indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – Perusahaan energi dari Amerika Serikat, Air Products telah memutuskan untuk mundur dari proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang dimiliki oleh PT Bukit Asam (PTBA). Keputusan ini diambil karena Air Products memilih fokus pada pengembangan blue hydrogen.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail, mengungkapkan bahwa perusahaan mereka sedang aktif mencari mitra potensial untuk bekerja sama dalam menggarap proyek DME yang ambisius ini. Salah satu kandidat yang berhasil menarik perhatian mereka adalah perusahaan asal China.
Setelah Air Products mundur, PTBA masih komitmen pada program hilirisasi. DME tengah dijajaki dengan perusahaan China,” ungkapnya dalam jumpa pers di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2024).
Mencuatnya nama-nama perusahaan China yang diyakini mampu menjadi pesaing serius. Salah satunya yang menjadi sorotan adalah East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd. (ECEC).
Menurut Arsal, ECEC merupakan perusahaan yang paling serius terkait proyek DME. Namun, Arsal juga menyatakan perlunya pembahasan lebih lanjut terkait aspek keekonomian dari kerja sama tersebut.
“Mitranya siapa sih, memang ada beberapa. Kami lihat di China ada beberapa perusahaan yang memproduksi DME. Nah dari yang beberapa ini yang paling serius namanya itu ECEC, East China Engineering Science and Technology,” ungkapnya.
Sebelumnya, Air Products memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi sebesar Rp 210 triliun untuk memproduksi Dimetil Eter (DME) dari batu bara di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan. DME merupakan pengganti potensial untuk LPG dan diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa proyek pembangunan pengolahan batu bara telah dimulai oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Januari 2022 bersama Air Products. Seharusnya, pada bulan Juli 2024 proyek tersebut sudah selesai dan siap beroperasi.
“Dapat info kemarin, pengembangnya, Air Products dari Amerika mundur. Kita tidak tahu apa alasan mereka tidak jadi berinvestasi pada proyek hilirisasi batu bara ini. Pemerintah saat ini sedang mencari pengganti investornya, kita juga menunggu dari pusat,” ujar Hendriansyah, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel, Sabtu (23/12/2023).
Kesimpulan
Meskipun Air Products dari Amerika Serikat telah mundur dari proyek DME milik PT Bukit Asam, namun PTBA tetap berkomitmen untuk melanjutkan program hilirisasi tersebut. Perusahaan energi asal China, seperti East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd. (ECEC), menjadi sorotan sebagai kandidat potensial untuk bekerja sama dalam proyek tersebut. Meski demikian, perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut terkait aspek keekonomian dari kerja sama ini, sementara pemerintah Indonesia juga sedang mencari pengganti investornya. DME diharapkan dapat menjadi pengganti potensial untuk LPG dan membantu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.