang adalah fenomena bentuk awan yang terlihat dari bawah seperti lingkaran besar atau elips. Bentuk ini seolah terpotong dengan rapi dari awan, dengan gumpalan yang tersisa di tengah lubangnya.
Lubang awan di langit ini sangat besar sehingga dapat dilihat dari tanah dan luar angkasa. Tak heran jika banyak orang salah mengiranya sebagai piring terbang atau fenomena tidak biasa lainnya.
Keberadaan awan bolong ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang misterius. Fenomena ini disebabkan oleh adanya es yang terbentuk di tengah awan, kemudian es tersebut turun dan meninggalkan lubang di awan sehingga terciptalah fenomena langka yang memukau ini.
Meskipun langka, fenomena awan cavum bukanlah sesuatu yang baru. Peneliti telah mendokumentasikannya sejak tahun 1940-an. Namun, baru sekitar 15 tahun yang lalu para ilmuwan menemukan penjelasannya, seperti yang dilansir oleh Business Insider.
Pada bagian sebelumnya, sudah dibahas mengenai misteri Awan Cavum yang seringkali disalahartikan sebagai UFO. Sekarang, mari kita telusuri lebih jauh apa sebenarnya yang menyebabkan fenomena langka ini muncul.
Apa yang Menyebabkan Awan Cavum Muncul?
Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 dan 2011, awan cavum terbentuk ketika pesawat terbang melewati tepian awan altocumulus tingkat menengah atau awan yang terbuat dari tetesan air yang sangat dingin.
Pendinginan super ini terjadi ketika tetesan air sangat murni dan tidak memiliki partikel kecil, seperti debu, spora jamur, serbuk sari, atau bakteri, yang biasanya membentuk kristal es.
Momen ini sering membingungkan banyak orang karena keunikan visualnya, sehingga muncul spekulasi yang beragam tentang apa sebenarnya yang terjadi.
Adapun awan Altocumulus, yang menutupi sekitar 8 persen permukaan Bumi pada waktu tertentu, sebagian besar terdiri dari tetesan air cair yang sangat dingin hingga suhu sekitar -15°C.
Faktanya, awan cavum terjadi karena efek dari teknologi buatan manusia, terutama pesawat. Analisis dari peneliti, menunjukkan semua jenis pesawat bisa menghasilkan awan cavum.
Beberapa pesawat menghasilkan turbulensi udara yang dapat menciptakan lubang berbentuk mirip dengan awan bolong. Hal ini menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat luas, terutama yang kurang memahami fenomena alam.
Para peneliti dari Pusat Penelitian Langley NASA pada tahun 2010 menemukan bahwa semakin dangkal sudut pesawat melewati awan, semakin besar rongga yang tertinggal.
Hal ini bisa dijelaskan oleh kondisi saat udara bergerak di sekitar sayap dan melewati baling-baling pesawat terbang. Proses ini dikenal sebagai ekspansi adiabatik yang menyebabkan pendinginan air sebesar 20°C atau lebih. Proses ini juga dapat mendorong tetesan air cair ke titik beku tanpa bantuan partikel di udara.
Kemudian kristal es menghasilkan lebih banyak es ketika tetesan cairan terus membeku. Kristal es tersebut akhirnya menjadi cukup berat sehingga mulai berjatuhan dari langit, meninggalkan kekosongan di lapisan awan.
Sementara banyak yang terkejut dan bingung dengan penampakan awan bolong ini, para ahli meteorologi mulai memberikan penjelasan. Mereka menjelaskan bahwa fenomena ini sebenarnya merupakan sebuah proses alami yang disebut “fallstreak hole” atau “hole-punch cloud”.
Sementara itu, para peneliti juga menemukan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi panjang atau besarnya cavum awan tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah ketebalan lapisan awan, suhu udara, dan derajat pergeseran angin horizontal.
Analisis para ahli menunjukkan bahwa berbagai jenis pesawat, mulai dari jet penumpang besar hingga jet militer, dapat menciptakan formasi awan cavum dan kanal yang terlihat seperti bolongan di langit.
Menurut peneliti, dengan lebih dari 1.000 penerbangan tiba di Bandara Internasional Miami setiap hari, terdapat banyak peluang bagi pesawat untuk menghasilkan awan cavum.
Kesimpulan
Awan bolong yang terlihat di langit dekat pantai barat Florida merupakan fenomena langka yang disebut awan cavum, bukan UFO seperti yang banyak orang kira. Keberadaan awan cavum disebabkan oleh es yang terbentuk di tengah awan dan kemudian turun, meninggalkan lubang di awan. Penelitian menunjukkan bahwa pesawat terbang juga dapat mempengaruhi terbentuknya fenomena ini, dengan pesawat yang melewati tepian awan altocumulus dapat menciptakan lubang awan. Para ahli meteorologi menggambarkan fenomena ini sebagai proses alami yang disebut “fallstreak hole” atau “hole-punch cloud” yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketebalan lapisan awan, suhu udara, dan derajat pergeseran angin horizontal.