Kisah Mengharukan: Keluarga di Lebak Banten Terperangkap dalam Kelumpuhan

indotim.net (Minggu, 14 Januari 2024) – Kisah satu keluarga di Desa Curugpanjang, Lebak, Banten mengalami kelumpuhan menimbulkan keprihatinan. Pemerintah setempat memberikan bantuan sembako hingga memfasilitasi perawatan.

Sebuah keluarga di Lebak, Banten, mengalami kondisi kelumpuhan yang membuat mereka merasa sedih dan terbatas. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung, dengan bilah bambu sebagai petunjuk arah di sekeliling rumah.

Total ada tujuh orang yang mengalami kelumpuhan di bagian kaki ataupun badan. Beberapa anggota keluarga terlihat masih bisa berpindah tempat meski harus mengeluarkan seluruh tenaga yang dimiliki.

Cara mereka berpindah tempat dengan berpegangan pada bilah bambu sebagai petunjuk arah. Kelumpuhan ini diduga mempengaruhi saraf di wajah yang membuat mereka sulit berbicara.

Salah seorang anggota keluarga yang bernama Abdul Rahman mengungkapkan bahwa dirinya telah mengalami kelumpuhan sejak lima tahun yang lalu. Bahkan anggota kendaraan keluarga yang lainnya sudah menderita kelumpuhan selama puluhan tahun.

Abdul mengungkapkan bahwa keluarganya di Lebak, Banten mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka hanya dapat mengandalkan anggota keluarga lain yang masih dalam kondisi sehat untuk membantu mereka.

“Ada yang menjadi tulang punggung keluarga,” kata Abdul saat dimintai keterangan pada hari Jumat, 12 Januari 2024.

Anggota keluarga yang masih sehat itu bekerja berbagai macam pekerjaan. Mereka akan melakukan segala pekerjaan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan uang. Tidak jarang, keluarga ini juga dibantu oleh para tetangga mereka.

“Ya seadanya saja, iya (serabutan), iya (bantuan tetangga),” ujar mereka.

Abdul mengungkapkan bahwa keluarganya sebelumnya pernah menerima bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut hanya diperuntukkan bagi dua orang saudaranya yang mengalami kelumpuhan.

“Bantuan langsung tunai (BLT) dapat, tapi tidak untuk semua, hanya dua orang saja,” kata narasumber.

Pemerintah Kabupaten Lebak Turun Tangan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memberikan tanggapan terhadap kasus kelumpuhan yang dialami oleh satu keluarga di Desa Curugpanjang. Pemkab akan memberikan bantuan kepada keluarga ini dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi.

READ  Jeda Perang di Gaza: Negosiasi Ramadan

“Dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan puskesmas akan ke lokasi melihat kondisi,” kata Penjabat Bupati Lebak Iwan Kurniawan saat dimintai keterangan, Jumat (12/1).

Iwan mengungkapkan bahwa pemerintah juga akan memberikan bantuan kepada satu keluarga yang mengalami kelumpuhan ini. Bantuan tersebut berupa sembako dan pemeriksaan kesehatan.

“Keluarga tersebut sudah mendapatkan bantuan baik berupa sembako maupun kesehatan. Kami akan terus meningkatkan perhatian dan dukungan kepada mereka,” ujar seorang narasumber terkait.

Pemerintah Kabupaten Lebak kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap satu keluarga yang mengalami kelumpuhan tersebut. Kepala Puskesmas Cikulur, Saepul, mengatakan bahwa pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan setiap anggota keluarga tersebut.

“Pemeriksaan bukan hanya kali ini, dari riwayat yang tercatat di Puskesmas memang sudah ditangani sebelumnya, setiap ada kegiatan (pemeriksaan kesehatan) keluarga ini selalu kami pantau,” kata Saepul ketika dimintai konfirmasi, Jumat (12/1).

Saepul menyampaikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh puskesmas masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut guna mendiagnosis penyakit yang diderita.

“Belum dapat didiagnosis penyebab kelumpuhan yang dialami oleh satu keluarga ini. Masalah genetik atau bukan, masih belum diketahui dengan pasti. Yang pasti, seluruh anggota keluarga ini mengalami penyakit yang sama,” ujar narasumber.

Menurut Saepul, pihak Puskesmas menghadapi kendala dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Saepul merekomendasikan agar pasien segera dirujuk.

“Tindak lanjutnya bisa dirujuk atau kalau rekomendasi dari rumah sakit itu rawat jalan, kami siap untuk memantaunya dengan instruksi dari pihak rumah sakit,” jelasnya.

Selain menjalani pemeriksaan kesehatan, keluarga tersebut juga menerima bantuan dari Dinas Sosial Lebak. Dinas Sosial memberikan sembako guna meringankan beban ekonomi yang mereka hadapi.

“Kami akan memberikan bantuan sembako kepada keluarga tersebut,” ungkap Kepala Dinsos Lebak, Eka Darmana Putra.

READ  Besok, Polda Metro Periksa Ahli Bahasa Tubuh di Kasus Anak Tamara: Apa Pesan Tubuhnya?

Dirujuk ke RSUD untuk Perawatan Intensif

Sebagai kelanjutan dari kejadian tragis yang menimpa keluarga di Lebak Banten, dua anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan akhirnya dirujuk ke RSUD Adjidarmo. Mereka akan segera menjalani pemeriksaan dan perawatan yang intensif.

Dalam keluarga tersebut, terdapat dua anggota yang mengalami kelumpuhan, yaitu Maman Abdurahman dan Sumantri. Mereka merupakan anggota keluarga yang terkena kelumpuhan paling belakangan dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain.

“Iya, sudah dirujuk, tapi baru dua orang,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Lebak dr Budhi Mulyanto saat dimintai konfirmasi, Sabtu (13/1).

Pertimbangannya, keluarga tersebut baru saja mengalami gejala kelumpuhan. Mereka berharap agar dapat sembuh dan juga memotivasi anggota keluarga lainnya untuk menjalani pengobatan yang sama.

Sebuah keluarga di Lebak, Banten sedang mengalami kekhawatiran yang mendalam karena salah satu anggota keluarga mereka mengalami kelumpuhan. Pasien tersebut akan menjalani pemeriksaan dan perawatan khusus, termasuk fisioterapi. Proses perawatan ini dilakukan secara bertahap dengan menjalani rawat jalan.

“Kami tengah melalui serangkaian pemeriksaan untuk menetapkan diagnosis yang akurat dan merencanakan rehabilitasi medis. Pasien ini dirawat jalan dan dijadwalkan untuk pemeriksaan lanjutan pada hari Senin,” ungkap dokter tersebut.

Budhi mengungkapkan bahwa perawatan ini disediakan secara gratis. Pasien juga akan dibantu oleh puskesmas atau desa dalam jadwal kontrol mereka. Di rumah, pasien akan mendapatkan pemantauan dari tenaga kesehatan yang berasal dari puskesmas tersebut.

“Para penderita memiliki jaminan kesehatan, seperti JKN atau BPJS, jadi dijamin,” sambungnya.