indotim.net (Minggu, 10 Maret 2024) – Tanah merupakan lapisan terluar dari permukaan bumi di mana kita berpijak saat ini. Tanah terbentuk dari berbagai unsur seperti hasil pelapukan batuan, material organik, anorganik, air, dan udara. Namun, apa saja sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah?
Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia dan ekosistem. Selain sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman dan habitat bagi makhluk hidup, tanah juga menyimpan air dan nutrisi penting. Peranannya yang krusial dalam siklus hidrologis dan sumber daya alam menjadikannya aset berharga bagi manusia.
Menurut sumber dari buku Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan serta Geografi Bumi dan Alam Semesta, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. Faktor-faktor ini meliputi:
1. Faktor Gejala Alam
Faktor ini menjelaskan pengaruh cuaca, iklim, topografi, dan vegetasi terhadap pembentukan tanah. Misalnya, curah hujan yang tinggi akan mempercepat proses pelapukan.
2. Faktor Material Induk
Material induk tanah seperti batuan yang mengalami pelapukan akan memengaruhi jenis tanah yang terbentuk. Sifat batuan asal akan terbawa dalam sifat tanah yang terbentuk.
3. Faktor Waktu
Waktu diperlukan untuk proses-proses alami yang terjadi dalam pembentukan tanah. Semakin lama proses ini berlangsung akan semakin matang pula tanah yang terbentuk.
4. Faktor Organisme Tanah
Mikroorganisme, tanaman, dan hewan tanah memiliki peran dalam membentuk dan memperbaiki struktur tanah. Mereka membantu dalam proses dekomposisi bahan organik.
5. Faktor Manusia
Aktivitas manusia seperti pertanian, pembangunan, dan polusi juga dapat memengaruhi kondisi tanah. Praktek-praktek ini dapat mempercepat degradasi tanah.
Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Disebutkan, tanah merupakan hasil dari interaksi faktor-faktor pembentuk tanah yaitu bahan induk, iklim, topografi, organisme, dan waktu. Berikut penjelasannya:
1. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor utama dalam pembentukan tanah, yang terdiri dari suhu dan curah hujan. Suhu memainkan peran penting dalam proses pelapukan bahan induk tanah. Semakin tinggi suhu, semakin cepat proses pelapukan terjadi, sehingga pembentukan tanah juga berlangsung dengan cepat.
Curah hujan memiliki dampak signifikan pada erosi dan penyucian tanah. Proses penyucian tanah yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan penurunan tingkat keasaman tanah, yang dikenal dengan rendahnya tingkat pH tanah.
2. Bahan Induk
Faktor pembentukan tanah selanjutnya adalah bahan induk. Bahan induk ini terdiri atas berbagai jenis batuan seperti batuan vulkanik, batuan sedimen, batuan beku, dan batuan metamorf. Ketika batuan induk tersebut mengalami proses pelapukan, mereka akan berubah menjadi bahan induk yang nantinya akan menjadi tanah.
Bahan induk tanah berperan penting dalam menentukan sifat kimia tanah. Misalnya, bahan induk yang mengandung banyak unsur Ca akan membentuk tanah yang kaya akan ion Ca, sehingga cenderung membentuk tanah dengan warna kelabu.
Sebaliknya, material induk yang rendah kapurnya akan menghasilkan tanah dengan warna yang cenderung lebih merah.
3. Organisme
Organisme memainkan peran penting dalam proses pembentukan tanah. Mereka membantu dalam proses pelapukan, khususnya organik, serta membantu dalam pembentukan humus. Tumbuhan, misalnya, akan menghasilkan daun-daunan dan ranting-ranting yang kemudian menumpuk di permukaan tanah.
Sebagaimana dijelaskan dalam bagian sebelumnya, proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti iklim, relief, bahan induk, flora, dan waktu. Selain itu, tanah juga dipengaruhi oleh material organik yang ada di dalamnya.
Material organik ini, misalnya daun dan ranting, akan mengalami dekomposisi karena aktivitas mikroorganisme. Tanaman dan serangga yang hidup dalam tanah juga turut berperan dalam pembentukan tanah yang subur.
Sifat-sifat tanah dipengaruhi oleh jenis vegetasi, dimana vegetasi hutan mampu membentuk tanah dengan warna merah yang khas. Di sisi lain, vegetasi rumput cenderung membentuk tanah berwarna hitam karena tingginya kandungan bahan organik.
4. Topografi
Area dengan topografi berbukit cenderung memiliki lapisan tanah yang tipis karena rentan tererosi oleh air hujan dan angin. Di sisi lain, wilayah datar cenderung memiliki lapisan tanah yang lebih tebal karena proses sedimentasi yang terjadi secara lambat.
Sistem pengairan atau drainase yang kurang baik seringkali menyebabkan genangan air, yang pada akhirnya dapat membuat tanah menjadi asam.
5. Waktu
Semakin berjalannya waktu, tanah akan menjadi semakin tua, karena mengalami pelapukan dan penyucian yang terjadi secara terus-menerus.
Bahan induk dianggap sebagai waktu nol dalam pembentukan tanah dan terus berjalan berdasarkan waktu maka induk tanah akan berubah berturut-turut menjadi tanah muda, dewasa, dan tua.
Ketika tanah sudah mencapai tingkat kematangan, mineral-mineral yang mudah lapuk akan habis karena proses pelapukan, yang menyisakan mineral-mineral yang sulit lapuk seperti kuarsa.
Saat melihat tanah muda, kita bisa melihat proses pembentukan yang masih mencampur bahan organik dan mineral, seperti pada tanah aluvial, regosol, dan litosol.
Dalam mengidentifikasi tanah dewasa, proses perubahan yang terjadi pada horizon B menjadi indikator penting. Misalnya, terdapat tanah andosol, latosol, dan grumosol yang menunjukkan ciri-ciri tersebut.
Tanah tua ditandai dengan adanya proses perubahan pada horizon A dan B. Contohnya, tanah podsolik dan latosol tua.
Waktu pembentukan tanah dapat bervariasi tergantung pada bahan induknya. Misalnya, bahan induk vulkanik seperti abu vulkanik membutuhkan sekitar 100 tahun untuk membentuk tanah muda, sementara tanah dewasa dapat memerlukan waktu antara 1.000 hingga 10.000 tahun.
Jenis-jenis Tanah
Mengutip dari buku Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer, terdapat jenis tanah di Indonesia berdasarkan klasifikasi yang dikembangkan oleh Soepraptohardjo dari Lembaga Penelitian Tanah Bogor. Beberapa jenis tanah tersebut antara lain adalah:
Tanah organik, umumnya dinamakan tanah gambut.
Tanah tanpa diferensiasi horizon, masih dianggap lapisan-lapisan tanah saja.
Tanah Merah, biasa dapat ditemukan di tepian pantai yang landai, berombak, sampai pegunungan tinggi.
Tanah Andosol, tanah yang berwarna hitam kelam mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf.
Tanah Grumosol, tanah yang memiliki ciri tekstur lempung, tanpa horizon eluvial dan illuvial.
Tanah Hidrosol, Topografi tanah ini datar dan sering tergenang, jenis tanah ini adalah planosol dan glei humik.
Tanah Garam, tanah ini tersebar sebagai tanah zonal di daerah kering.
Tanah Podsol, umumnya terdapat di hutan yang beriklim basah sedang.