indotim.net (Rabu, 28 Februari 2024) – Sayap militer kelompok Hamas yang berbasis di wilayah selatan Lebanon telah melancarkan serangkaian roket ke wilayah utara Israel. Serangan lintas perbatasan tersebut terjadi dalam konteks eskalasi konflik yang semakin meningkat antara kedua pihak di perbatasan Lebanon dan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Hizbullah, sekutu Hamas, hampir setiap hari terlibat aksi saling serang dengan pasukan militer Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Kelompok-kelompok Palestina yang ada di wilayah Lebanon juga terkadang mengklaim telah melancarkan serangan ke wilayah Israel.
Seperti dilaporkan oleh AFP dan Al Arabiya pada Rabu (28/2/2024), Brigade Ezzedine al-Qassam yang merupakan sayap bersenjata Hamas, dalam sebuah pernyataan, mengklaim telah menargetkan dua lokasi militer Israel dengan dua serangan menggunakan “roket-roket Grad” yang diluncurkan dari Lebanon bagian selatan.
“Respons atas pembantaian oleh Zionis terhadap warga sipil di Jalur Gaza dan pembunuhan para pemimpin yang mati syahid dan saudara-saudara mereka di pinggiran selatan Beirut,” ucap Brigade Ezzedine al-Qassam dalam pernyataannya.
Militer Israel, dalam pernyataan terpisah, menyebut ada “sekitar 10 peluncuran yang melintasi dari Lebanon ke wilayah Israel bagian utara telah teridentifikasi”.
Serangan roket ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik antara Hamas dan Israel yang semakin memanas.
Disebutkan juga bahwa sirene telah berbunyi di wilayah Kiryat Shmona di Israel bagian utara.
Menurut pernyataan militer Israel, pertahanan udara berhasil mencegat sejumlah peluncuran roket tersebut. Pasukan Israel pun langsung menyerang sumber serangan di Lebanon sebagai respons.
Kepolisian Israel melaporkan adanya kerusakan properti di daerah Kiryat Shmona, namun tidak ada laporan korban luka akibat serangan itu.
Pada hari ini, sayap bersenjata Hamas di Lebanon dilaporkan telah menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Insiden ini terjadi setelah serangkaian kerusuhan terjadi di wilayah Gaza dalam beberapa minggu terakhir, di mana Hamas terlibat dalam konflik bersenjata dengan Israel.
Menurut sumber terpercaya, serangan roket tersebut menyebabkan respons cepat dari pihak keamanan Israel yang segera merespons dengan tembakan balasan ke wilayah Lebanon.
Sayap bersenjata Hamas di Lebanon kembali menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel, menambah ketegangan yang sudah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Serangan lintas perbatasan ini semakin memperbesar kekhawatiran akan potensi pecahnya perang besar-besaran antara Lebanon dan Israel.
Berdasarkan data yang dilansir dari AFP, sebanyak 284 jiwa dilaporkan tewas di wilayah Lebanon, dimana mayoritas di antaranya adalah para pejuang Hizbullah. Dari jumlah tersebut, sekitar 44 korban merupakan warga sipil. Sementara itu, terdapat 24 orang lain yang teridentifikasi sebagai anggota dari kelompok-kelompok Palestina, termasuk 10 orang anggota Hamas.
Di kubu Israel, menurut informasi dari data militer Tel Aviv, tercatat bahwa sebanyak 10 tentara dan enam warga sipil tewas akibat serangan-serangan yang dilakukan dari Lebanon.
Sebuah serangan hebat melanda Beirut bagian selatan, di mana markas kuat Hibzullah di Lebanon berada, pada bulan Januari yang lalu menewaskan Saleh al-Arouri, wakil pemimpin Hamas, bersama enam anggota kelompok tersebut. Informasi dari seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa serangan mematikan itu diduga dilancarkan oleh Israel.
Al-Arouri adalah tokoh terkemuka Hamas yang tewas selama perang berkecamuk. Peristiwa tragis ini mengguncang banyak pihak dan menimbulkan gelombang reaksi di seluruh dunia.
Sementara bulan ini, menurut sejumlah sumber keamanan Lebanon kepada AFP, seorang perwira senior Hamas berhasil selamat dari percobaan pembunuhan di Beirut bagian selatan.
Kesimpulan
Serangan roket yang dilancarkan oleh sayap militer Hamas dari Lebanon ke wilayah Israel telah menimbulkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua pihak. Respons cepat dari militer Israel dengan mencegat roket dan menyerang sumber serangan di Lebanon memperlihatkan eskalasi konflik yang memanas. Insiden ini juga menelan korban jiwa di kedua belah pihak, menggambarkan potensi pecahnya perang besar-besaran antara Lebanon dan Israel yang semakin membesar.