indotim.net (Minggu, 10 Maret 2024) – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengungkapkan hasil investigasi terkait insiden yang melibatkan pilot dan kopilot maskapai Batik Air yang tertidur bersamaan selama hampir 30 menit ketika pesawat terbang dari Kendari, Sulawesi Tenggara menuju Jakarta.
Dalam laporan pendahuluan (preliminary report) investigasi penerbangan KNKT, dijelaskan peristiwa pilot dan kopilot yang tertidur bersamaan ini terjadi pada 25 Januari 2024. Tepatnya di pesawat Batik Air jenis Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV, pesawat itu memiliki rute penerbangan Jakarta-Kendari PP.
Pada tanggal 25 Januari 2024, sebuah pesawat Airbus A320 dengan registrasi PK-LUV sedang menjalani penerbangan penumpang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta menuju Bandara Halu Oleo Kendari. Namun, pesawat tersebut tiba-tiba bergerak menuju Jakarta. Pesawat ini diterbangkan oleh dua pilot dan didampingi oleh empat pramugari,” demikian laporan yang dirilis oleh KNKT.
Dua pilot yang bertugas di kokpit tersebut memiliki jabatan masing-masing, yaitu sebagai pilot utama atau pilot in command (PIC) dan kopilot atau second in command (SIC). Keduanya menjalankan peran sebagai pilot penerbang utama (PF) dan pilot pendamping (PM).
Pada penerbangan menuju Kendari dari Jakarta, Pilot in Command (PIC) memiliki peran sebagai Pilot Flying (PF) sedangkan Second in Command (SIC) memiliki peran sebagai Pilot Monitoring (PM).
Dalam laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, SIC sebenarnya telah mengakui bahwa ia kurang beristirahat kepada PIC. Pada saat itu, seluruh kru, termasuk pilot dan pramugari, telah bersiap sejak pukul 01:25 WIB untuk persiapan terbang pukul 02:55 WIB di Jakarta.
Pada kesempatan sebelumnya, ada masalah dalam persiapan penerbangan. Sekitar pukul 03.00 UTC, SIC mengabarkan kepada PIC bahwa dia merasa kurang istirahat dan ingin tidur.
Pesawat pun lepas landas pada pukul 3:14 WIB. Setelah posisi pesawat sudah terbang di atas ketinggian 36.000 kaki di udara, PIC menawarkan SIC untuk beristirahat.
Tawaran itu diterima, SIC pun beristirahat di kokpit sekitar 30 menit.
Selanjutnya, perjalanan berjalan seperti biasa hingga akhirnya pesawat tiba di Kendari pukul 07.11 WITA. SIC bangun dari tidurnya di saat yang tepat sebelum pendaratan dimulai.
Pada bagian sebelumnya, kita sudah membahas mengenai kejadian pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur saat penerbangan. Kini, mari lanjutkan dengan kronologi lengkap insiden ini.
Setelah pilot dan kopilot terlelap dalam salah satu fase penerbangan, pesawat akhirnya berhasil kembali ke Jakarta setelah sempat terbang keluar jalur rute yang seharusnya.
Setelah berhasil mendarat, sekitar satu jam kemudian, pesawat harus segera kembali ke Jakarta, tepatnya sekitar pukul 08.05 WITA. Kedua pilot yang telah bertugas sejak dini hari, hanya sempat beristirahat sebentar di kokpit sambil menikmati mi instan kemasan cup.
Penerbangan kembali ke Jakarta pun dilakukan, kedua pilot bertukar peran. SIC yang sempat tertidur tadi berganti peran sebagai pilot utama atau PF. Sementara PIC yang belum tidur, menjalankan peran sebagai PM.
Pesawat berhasil lepas landas tanpa masalah yang signifikan dan tepat pada jadwalnya. Ketika sudah mencapai ketinggian 36.000 kaki, kedua pilot memutuskan untuk melepas headset dan menyalakan pelantang (loudspeaker) dengan volume yang dikeraskan pada pukul 08.37 WITA.
Pada suatu saat, Pilot In Command (PIC) yang bertanggung jawab sebagai Pilot Monitoring dan belum sempat beristirahat sejak penerbangan pertama dari Jakarta menuju Kendari meminta izin untuk beristirahat kepada Second In Command (SIC). Izin tersebut diberikan, kemudian PIC pun tertidur di dalam kokpit sementara SIC harus mengambil alih peran ganda sebagai Pilot Flying (PF) dan Pilot Monitoring (PM).
PIC akhirnya terbangun dari tidurnya pada pukul 09.22 WITA, pada saat itu PIC sempat menawarkan SIC untuk bergantian tidur. Namun, SIC menolak untuk tidur, 30 detik kemudian PIC melanjutkan tidurnya setelah berbincang sebentar dengan SIC.
Beberapa menit setelah momen ini lah, insiden pilot dan kopilot Batik Air ini tertidur secara bersamaan saat terbang terjadi.
SIC melanjutkan tugasnya sebagai PF dan PM dalam penerbangan itu. Ia meminta pusat kontrol area (ACC) Makassar untuk terbang ke arah 250 derajat. ACC Makassar kemudian memerintahkan pesawat untuk berkomunikasi dengan ATC Jakarta atau ACC Jakarta.
Pada sekitar pukul 09:43 WITA, SIC mulai berkomunikasi dengan ACC Jakarta untuk mendapatkan instruksi arah terbang pesawat. Instruksi tersebut diterima dan dilaksanakan oleh SIC, namun komunikasi mengalami kendala karena ACC Jakarta tidak mendapatkan respons dari SIC setelah memberikan instruksi terbang selama 10 detik. Di sinilah terlihat bahwa SIC mulai mengantuk dan akhirnya tertidur tanpa disengaja.
Benar saja, 13 menit kemudian ACC Jakarta sama sekali tak mendapatkan respons saat melakukan kontak dengan pesawat. Diduga kedua pilot tertidur secara bersamaan di dalam kokpit saat pesawat sedang terbang.
Pada bagian sebelumnya, telah disebutkan bahwa pesawat mengalami insiden keluar jalur.
Di sisi lain, kesalahan secara personal memungkinkan terjadinya insiden tersebut. Ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan selama penerbangan.
Selanjutnya, 14 menit setelah kontak ACC Jakarta tak direspons, PIC terbangun dari tidur. Setelah terbangun, PIC baru sadar bahwa pesawat sudah tidak lagi dalam jalur penerbangan yang benar dan mendapati SIC yang memiliki peran ganda sebagai PF dan PM tertidur.
PIC yang melihat kopilotnya sudah tertidur akhirnya membangunkan rekannya. Kemudian, PIC memberitahu ACC Jakarta bahwa pesawat mengalami masalah komunikasi radio, namun masalah tersebut telah berhasil diatasi.
Pesawat melanjutkan penerbangan meskipun pilot dan kopilotnya sempat tertidur di kokpit. Mereka terbang melewati jalur yang seharusnya ditempuh, namun akhirnya berhasil mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, dengan selamat.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bahwa insiden ini tidak menimbulkan korban jiwa dan pesawat tidak mengalami kerusakan serius.
“Tidak ada yang mengalami cedera dalam insiden ini dan pesawat tidak mengalami kerusakan,” tulis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam laporannya.
Total ada 28 menit pesawat kehilangan kontak, dihitung sejak transmisi terakhir terekam dari SIC. Di waktu ini lah kedua pilot disebut tertidur secara bersamaan.