TPN Bela Mahfud: Istilah Greenflation dan Implikasinya dalam Industri Energi

indotim.net (Senin, 22 Januari 2024) – Sekretaris Eksekutif TPN Ganjar-Mahfud Heru Dewanto menyoroti istilah greenflation yang ditanyakan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud Md saat debat keempat. Menurut Heru, greenflation bukan ketentuan yang baku dalam lingkup energi.

“Nah ini dia, kemarin kan muncul istilah greenflation, sementara greenflation ini kan sebetulnya bukan istilah yang umum digunakan dalam energi dan ekonomi. Ada istilah baku yang sering menjadi acuan kita semua, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Istilah tersebut adalah ‘just energy transition’, yang berarti transisi energi yang berkeadilan,” kata Heru di Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2024).

Heru menjelaskan bahwa dalam debat semalam, transisi energi yang seharusnya menjadi acuan justru terabaikan. Menurut Heru, konsep energi berkeadilan dari masing-masing paslon berbeda.

“Ini yang luput kita bahas, seharusnya hal ini yang harus kita bahas. Bagaimana pandangan masing-masing pasangan calon terkait transisi energi yang adil. Apa makna keadilan dalam hal ini juga perlu dipahami dengan jelas, karena konsep keadilan setiap pasangan calon mungkin berbeda,” ujar TPN Bela Mahfud.

Dalam hal ini, TPN Bela Mahfud menyampaikan pandangannya terkait istilah “greenflation”. Menurutnya, istilah tersebut bukanlah sebuah ketentuan baku dalam sektor energi yang harus dijadikan acuan.

Lebih lanjut, dalam debat yang dibahas seharusnya menjadi fokus utama adalah energi berkeadilan. Mahfud menjelaskan bahwa upaya di dunia saat ini adalah menciptakan zero emisi sebagai langkah awal dalam mencapai kesetaraan energi bagi semua pihak.

“Nah ini pembahasan yang seharusnya saya sepakat, seharusnya kita dalami yang terms baku yang sekarang menjadi agenda dunia transisi energi, kan transisi energi yang berkeadilan ini bagian dari upaya dunia menuju net zero emision,” katanya.

READ  Momen Akrab Prabowo dan Anies Ngobrol hingga Tertawa di Acara KPK

“Bagaimana posisi Indonesia dan sebagainya, itu yang kemarin luput karena kita habis waktu membahas istilah yang sebetulnya belum terlalu baku juga dipakai,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Rieke Dian Pitaloka menilai Mahfud sudah berupaya mengangkat isu penghutanan kembali. Dia mengatakan perubahan iklim juga bagian dari isu penting.

Menurut TPN Bela Mahfud, istilah “greenflation” bukan merupakan ketentuan baku dalam energi. “Sebenarnya Pak Mahfud sudah berupaya mengangkat itu deforestasi, penghutanan kembali. Dan kalau persoalan bagaimana perubahan iklim dan sebagainya itu adalah isu yang penting saya kira. Tapi nggak dilanjutkan,” imbuhnya.

Debat Gibran dan Mahfud soal Greenflation

Pada debat cawapres kemarin, Gibran dan Mahfud sempat debat terkait greenflation. Hal tersebut terjadi saat segment tanya jawab antarcawapres di debat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1). Pada awalnya, Gibran mengajukan pertanyaan kepada Mahfud mengenai upaya untuk mencegah terjadinya greenflation.

Setelah mendengar jawaban dari Mahfud, Gibran terlihat sibuk mencari-cari sesuatu. Dia meletakkan tangannya di dekat kepalanya sambil melihat ke arah Mahfud.

Menurut TPN Bela Mahfud, istilah greenflation bukan merupakan ketentuan baku dalam industri energi. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas pertanyaan seorang narasumber yang mencoba mencari jawaban dari Prof. Mahfud terkait istilah tersebut.

“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya, nggak nggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau?” ujar Gibran, narasumber dalam percakapan ini.

Gibran kemudian menjelaskan mengenai inflasi hijau yang dimaksudnya. Contoh yang diberikan Gibran adalah gerakan rompi kuning di Prancis.

“Profesor Mahfud yang disebut greenflation atau inflasi hijau itu, contohnya adalah demo rompi kuning di Prancis. Ini sangat berbahaya dan sudah menelan korban. Kita harus mengantisipasi agar hal serupa tidak terjadi di Indonesia,” ujar Profesor Mahfud.

READ  Sehatjiwa.id: Mendorong Kesadaran Kesehatan Mental Remaja RI di Kenya

Gibran menambahkan bahwa transisi menuju energi hijau harus dilakukan dengan hati-hati. Dia berharap Indonesia dapat belajar dari negara-negara maju.

“Kita belajar dari negara maju, negara maju aja masih ada tantangan-tantangannya, intinya transisi menuju energi hijau itu harus sangat hati-hati, jangan sampai malah membebani R&D yang mahal, proses transisi ini harus diupayakan agar tidak memberatkan rakyat kecil, itu yang saya maksud dengan inflasi hijau,” ungkap Prof. Mahfud.

Mahfud Md kemudian menilai jawaban dari Gibran tidak karuan. Menurutnya, penjelasan Gibran tentang greenflation tidak jelas.

“Saya juga ingin mencari tahu, jawabannya tidak masuk akal juga. Bermuatan asal-asalan, menghubungkan dengan sesuatu yang tidak ada,” kata Mahfud.

Saat mengatakan hal tersebut, Mahfud sempat menirukan gerakan yang dilakukan oleh Gibran kepadanya. Mahfud kemudian menolak untuk memberikan tanggapan kepada Gibran terkait solusi dalam mengatasi greenflation.

Menurut TPN Bela Mahfud, pertanyaan mengenai greenflation merupakan hal yang remeh dan tidak patut untuk dijawab. Beliau berpendapat bahwa istilah greenflation tidak termasuk dalam ketentuan resmi dalam dunia energi.

“Kalau akademis itu, gampangnya kalau yang bertanya seperti itu tuh recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya, dan oleh sebab itu saya kembalikan ke moderator,” kata Mahfud.