Rektor Universitas Peduli Dicopot, Menolak Dituduh Melecehkan

indotim.net (Kamis, 29 Februari 2024) – Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno mendatangi Polda Metro Jaya hari ini untuk diperiksa terkait dugaan pelecehan terhadap bawahannya. Edie Toet membantah tuduhan pelecehan tersebut.

Pada Kamis (29//2/2024), Rektor UP yang saat ini dalam status nonaktif, Edie, menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Edie tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, mengenakan jaket merah dan topi.

Edie mengungkapkan bahwa dia tetap merasa tegar meskipun disudutkan oleh tuduhan yang tidak benar. Sebagai seorang pendidik, ia berharap kebenaran akan segera terungkap.

“Nggak, nggak, nggaklah (tuduhan dugaan pelecehan). Ayo, ayo, ayo, saya harus masuk, saya harus masuk,” kata Edie singkat di Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024).

Edie, yang didampingi kuasa hukumnya, kemudian memasuki gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus yang ada.

Berlanjut dari pemeriksaan di Polda, Rektor Universitas Pancasila (UP) Edie Toet bersikeras untuk membantah tuduhan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh dua karyawati UP. Kejadian dugaan pelecehan, salah satunya terjadi di ruang rektorat pada tahun 2023.

Pengakuan Korban

Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani, menyebut dugaan pelecehan seksual terjadi pada Februari 2023. Dugaan pelecehan terjadi di ruangan terlapor.

“Pada Februari 2023, terlapor memanggil korban ke ruangan dalam rangka pekerjaan,” kata Amanda kepada wartawan, Jumat (23/2/2024).

Dia menjelaskan saat itu korban mendatangi ruangan terlapor. Namun, secara tiba-tiba, korban dicium terlapor di bagian pipi.

Sontak korban pun kaget dan terdiam setelah dicium terlapor.

Tak sampai di sana, hal ini diikuti dengan terlapor yang disebut menyentuh bagian sensitif korban.

Setelah melaporkan kejadian tersebut kepada atasan, korban malah mendapat surat mutasi dan demosi, bukan perlindungan.

READ  Demo Mahasiswa Universitas Pelita Bubar, Lalu Lintas Jalan Lenteng Agung Kembali Lancar

“Menindaklanjuti kejadian itu, korban yang merasa dirugikan akhirnya membuat laporan di Polda Metro Jaya,” ujarnya.

Sementara itu, pihak rektor membantah tudingan pelecehan yang dialamatkan padanya. Dia menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan siap untuk mengikuti proses hukum yang berlaku.

Rektor Dinonaktifkan

Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) merasa prihatin atas kasus dugaan pelecehan yang melibatkan Rektor ETH. Pihak yayasan melakukan investigasi internal terkait permasalahan tersebut.

Usai berkoordinasi dengan sejumlah anggota, yayasan menggelar rapat pleno pada Senin (26/2/2024) untuk membahas kasus ini. Hasil rapat pleno menetapkan nonaktifnya Rektor ETH.

Dari rapat pleno tersebut, diputuskan bahwa YPPUP telah mengambil keputusan untuk menonaktifkan Rektor per hari ini, Selasa, 27 Februari 2024,” demikian keterangan tertulis Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila yang diterima wartawan, Selasa (27/2).

Saat ini, Rektor Universitas Pancasila yang dinonaktifkan sedang menjalani pemeriksaan di Polda terkait dugaan pelecehan.

Di sisi lain, Sekretaris Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila, Yoga Satrio, menyatakan bahwa Rektor ETH akan dinonaktifkan hingga masa bakti rektor berakhir pada 14 Maret 2024.

Pemeran utama dalam kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Yoga, kembali menjadi sorotan. Kali ini, Prof. Yoga kembali menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Barat terkait kasus tersebut.

Pada keterangan resminya, Prof. Yoga menegaskan, “Tidak mencopot, tapi menonaktifkan sampai berakhirnya masa bakti Rektor tanggal 14 Maret 2024” seperti yang disampaikan saat jumpa pers di kampus pada Selasa (27/2).

Lihat juga Video: UP Ungkap Alasan Korban Dugaan Pelecehan Baru Lapor Setelah Setahun

Kesimpulan

Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, menegaskan bahwa ia tidak melakukan pelecehan seksual terhadap stafnya dan bersikeras untuk membantah tuduhan tersebut. Meskipun dalam status nonaktif, Edie tetap kooperatif dalam menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila telah menonaktifkan Edie sebagai Rektor hingga berakhirnya masa bakti pada 14 Maret 2024 dan melakukan investigasi internal terkait kasus pelecehan yang melibatkan dirinya.

READ  Ketua DPC PDIP Majalengka Terkejut dengan Pamitan Massal Kader Sayap Partai