indotim.net (Sabtu, 02 Maret 2024) – Tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengunjungi rumah sakit di Jalur Gaza secara langsung menyaksikan dan melaporkan “sejumlah besar korban luka tembak” di antara puluhan warga Palestina yang menjalani perawatan medis setelah pasukan Israel melepas tembakan ke lokasi penyaluran bantuan kemanusiaan.
Seperti yang dilaporkan oleh AFP dan Al Arabiya pada Sabtu (2/4/2024), para staf PBB menjadi yang pertama mengunjungi wilayah Jalur Gaza bagian utara dalam seminggu terakhir. Mereka menghabiskan waktu lebih dari dua jam untuk menjelajahi Rumah Sakit Al-Shifa, tempat mereka mengirimkan pasokan obat-obatan dan bahan bakar.
Pada kunjungan tim PBB ke Gaza setelah insiden penyaluran bantuan, pasukan Israel menembak ke arah kerumunan warga Palestina yang sedang berdesakan untuk mendapatkan makanan dari konvoi truk yang tiba di Jalur Gaza bagian utara.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden pada Kamis (29/2) waktu setempat telah mencapai 115 orang. Lebih dari 750 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.
“Rumah Sakit Al-Shifa dilaporkan telah menerima lebih dari 700 orang yang mengalami luka-luka kemarin, sekitar 200 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit,” tutur Stephane Dujarric selaku juru bicara Sekjen PBB dalam pernyataannya.
RS Al-Shifa, kata Dujarric, juga menerima lebih dari 70 jenazah korban tewas dalam peristiwa bantuan tersebut. Informasi tersebut diperoleh dari petugas rumah sakit yang ditemui oleh tim PBB terdiri dari perwakilan Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA), WHO, dan UNICEF.
Di antara para korban luka, menurut Dujarric, tim PBB melaporkan “ada sejumlah besar luka tembak”. Namun tidak diketahui apakah tim PBB itu juga diperbolehkan memeriksa jenazah-jenazah korban tewas dalam insiden bantuan itu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksi mata di lokasi insiden melaporkan bahwa pasukan Israel menembak saat orang-orang saling berebut barang dari konvoi truk bantuan kemanusiaan.
Militer Israel, dalam pembelaannya, menyebut banyak korban tewas terinjak-injak dalam gelombang kerumunan yang terus bertambah ketika truk pengangkut bantuan tiba di lokasi.
Sementara itu, juru bicara PBB menyatakan keprihatinan mendalam atas peningkatan jumlah korban luka tembak yang terjadi dalam insiden tersebut. Menurutnya, kondisi ini semakin memperumit upaya bantuan kemanusiaan di Gaza.
Namun, militer Israel juga mengakui bahwa pasukannya melepaskan tembakan ketika massa mendekati dengan cara yang dianggap sebagai “ancaman”.
Dokter-dokter di Gaza menyatakan bahwa sebanyak 80 persen dari korban luka mengalami luka tembak. Situasi ini semakin memprihatinkan dan menandakan eskalasi kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.
Kepala Rumah Sakit Al-Awda di Gaza City yang merawat sejumlah korban luka dalam insiden bantuan tersebut, menyatakan kepada media The Associated Press bahwa lebih dari 80 persen korban luka terkena tembakan. Fakta ini mengindikasikan insiden penembakan massal oleh pasukan Israel.
Melansir pernyataan Pelaksana tugas (Plt) direktur RS Al-Aqda, Dr Mohammed Salha, dari total 176 korban luka yang dibawa ke rumah sakitnya, sebanyak 142 orang mengalami luka tembak sementara 34 lainnya mengalami luka-luka akibat terinjak-injak.
Namun, Salha tidak dapat menjelaskan penyebab kematian para korban yang tewas karena jenazah mereka telah dibawa ke rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah untuk proses identifikasi.
Secara terpisah, direktur RS Kamal Adwan, Dr Husam Abu Safyia, mengatakan sebagian besar korban yang dibawa ke rumah sakitnya mengalami luka tembak di bagian atas tubuh mereka. Disebutkan juga oleh Abu Safyia bahwa banyak dari kematian disebabkan oleh tembakan di kepala, leher atau dada.
Informasi tersebut menunjukkan tingkat keparahan luka-luka akibat insiden bantuan yang terjadi di Gaza. Situasi yang memprihatinkan ini semakin menegaskan perlunya penanganan medis secepatnya untuk menyelamatkan nyawa para korban.
Para Korban Luka Mengaku Bahwa Pasukan Israel Menembaki Mereka Saat Mereka Berusaha Mendapatkan Bantuan
Empat warga Palestina yang terluka dalam insiden bantuan di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa mereka ditembak oleh pasukan Israel ketika mencoba mendapatkan pasokan makanan dari truk bantuan untuk keluarga mereka. Situasi di lokasi tersebut dilaporkan sangat mencekam dan kacau.
Salah satunya adalah Mahmoud Ahmad yang menyatakan bahwa saat truk bantuan tiba di Jalur Gaza pada Kamis (29/2) dini hari, sebuah tank dan sebuah drone quadcopter mulai melepaskan tembakan.
“Saya mengalami luka di bagian punggung saya. Darah terus mengalir selama satu jam sebelum salah seorang kerabat saya akhirnya datang dan membawa saya ke rumah sakit,” ujarnya dalam rekaman video yang diperoleh oleh Reuters.
“Ketika bantuan tiba, tank dan quadcopter mulai menembak orang-orang yang berkumpul, orang-orang yang pergi mencari makanan untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Mereka mulai menembaki,” ucapnya.
Seorang warga Palestina lainnya bernama Sami Mohammed menuturkan dirinya menunggu kedatangan truk bantuan bersama putranya. “Anak saya berlari ke pantai dan mereka menembaknya dua kali… satu mengenai kepalanya dan satu lagi mengenai dadanya,” ucapnya.
Kisah tragis tersebut menyedot perhatian dunia, terutama dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di wilayah Gaza yang sedang dilanda konflik yang memakan korban tak bersalah.
Putra Sami Mohammed terbaring di rumah sakit dengan perban di dada, lengan, dan luka di wajahnya.