Negara Berkembang Terjerat Utang: Sri Mulyani Sebut 52%

indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, baru saja mengikuti pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) negara-negara anggota G20 di Brasil pekan lalu. Berbagai isu global menjadi sorotan dalam pertemuan tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperingatkan bahwa kondisi utang negara berkembang semakin mengkhawatirkan. Menurutnya, sebanyak 52% negara berkembang dan berpendapatan rendah kini terjerat dalam beban utang yang sangat besar.

“Negara-negara berkembang saat ini, 52% negara-negara itu sedang menghadapi masalah fiskal,” ujar Sri Mulyani setelah mengikuti acara Mandiri Investment Forum (MIF) di Hotel Fairmont Jakarta, pada Selasa (5/3/2024).

“APBN yang tidak sehat, utang yang dalam kondisi tertekan, dan akses terhadap modal yang terbatas membuat negara-negara tersebut kesulitan pulih dari dampak pandemi. Dukungan sangat diperlukan,” ungkap Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, dalam konteks ini, kehadiran lembaga multilateral sangat penting sebagai solusi, terutama dalam urusan pembiayaan.

“Governance mereka perlu direformasi dan ukurannya perlu ditingkatkan. Indonesia memberikan banyak masukan,” ucap Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati.

Masalah berikutnya yang dihadapi dunia adalah kelaparan yang merajalela di negara-negara miskin. Salah satu faktor pemicunya adalah krisis pangan yang mengakibatkan sejumlah negara produsen pangan mulai melakukan proteksi terhadap sumber daya alam mereka.

Sri Mulyani mengungkapkan sebuah fakta yang menggemparkan, yaitu sebanyak 52% negara berkembang terjerat dalam utang yang mengkhawatirkan.

Selain itu, Sri Mulyani juga menambahkan bahwa isu perubahan iklim atau climate change juga menjadi salah satu topik utama yang dibahas, terutama dalam konteks pembiayaan.

Menurut Sri Mulyani, situasi saat ini semakin memperlihatkan bahwa 52% negara berkembang terjerat dalam masalah utang yang cukup mengkhawatirkan.

READ  Apakah Rentenir Bisa Diadili Hukum? Pertanyaannya Ada Jawabannya!

“Brasil merupakan salah satu negara yang cukup agresif dan champion di bidang climate change dalam hal ini, sehingga isu mengenai finance menjadi salah satu isu bagaimana membiayai action dari climate yang sangat besar dan selama ini masih belum memadai,” ujarnya.

Kesimpulan

Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa kondisi utang negara berkembang semakin mengkhawatirkan, dengan 52% negara berkembang terjerat dalam utang yang besar. Dukungan dan solusi dari lembaga multilateral dianggap penting dalam menyelesaikan masalah fiskal ini, sambil juga menyoroti isu kelaparan dan perubahan iklim sebagai tantangan global yang perlu ditangani dengan serius.