indotim.net (Sabtu, 09 Maret 2024) – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan bahwa Indonesia siap mencatat sejarah baru dalam industri otomotif dengan dimulainya produksi massal baterai kendaraan listrik pertama.
PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat, akan memulai produksi komersial baterai kendaraan listrik pada April 2024. Hal ini sebagai bukti nyata bahwa hilirisasi nikel bukan hanya sebuah wacana.
Dalam kunjungannya ke PT HLI Green Power pada tanggal 21 Februari 2024 lalu, Staf Khusus Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tina Talisa menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah ingin fokus mengembangkan hilirisasi.
Pemerintah memberikan perhatian khusus setelah dilakukan groundbreaking pada September 2021 lalu.
“Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel. Nah, nikel ini kemudian prosesnya kita buat terintegrasi dari hulu sampai hilir, itulah mengapa ada investasi baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia dengan grand package US$ 9,8 miliar. Jadi terintegrasi dari mulai hulu tambangnya, kemudian ke smelternya, lalu pemurnian, pengolahan, prekursor, katoda, kemudian menjadi sel baterai,” ungkap Tina dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/4/2024).
Langkah penting ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Tak hanya itu, komitmen kuat Pemerintah Indonesia juga terlihat dari proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik senilai USD9,8 miliar atau Rp 142 triliun yang didukung.
Tina juga menambahkan bahwa produksi sel baterai kendaraan listrik ini akan membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG. Implikasinya, tenaga kerja muda Indonesia yang diserap pada proyek ini juga menjadi engineer kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.
Selain itu, Tina juga mengungkapkan harapannya terkait upaya hilirisasi dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, di mana tenaga kerja yang terlibat memiliki keterampilan yang tinggi. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan mereka dan pada akhirnya membantu Indonesia untuk keluar dari middle income trap.
Sementara itu, Presiden Direktur PT HLI Green Power Hong Woo Pyoung menyatakan kesiapan HLI untuk melakukan produksi massal. Dia juga mengungkapkan bahwa industri baterai kendaraan listrik di Indonesia akan melahirkan teknisi muda pionir dengan kemampuan dalam pembuatan sel baterai mobil listrik.
“Kami telah menyiapkan segala sesuatu sejak September 2023 lalu. Kami siap untuk melakukan produksi massal pada bulan April 2024 ini. Para engineer dari Indonesia telah kami latih selama setahun dan akan terus mendapatkan pelatihan. Mereka sangat cerdas, rajin, dan kompeten. Kami bangga pada para engineer dari Indonesia,” ucap Hong Woo Pyoung.
PT HLI Green Power merupakan perusahaan hasil kerjasama antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi yang dilakukan oleh PT HLI Green Power merupakan langkah konkrit setelah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada tanggal 28 Juli 2021.
Selanjutnya, pada September 2023, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke PT HLI Green Power untuk melakukan peninjauan langsung atas proses dan hasil produksi sel baterai kendaraan listrik.
Pada fase pertama, PT HLI menyerap investasi sebesar US$ 1,1 miliar dan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt/hour (GWh), terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang dapat menghasilkan kurang lebih 150.000 kendaraan listrik.
Pada fase kedua, diharapkan tahun 2025, PT HLI berencana meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 GWh.
Kesimpulan
Indonesia siap memulai produksi massal baterai kendaraan listrik pertama pada April 2024 melalui PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat. Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mengembangkan hilirisasi nikel serta memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Dengan investasi besar dan dukungan teknologi terbaru dari LG, Indonesia juga dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja muda untuk membantu negara keluar dari middle income trap.