Panasnya Perdebatan Gibran dan Cak Imin Mengenai Catatan Hingga Sengketa MK

indotim.net (Senin, 22 Januari 2024) – Saling sindir antara cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka terjadi di debat Pilpres semalam. Sindiran itu bermula ketika Gibran menyinggung ‘catatan’.

Sindiran mengenai catatan itu dimulai ketika Cak Imin menjawab pertanyaan dari panelis mengenai pangan. Moderator menanyakan tentang strategi pasangan calon untuk mengatasi dampak perubahan iklim, dan Cak Imin memberikan jawaban terlebih dahulu pada saat itu.

“Perubahan iklim yang ekstrem mengancam produksi pangan dan menyebabkan menurunnya kualitas gizi pada pangan. Hal ini berdampak signifikan pada kualitas sumber daya manusia, kecerdasan, imunitas, dan produktivitas. Bagaimana strategi dari pasangan calon ini dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan dan kualitas gizinya?” begitu pertanyaan yang diajukan oleh moderator dalam debat keempat Pilpres yang diadakan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat pada hari Minggu, 21 Januari 2024.

Cak Imin memulai tanggapannya dengan menjelaskan masalah irigasi yang dihadapi oleh para petani di Indonesia. Dalam penjelasannya, dia menyebutkan bahwa para petani mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air, meskipun tidak ada perubahan iklim yang ekstrem.

“Bahkan lebih fatal lagi dalam mengadakan pengadaan pangan nasional, petani tidak dilibatkan dan hanya melibatkan korporasi. Ini yang harus kita ubah,” ucapnya.

Cak Imin menyampaikan bahwa potensi produk pertanian Indonesia masih sangat besar. Dia juga menekankan bahwa petani harus diberikan dukungan melalui pengadaan lahan melalui reforma agraria.

Dalam perdebatan sengit antara Gibran Rakabuming Raka dan Abdul Hakim alias Cak Imin terkait catatan dan Mahkamah Konstitusi (MK), keduanya terlihat semakin panas. Pada kesempatan itu, Gibran menegaskan bahwa petani haruslah diberikan akses kepada pupuk yang cukup. Menurutnya, seringkali petani memiliki uang untuk membeli pupuk, namun pupuk tersebut tidak tersedia.

“Potensi pupuk organik juga menjadi salah satu bagian penting agar produksi pertanian kita semakin berkualitas,” ucapnya.

Para pemimpin partai politik terus saling berdebat terkait isu-isu yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Kali ini, pasangan AMIN, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Cak Imin, juga terlibat dalam perdebatan sengit.

Gibran menyoroti catatan kinerja Cak Imin yang dinilai kurang transparan dan kerap dijadikan alat politik. Menurut Gibran, penggunaan catatan oleh Cak Imin untuk kepentingan politik dinilai tidak etis.

READ  Antrean Bus Mengular di GBK Malam Ini, Ribuan Massa Harlah Muslimat NU Berdatangan!

Dalam memberikan tanggapannya, Cak Imin menegaskan bahwa catatan kinerjanya merupakan bukti konkrit dari apa yang telah dia lakukan. Dia berpendapat bahwa catatan menjadi penting untuk menunjukkan hasil kerja dan memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

“Kualitas pangan kita juga sangat tergantung pada kemampuan kita dalam memfasilitasi petani agar mereka bisa menjadi lebih produktif,” ujar Gibran.

Gibran Singgung ‘Catatan’

Setelah Cak Imin memberikan jawabannya, giliran Gibran untuk memberikan tanggapannya. Dia mengomentari Cak Imin yang terlihat membaca catatan saat memberikan jawaban tersebut.

Diketahui, saat menjawab pertanyaan tersebut, Cak Imin terlihat beberapa kali membaca sebelum memberikan jawabannya.

“Enak banget ya, Gus,” jawab Gibran sambil tersenyum sambil membaca catatan. “Kuncinya di sini adalah eksistensifikasi dan intensifikasi lahan,” tambahnya. Cak Imin pun ikut tersenyum mendengar ucapan Gibran tersebut.

Menurut Gibran, salah satu upaya untuk mengatasi masalah pangan adalah dengan membangun pabrik pupuk. Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut telah berhasil diimplementasikan di Fakfak, Papua Barat.

“Kemarin tahun lalu kita sudah membangun pabrik pupuk di Fakfak. Kuncinya untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan menggenjot kawasan industri pupuk. Kita dekatkan pupuknya dengan lahan-lahan pertaniannya. Kuncinya adalah pupuk, dan pupuk harus didekatkan dengan lahan-lahan pertanian. Secara otomatis, produktivitas akan meningkat,” kata Gibran.

Selain itu, Gibran juga menyoroti pentingnya meningkatkan produktivitas petani. Ia berpendapat bahwa melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian dengan menerapkan konsep smart farming juga sangat penting.

“Dan jangan lupa, mekanisasi, kita ingin meningkatkan produktivitas petani, gunakan mesin pengupas padi, combine harvester, dan juga melibatkan generasi muda melalui teknologi pertanian cerdas, seperti menggunakan sistem optik untuk memantau tingkat keasaman dan kesuburan tanah serta penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida,” tambahnya.

Selanjutnya

Cak Imin Menyentil Balik Gibran

Cak Imin kemudian memberikan tanggapan terhadap pernyataan Gibran. Saat menanggapi hal tersebut, Cak Imin memberikan ‘sentilan’ kepada Gibran.

Gibran dinilai hanya mengulangi apa yang telah dijelaskan sebelumnya oleh Cak Imin.

“Terima kasih, Pak Gibran, yang Anda sampaikan mengulang apa yang saya sampaikan. Saya ingin memperdalam lagi bahwa potensi petani kita sangat besar sekali. Jumlah petani kita masih sangat banyak, dan tanah subur kita juga masih melimpah,” tutur Cak Imin.

READ  Mahfud Md Ungkap Rekomendasi Terbaru Satgas TPPU dengan Perkiraan Rp 349 Triliun

Menanggapi catatan yang dibuat oleh Cak Imin, Gibran menyampaikan pendapatnya bahwa pasar kebutuhan pangan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Gibran berpendapat bahwa pemerintah perlu terlibat secara aktif dalam menangani permasalahan ini untuk memastikan kebutuhan pangan tercukupi.

“Di sisi lain, kita juga memiliki apa yang disebut sebagai kebutuhan pangan kita juga pasar yang luar biasa. Nah, dalam konteks ini, antara pasokan yang kita miliki memiliki potensi yang besar, dan juga permintaan yang kita miliki sangat kuat,” ujar Cak Imin.

“Oleh karena itu, pemerintah tidak seharusnya turun tangan dengan cara yang terlalu normatif dalam menghadapi keadaan,” ujar Gibran.

MK Dibawa-bawa

Perdebatan seputar ‘catatan’ telah berakhir, namun sindiran yang melibatkan Mahkamah Konstitusi (MK) pun muncul. Cak Imin turut mengangkat isu ‘catatan Mahkamah Konstitusi’ saat menjawab pertanyaan dalam debat Pilpres 2024.

Moderator debat Pilpres 2024 mengajukan pertanyaan kepada ketiga calon Wakil Presiden mengenai strategi yang dapat digunakan oleh masyarakat desa untuk membangun desa mereka sendiri. Moderator juga menanyakan mengenai kebijakan apa yang dapat meningkatkan minat penduduk desa untuk tinggal di sana dan ikut berkontribusi dalam pembangunan desa tersebut.

Cak Imin tidak segera menjawab moderator, namun dalam beberapa detik ia mencatatnya di kertas.

“Terima kasih, saya akan mencatatnya sedikit,” ungkap Cak Imin.

Setelah mencatat, Cak Imin kemudian menyebut bahwa yang paling penting dari catatannya bukanlah catatan dari Mahkamah Konstitusi.

“Yang penting ini bukanlah catatan dari Mahkamah Konstitusi,” ujar Cak Imin sambil disambut riuh oleh penonton debat.

Pada kesempatan itu, Gibran terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh moderator. Dia mengungkapkan bahwa hal paling penting dalam permasalahan ini adalah paradigma yang harus diubah.

“Sebetulnya diawali dari paradigma, paradigma pembangunan itu seperti apa. Dulu kita gagal zaman Orde Baru karena kita bangun dari atas,” ujar Gibran.

Menurut Gibran Rakabuming Raka, saat ini fokus pemerintah terhadap pembangunan desa sudah cukup baik. Dia mengungkapkan bahwa pembangunan desa sangat penting untuk mendorong kemajuan masyarakat desa.

READ  Kemeriahan Konser Ed Sheeran di JIS yang Memacetkan Lalu Lintas

“Dalam pembangunan desa, kami fokus pada kerja dari bawah. Kami yakin bahwa dengan membangun dari bawah, kehidupan kemasyarakatan, ekonomi, dan budaya akan terus terjaga dan lestari,” ujar Gibran.

Implementasi Undang-Undang Pembangunan Desa dan penerapan dana desa terus meningkat dari tahun ke tahun. Hasilnya, infrastruktur di desa semakin baik dan terjadi transformasi desa tertinggal menjadi desa maju dan mandiri.

Masalah catatan menjadi pertikaian sengit antara Gibran Rakabuming Raka menantunya Presiden RI Joko Widodo dan Cak Imin Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam pernyataannya, Gibran mengkritik bahwa hanya tersisa 4.000 desa dari 13 ribu desa yang masih tergolong sebagai desa tertinggal. Sementara itu, Cak Imin membela pemerintah dengan mengungkapkan keberhasilan dalam mendorong kemajuan desa.

“Hari ini sudah 13 ribu desa yang tertinggal menjadi desa maju, desa mandiri. Sekarang sudah tinggal 4.000 saja. Ini merupakan bukti bahwa infrastruktur kita berjalan dengan baik, dana desa terlaksana dengan lancar, sehingga masyarakat desa semakin nyaman,” ucapnya.

Wakil Ketua DPR tersebut juga mengungkapkan strategi untuk mendorong masyarakat di desa agar tetap bertahan dan membangun desa. Salah satunya adalah dengan menaikkan nominal dana desa menjadi Rp 5 miliar. Menurutnya, langkah tersebut dapat meningkatkan kondisi ekonomi di desa.

“Ke depannya, kita akan menyiapkan peningkatan anggaran sebesar Rp 5 miliar per desa agar tidak hanya infrastruktur yang baik, tetapi juga pertumbuhan ekonomi melalui BUMDes, kegiatan wirausaha yang berkembang, sektor pertanian, peternakan, ekonomi kreatif, sehingga masyarakat tertarik tinggal di desa,” ungkapnya.

Menurut Gibran, dana tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki infrastruktur dan pembangunan sarana prasarana yang ada.

“Kehidupan ekonomi memadai, dan desa terjaga menjadi komunitas yang membanggakan sehingga masyarakat tidak lagi tertarik urbanisasi, tapi cukup kembali ke desa, membangun desa untuk pembangunan bangsa,” paparnya.

Setelah Cak Imin selesai menjawab, giliran Gibran yang memberikan tanggapan terhadap Cak Imin. Menurut Gibran, Cak Imin terlihat lebih santai dalam debat Cawapres pertama.

“Nah gitu dong Gus, jangan terlalu tegang seperti saat debat Calon Wakil Presiden pertama kemarin,” ujar Gibran.