indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menunjukkan kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19. Dengan berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%, Indonesia dapat kembali pada jalur yang benar dalam waktu singkat.
Saat berbicara di acara Mandiri Investment Forum (MIF) yang dihadiri oleh ratusan investor, Sri Mulyani menyatakan keyakinannya. Menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi luar biasa yang jarang ditemui.
“Indonesia, di antara 20 negara teratas, negara-negara ASEAN, atau bahkan di seluruh dunia, mungkin menjadi salah satu negara langka yang mampu melakukan konsolidasi fiskal dalam waktu singkat dan cepat tanpa mengorbankan pertumbuhan itu sendiri,” ungkap Sri Mulyani di Hotel Fairmont Jakarta, pada hari Selasa (5/3/2024).
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya sebesar 1,65% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023. Angka ini ternyata jauh lebih kecil dibandingkan dengan asumsi sebelumnya.
“Defisit kita hanya sebesar 1,65%,” ungkap Sri Mulyani. Angka ini terbilang rendah jika dibandingkan dengan anggaran awal dan bahkan lebih rendah dari defisit pada masa terburuk pandemi, yakni 6,1% PDB pada 2020,” katanya.
Menurut Sri Mulyani, kondisi seperti ini tidak sering terjadi di berbagai negara. Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi sekaligus menjaga defisit fiskal tetap rendah.
“Jika Anda melihat banyak negara lain di dunia, kombinasi seperti itu sangat langka. Entah Anda mendapati situasi di beberapa negara di mana pertumbuhan ekonomi yang tinggi justru diiringi dengan defisit yang semakin parah,” ungkap Sri Mulyani.
Pada tahun 2024, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan defisit APBN hanya sebesar 2,29% dari produk domestik bruto (PDB), atau setara dengan Rp 522,8 triliun. Rincian anggaran menunjukkan belanja sejumlah Rp 3.325,1 triliun dengan penerimaan mencapai Rp 2.802,3 triliun.
Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 5,2%, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang kuat. Meski proyeksi ekspor sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya, namun tetap diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian.
Jadi, dalam waktu yang sangat singkat, Indonesia berhasil melakukan konsolidasi fiskal sambil tetap menjaga pemulihan ekonomi dan mempertahankan pertumbuhan yang luar biasa,” ungkap Sri Mulyani.
“Saya kira saya layak mendapat tepuk tangan, terima kasih. Khawatir jika Anda lupa,” ujar Sri Mulyani sambil bercanda di hadapan para investor yang menghadiri acara tersebut.
Kesimpulan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berhasil menunjukkan kepeduliannya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19 dalam acara Mandiri Investment Forum. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% yang berhasil dipertahankan, Sri Mulyani menekankan bahwa Indonesia mampu melakukan konsolidasi fiskal dalam waktu singkat tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Dengan defisit hanya sebesar 1,65% terhadap PDB pada tahun 2023, Sri Mulyani optimis bahwa Indonesia dapat mencapai target defisit APBN yang rendah serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahun 2024, menjadikan negara ini khusus dan langka dalam menjaga keseimbangan ekonomi secara efektif.