indotim.net (Kamis, 07 Maret 2024) – Pemerintah melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau lebih dikenal dengan Indonesian AID, memberikan bantuan berupa 10 juta dosis vaksin polio buatan dalam negeri kepada masyarakat Afghanistan.
Pengiriman Vaksin produksi PT Bio Farma secara simbolis dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis (7/3) di Kantor Bea dan Cukai Soekarno Hatta, Tangerang.
Pemerintah Indonesia bersama PT Biofarma Indonesia bekerja sama dalam penyediaan 10 juta dosis vaksin polio. Vaksin tersebut akan dikirim melalui UNICEF untuk mendukung program vaksin nasional yang akan segera diluncurkan pada bulan April mendatang. Kerja sama ini sebagai hasil kolaborasi yang kuat antara Kementerian Luar Negeri, sejumlah kawan, dan LDKPI dengan UNICEF untuk mengirimkan 10 juta dosis vaksin tersebut. Diperkirakan vaksin tersebut dapat mencakup 3,3 juta anak di bawah usia 3 tahun di seluruh wilayah Afghanistan,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan tertulis pada Kamis (7/3/2024).
Afghanistan menjadi salah satu dari dua negara di dunia yang masih berstatus endemik polio, selain Pakistan. Akses terbatas terhadap pasokan vaksin dan kurangnya fasilitas kesehatan semakin mengancam kehidupan anak-anak dan balita di negara tersebut. Kondisi ini telah menjadi penyebab utama tingginya angka kematian anak-anak di Afghanistan.
Sebagai negara yang aktif dalam diplomasi perdamaian dan kemanusiaan sesuai konstitusi, Indonesia berkomitmen untuk membantu rakyat Afghanistan melalui bantuan vaksin.
Sri Mulyani menyatakan bahwa Indonesia selalu memiliki semangat kerjasama, kolaborasi, serta mendukung berbagai program multilateral dan bilateral termasuk komitmen global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk di bidang kesehatan.
“Kami berharap bantuan dari Indonesia ini adalah bagian dari implementasi semangat Undang-Undang Dasar dan dari semangat membangun Indonesia sebagai anggota global yang bertanggung jawab, negara yang bertanggung jawab dan warga negara yang bertanggung jawab untuk bersama-sama menggapai tujuan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial tidak hanya untuk rakyat Indonesia tetapi juga untuk dunia,” ungkap Sri Mulyani.
Dalam penyaluran bantuan vaksin polio ini, Indonesian AID berkolaborasi dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF), sebuah lembaga PBB yang fokus memberikan bantuan kemanusiaan serta meningkatkan kesejahteraan jangka panjang bagi anak-anak dan ibu di negara-negara berkembang.
Kedua menteri tersebut menegaskan komitmen Indonesia dalam menjalankan diplomasi kemanusiaan di Afghanistan, sebagai bentuk dukungan untuk kesehatan global. Indonesia dikenal sebagai produsen vaksin polio yang memiliki reputasi tinggi di dunia.
Pemberian hibah ini juga diharapkan dapat menjadi sarana promosi produk vaksin dan obat-obatan buatan Indonesia yang berkualitas ke pasar global, khususnya untuk memenuhi kebutuhan badan-badan PBB yang menjalankan program peningkatan kualitas kesehatan atau penanganan wabah di negara/kawasan tertentu yang bersifat krusial.
Sebagai informasi, sejak berdiri pada Oktober 2019, Indonesian AID telah memberikan hibah kerja sama pembangunan senilai Rp356,58 miliar ke 58 negara sahabat. Bantuan ini termasuk juga untuk Palestina, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini, dan Fiji.
Hibah kerja sama pembangunan disalurkan untuk berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian, serta bantuan kemanusiaan. Aktif dalam menggalang kolaborasi internasional, Indonesian AID telah mampu menjalin kolaborasi pembangunan dengan lembaga-lembaga internasional seperti World Bank, Islamic Development Bank, ICRC, UNRWA, OACPS, ASEAN, dan MSG.
Kesimpulan
Pemerintah Indonesia melalui Indonesian AID memberikan bantuan berupa 10 juta dosis vaksin polio buatan dalam negeri kepada masyarakat Afghanistan sebagai upaya mendukung program vaksin nasional guna mengatasi status endemik polio di negara tersebut. Melalui kerja sama dengan UNICEF, Sri Mulyani dan Retno Marsudi turut berperan dalam pengiriman vaksin tersebut sebagai wujud dari komitmen Indonesia dalam diplomasi kemanusiaan dan pembangunan global.