indotim.net (Jumat, 12 Januari 2024) – Jalan-jalan di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, terlihat sepi pada Jumat (12/1) pagi setelah dinyatakan keadaan darurat akibat kerusuhan yang merenggut 16 nyawa. Meski demikian, terlihat antrian panjang di tempat pengisian bahan bakar di negara tersebut.
Situasi di Papua Nugini semakin tidak stabil. Seperti dilansir Reuters pada Jumat (12/1/2024), Perdana Menteri James Marape mengumumkan penetapan keadaan darurat selama 14 hari ke depan. Keputusan ini diambil setelah terjadinya kerusuhan yang melibatkan warga dan pihak berwenang.
Matt Cannon, kepala cabang lokal dari layanan tanggap darurat nirlaba St John Ambulance, menyatakan bahwa kota Port Moresby telah kembali ke “normal baru” pada Jumat (12/1) pagi waktu setempat. Mayoritas ruas jalan tampak sepi dengan kehadiran tentara dan polisi yang melakukan patroli di jalanan.
Cannon juga melaporkan bahwa terjadi antrean panjang di beberapa pom bensin setempat. Warga dengan rela mengantre untuk mendapatkan bahan bakar selama keadaan darurat berlangsung.
“Kami memperkirakan supermarket yang berfungsi akan dibuka kembali hari ini dan saya mendengar mereka telah meningkatkan keamanan untuk melayani orang-orang dalam jumlah besar,” ucap Cannon dalam pernyataannya.
Seorang warga setempat bernama Eddia Allo, dalam laporannya secara terpisah, mengatakan bahwa situasi di Port Moresby cenderung tenang pada Jumat (12/1) pagi waktu setempat. Allo, yang merupakan seorang karyawan, menceritakan bahwa ia pergi bekerja menggunakan bus menuju Rumah Sakit Umum Port Moresby.
Menurut Allo, mayoritas kendaraan yang berada di jalan raya kota tersebut merupakan kendaraan pemerintah. Banyak warga yang mengalami kekurangan bahan bakar karena stasiun pengisian bahan bakar ditutup.
“Saat ini situasinya tegang di Papua Nugini. Banyak warga yang mulai antre untuk mendapatkan bahan bakar, karena pasokan terbatas akibat kerusuhan yang terjadi. Polisi dan tentara berpatroli di sekitar area tersebut dengan berjalan kaki,” tutur seorang saksi mata.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video ‘Kerusuhan Tewaskan 16 Orang, Papua Nugini Tetapkan Status Darurat’:
Keadaan darurat telah dinyatakan setelah terjadi kerusuhan yang ditandai dengan aksi penjarahan dan pembakaran yang meluas di dua kota terbesar di Papua Nugini, yaitu Port Moresby dan Lae, pada Rabu (10/1) waktu setempat. Kerusuhan ini dipicu oleh unjuk rasa tentara dan polisi yang memprotes pemotongan gaji tanpa penjelasan.
Para tentara, polisi, dan pekerja sektor publik turut serta dalam aksi mogok kerja setelah terjadi pemotongan gaji.
Dalam beberapa jam terakhir, situasi di Papua Nugini semakin kacau. Ribuan orang memadati jalanan dan melancarkan aksi penjarahan serta pembakaran gedung. Langit dihiasi asap tebal akibat gedung-gedung yang terbakar. Massa juga berusaha untuk menerobos gerbang kompleks kantor PM.
Kerusuhan yang terjadi di Port Moresby telah menewaskan sedikitnya sembilan orang, sementara di Lae tujuh orang lainnya juga dinyatakan tewas, demikian seperti yang dilaporkan oleh Kepolisian Papua Nugini yang dikutip melalui stasiun televisi Australia ABC.
Kesimpulan
Situasi kekacauan di Papua Nugini semakin memburuk setelah terjadinya kerusuhan yang merenggut 16 nyawa. Keadaan darurat telah dinyatakan dan antrian panjang terlihat di tempat pengisian bahan bakar. Meskipun demikian, pada Jumat (12/1), kota Port Moresby terlihat kembali normal dengan kehadiran tentara dan polisi yang melakukan patroli di jalanan. Supermarket juga dilaporkan akan dibuka kembali dengan peningkatan keamanan. Namun, warga tetap merasakan ketegangan karena pasokan bahan bakar terbatas dan situasi yang tegang di sekitar area tersebut.