Pasutri Petani Tewas Tersambar Petir saat Panen Cabai di Banjarnegara: Tragedi di Ladang

indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Pasutri petani cabai bernama Sukisman (45) dan istrinya, Reben (40), tewas akibat tersambar petir di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara, Jawa Tengah. Keduanya menghembuskan napas terakhir di lokasi kejadian.

“Korban adalah Sukisman dan istrinya. Keduanya meninggal dunia di lokasi kejadian,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo pada hari Minggu (25/2/2024), saat kejadian tersebut dilaporkan.

Andri mengungkapkan bahwa saat itu dua korban beserta keluarganya sedang sibuk memetik cabai di kebun. Tiba-tiba, hujan lebat mengguyur sekitar pukul 13.00 WIB, sehingga mereka berlindung di gubuk di tengah kebun cabai tersebut.

“Saat itu sekitar jam 1 siang, hujan lebat turun disertai petir yang menyambar. Pasutri petani ini sedang asyik panen cabai kemudian mereka berteduh di gubuk,” ungkap saksi mata.

Namun, ketika sedang mencari tempat berteduh dari hujan deras, pohon kelapa yang berdiri agung di dekat gubuk mereka tiba-tiba tersambar petir. Dampak dari sambaran petir ini tidak hanya dirasakan oleh pohon kelapa, namun juga menyambar dua sosok petani yang sedang berada di sekitar lokasi.

“Naas saat berteduh ada pohon kelapa yang dekat gubuk ini tersambar petir. Dua petani yang merupakan pasangan suami-istri ini ikut tersambar petir hingga meninggal dunia,” jelasnya.

Sementara itu, warga sekitar yang mendengar suara petir tersebut langsung menuju lokasi kejadian. Mereka terkejut melihat pasutri petani tergeletak tak berdaya di tengah kebun cabai yang sedang mereka panen bersama.

Selain kedua korban tersebut, dua petani lainnya juga mengalami luka bakar di bagian kaki. Beruntung, keduanya masih selamat.

Petani di desa Genting, Kecamatan Kalikajar, Banjarnegara dihebohkan dengan kejadian nahas yang menimpa pasutri petani, Suroso (45) dan Sri (38). Keduanya tewas tersambar petir saat sedang panen cabai di lahan pertanian mereka.

READ  Untidar Magelang: Membuat Pembibitan Anggrek Bulan yang Menarik, Dijual dengan Harga Rp 90 Ribu per Pohon

Saat itu, cuaca tiba-tiba berubah menjadi mendung dan petir menyambar tanah tempat pasutri petani tersebut bekerja. Menurut keterangan warga sekitar, kejadian tragis itu terjadi begitu cepat, dan Suroso serta Sri tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri.

Kepala Desa Genting, Joko Supriyanto, mengatakan bahwa pasutri petani ini merupakan sosok yang sangat gigih dan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. “Mereka adalah sosok yang dicintai oleh warga desa. Kepergian mereka meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat di sini,” ujar Joko.

Upaya evakuasi dilakukan oleh tim SAR setempat, namun sayangnya pasutri petani tersebut telah dinyatakan meninggal dunia sebelum tiba di pusat pelayanan kesehatan terdekat. Kematian tragis ini pun menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Saat ini, warga desa Genting bersama-sama meratapi kepergian Suroso dan Sri, sambil berdoa agar arwah mereka mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Kami semua mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan ini,” tutup Joko.

Baca juga: Kisah Keluarga Tukang Becak Ini Raih Beasiswa Unggulan

Kesimpulan

Pasutri petani cabai di Banjarnegara, Jawa Tengah, Sukisman dan Reben, serta Suroso dan Sri, tewas tersambar petir saat sedang panen cabai, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat. Kejadian tragis ini menjadi peringatan akan bahaya cuaca ekstrem dan memberikan penghargaan atas kerja keras pasutri petani yang gigih dalam mencari nafkah. Semoga arwah mereka ditempatkan di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.