Ternyata Dua Pria Penganiaya Asisten Saipul Jamil Emosi setelah Serempetan

indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Misteri pria berbaju merah saat penangkapan asisten Saipul Jamil, Steven Arthur Ristiandy, akhirnya terungkap. Dua orang pria yang memukul dan mengeluarkan makian saat polisi menangkap Steven akhirnya berhasil ditangkap oleh otoritas yang berwenang.

Dua pria yang melakukan penganiayaan ternyata bukan anggota polisi. Mereka adalah warga sipil yang merasa kesal karena menjadi korban terserempet mobil yang dikemudikan oleh Steven.

Keduanya adalah RP alias Ucok (26) dan I alias Busuk (23). Keduanya tertangkap setelah polisi menyelidiki rekaman video viral yang beredar di media sosial.

Polisi akhirnya berhasil menangkap dua pria yang menjadi tersangka dalam penganiayaan terhadap asisten Saipul Jamil. Salah satu tersangka adalah RP alias Ucok (26), yang tinggal di Pesing Koneng RT 9 RW 2, Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Saat kejadian, Ucok terlihat mengenakan jaket berwarna hitam dan helm hitam.

“Peran pada saat peristiwa itu menjambak rambut Tersangka penyalahgunaan narkoba atas nama S, dan memukul bibir Tersangka dengan tangan kanan,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).

Pelaku kedua I alias Busuk (23) merupakan warga Gambir, Jakarta Pusat. Saat kejadian, pelaku Busuk mengenakan helm berwarna abu-abu dan jaket merah marun.

Polres Jakbar menangkap dua pria penganiaya asisten Saipul Jamil. (Kurniawan Fadilah)

“Kami menjerat kedua pelaku dengan Pasal 170 KUHP,” ujar Kepala Polisi Jakbar.

“Dengan diamankannya kedua warga masyarakat yang terlibat dalam peristiwa pemukulan dan juga dicaci maki dengan menggunakan kata-kata kasar, apa yang saya sampaikan dalam rilis pertama bahwa yang melakukan pemukulan dan intimidasi bukan anggota Polri,” ujar sumber terpercaya.

Motif Pemukulan karena Kesal

Penangkapan terhadap dua orang warga sipil ini sekaligus menjadi penegasan dari Kombes Syahduddi bahwa tidak ada polisi yang terlibat melakukan pemukulan terhadap asisten Saipul Jamil.

“Yang bersangkutan adalah warga masyarakat yang kebetulan melintas di jalan pada saat terjadi aksi pengejaran,” ucap Syahduddi.

Kedua tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap asisten Saipul Jamil mengaku emosi karena mengalami serempetan dan ditabrak oleh Steven.

READ  Indikasi Anies-Ganjar Koalisi di Putaran Dua Tertangkap Basah oleh JK

“Sehingga dua orang ini menjadi emosi dan ikut mengejar untuk membantu polisi,” ujar sumber terpercaya.

Baca selanjutnya: kronologi kejadian….

Pemukulan Dipicu Serempetan

Sementara itu, Kapolsek Tanjung Duren Kompol Muharam Wibisono menjelaskan bahwa RP dan I adalah warga sipil. Keduanya merasa emosi karena salah satu teman mereka menjadi korban peristiwa serempetan yang dilakukan oleh asisten Saipul Jamil ketika dikejar oleh kepolisian.

“Jadi sebenarnya awalnya ada kejadian dimana asistennya dari SJ menabrak mereka, dan inilah yang membuat para pelaku ini melakukan pengejaran. Karena merasa ditabrak, temannya terluka, maka semakin membangkitkan semangat mereka untuk mengejar,” ungkap Wibi.

Wibis menjelaskan bahwa setelah mobil yang dikendarai asisten Saipul Jamil berhenti, kedua pelaku segera melakukan penganiayaan seperti yang terlihat dalam video yang menjadi viral. Polisi kemudian berhasil mengidentifikasi pelaku dan melakukan penangkapan.

“Ketika terjadi pengejaran, kemudian berhenti di jalur busway seperti yang terlihat dalam video viral, dua orang yang terlibat melakukan penganiayaan secara membabi buta dengan menjambak dan memukul. Setelah kami dalami, ternyata mereka bukan anggota polisi. Oleh karena itu, kami segera mencari kedua pelaku tersebut,” jelas Wibi.

Ikut Mengejar hingga Pukul Asisten Ipul

Dalam bagian sebelumnya, kita telah melaporkan tentang penganiayaan terhadap asisten Saipul Jamil. Pada bagian ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang alasan di balik serangan tersebut.

Menurut keterangan saksi mata yang berada di tempat kejadian, pelaku penganiayaan tersebut merupakan warga setempat yang sering nongkrong di wilayah tersebut. Mereka terlibat dalam kejadian ini setelah mendengar keributan yang terjadi saat itu.

Saksi tersebut menjelaskan bahwa warga yang melihat Saipul Jamil dan asistennya terlibat dalam serempetan dengan kendaraan lain, menjadi penasaran dan memutuskan untuk mengejar mereka. Emosi mereka mulai memanas sehingga terjadi penganiayaan terhadap asisten Saipul Jamil sebagai bentuk ekspresi kemarahan mereka.

Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga emosi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih baik. Kita perlu mengedepankan rasa hormat dalam menangani situasi yang memicu kemarahan, agar tidak terjadi tindakan kekerasan yang merugikan pihak lain.

“Warga ini memang saat kejadian sedang melintas dan memang warga-warga ini, para pelaku ini, sering nongkrong di area yang terjadinya tindak pidana penabrakannya ya. Mereka yang sering nongkrong di situ dan ketika itu melihat ada ribut-ribut, kejar-mengejar, dia ikuti secara tidak sengaja dia mengikuti karena ingin tahu ada apa dan ditabrak,” ungkap Muharam.

READ  Polisi Bongkar Kasus Peretasan ATM dengan Kode Kejutan di Jaksel

 Saipul Jamil (Kurniawan Fadilah/detikcom)

Muharam mengungkapkan bahwa kedua pelaku telah ditangkap sehari setelah kejadian di kawasan Pesing, Jakarta Barat. Polisi memastikan bahwa keduanya melakukan penganiayaan tanpa adanya pengaruh narkoba.

“Tanggal 6 (ditangkap). Itu kan kejadian tanggal 5, karena viral kita kan pastikan ini anggota polisi apa bukan. Tanggal 6 kita langsung koordinasi dengan Polsek Tambora apakah ini anggota atau bukan. Kita dalami, ternyata bukan,” papar Muharam.

Pelaku Meminta Maaf

Dua orang warga sipil berinisial RP alias Ucok (26) dan I alias Busuk (23) ditangkap setelah melakukan penganiayaan terhadap asisten Saipul Jamil yang bernama Steven Arthur Ristiandy. Tersangka mengaku melakukan kesalahan secara tidak sengaja dan meminta maaf atas kejadian tersebut.

“Sebelumnya saya minta maaf atas kejadian itu, karena kami khilaf. Sekali lagi saya minta maaf kepada Bapak Polisi semua, kami telah memukul driver itu,” kata Busuk dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (12/1/2024).

Menurut I yang juga dikenal dengan nama Busuk, ia mengungkapkan bahwa dirinya merasa emosional setelah salah satu temannya tertabrak oleh Steven. Steven sendiri berhasil melarikan diri saat dikejar oleh polisi. Dikutip dari percakapannya dengan detik.com, Busuk mengaku bahwa ia ikut mengejar mobil Steven hingga akhirnya berhasil menemukannya. Saat polisi berhasil memberhentikan mobil tersebut, Busuk tak dapat menahan emosinya sehingga memukul Steven.

“Karena kami menjadi korban tabrak dari dia dan teman kami ada luka, makanya kami emosi ikut bantu ngejar. Sampai di sana dapat, kami langsung masuk dan memukul, karena saya khilaf, emosi,” ungkap I alias Busuk.

“Sekali lagi saya minta maaf kepada sopirnya, kepada Bapak-bapak, saya minta maaf sedalam-dalamnya agar kami dimaafkan, Pak,” ujar salah satu pria tersebut.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya….

3 Polisi Terbukti Langgar SOP

Propam Polres Metro Jakarta Barat melakukan pemeriksaan terhadap anggota Unit Narkoba Polsek Tambora terkait penangkapan asisten Saipul Jamil yang bernama Steven Arthur. Tiga anggota polisi tersebut dinyatakan terbukti melanggar SOP.

READ  Polisi Periksa Lagi Rektor UP Nonaktif Terkait Pelecehan

“Terhadap anggota yang melakukan penangkapan dan pengungkapan kasus tindak pidana narkoba yaitu Aiptu H, Aiptu ZM, dan Aiptu AW, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya bahwa Propam Polres Metro Jakarta Barat akan melakukan pemeriksaan dan pendalaman terkait dugaan pelanggaran oleh ketiga anggota tersebut,” kata Kombes M Syahduddi, Kapolres Metro Jakarta Barat, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Barat, Jumat (12/1/2024).

Syahduddi mengungkapkan bahwa ketiga anggota tersebut telah menjalani pemeriksaan oleh Propam. Kesemua mereka terbukti melanggar prosedur yang telah ditetapkan.

“Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa memang terbukti ketiga anggota tersebut melakukan pelanggaran prosedur. Pertama, mereka membiarkan warga masyarakat melakukan tindakan kekerasan terhadap pelaku penyalahgunaan narkoba. Kedua, mereka tidak memberikan keyakinan atau kepastian kepada pelaku bahwa mereka adalah polisi, meskipun anggota tersebut sudah mengatakan ‘kami polisi’ dan menunjukkan tanda lencana kepolisian. Namun, itu belum cukup untuk meyakinkan tersangka agar mematuhi perintah petugas untuk berhenti, malah tersangka justru melarikan diri,” ungkap sumber terpercaya.

Syahduddi menegaskan ketiga anggota tersebut akan segera disidang etik.

“Sehingga terhadap ketiga tersebut telah terbukti melakukan pelanggaran prosedur akan segera kami sidangkan untuk mendapatkan kepastian hukum,” ujar sumber terpercaya.

Polres Jakbar menangkap dua pria penganiaya asisten Saipul Jamil. (Kurniawan Fadilah)

Kapolres juga mengungkap sosok pria berjaket tulisan ‘POLISI’ yang turut serta dalam penangkapan asisten Saipul Jamil tersebut. Menurut hasil pemeriksaan Seluruh Propam Polres Metro Jakarta Barat, pria tersebut ternyata merupakan anggota Polsek Kalideres.

“Setelah kami turunkan seksi Propam Polres Jakarta Barat untuk mendalami hal tersebut, sudah juga sudah kami dapatkan bahwa yang bersangkutan adalah anggota Polsek Kalideres atas nama Bripda ABP,” kata Syahduddi.

Syahddui menjelaskan bahwa saat itu ABP baru selesai bekerja dan hendak pulang ke rumahnya di Jakarta Utara. Ketika melintas di lokasi, dia melihat keributan sehingga dia ikut membantu melakukan pengamanan.

“Pada saat melintas di tempat kejadian perkara yang bersangkutan melihat ada kegaduhan dan kericuhan sehingga dengan naluri kepolisiannya yang bersangkutan turun dan ikut membantu rekannya untuk mengamankan orang-orang yang terlibat di dalam perkara tindak pidana penyalahgunaan narkoba tersebut,” katanya.