indotim.net (Minggu, 14 Januari 2024) – Cawapres, nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, memberikan klarifikasi terkait pernyataannya mengenai wisata halal dan haram. Penjelasan ini disampaikan oleh Cak Imin setelah sebelumnya menyatakan bahwa jika pasangan AMIN menang dalam kontestasi Pilpres 2024, tidak akan ada lagi wisata yang dianggap haram.
Dalam penjelasannya, Cak Imin mengakui adanya kesalahan dalam pernyataannya tersebut. Dia kemudian menjelaskan makna yang dimaksudkan mengenai wisata halal.
Wisata halal memiliki maksud untuk memberikan aksesibilitas yang lebih luas kepada wisatawan untuk mendapatkan pelayanan halal dalam berbagai destinasi di Tanah Air.
“Perlu saya jelaskan, bahwa apa yang saya maksud dengan wisata halal bukan berarti menghilangkan yang sudah ada,” ungkap Cak Imin kepada para wartawan pada Minggu (14/1/2024).
“Wisata halal merupakan upaya untuk memberikan akses pelayanan halal kepada wisatawan asing dari negara-negara Muslim ketika mereka berkunjung ke berbagai destinasi di Indonesia. Dengan adanya pelayanan halal ini, diharapkan mereka tidak akan ragu-ragu dalam menikmati liburan mereka,” jelas Cak Imin.
Cak Imin menjelaskan bahwa Indonesia memiliki beragam potensi destinasi wisata. Dia menekankan bahwa wisata halal harus menghormati keunikan dan kekhasan setiap daerah di Indonesia.
“Sebagai contoh, Bali, semua orang ingin menikmatinya, tapi berikanlah akses. Akses di mana ada pilihan yang memungkinkan untuk menikmati kuliner halal, fashion muslim, dan juga fasilitas tempat ibadah yang mudah dijangkau,” jelas Cak Imin.
Menurut Cak Imin, asal usul konsep wisata halal dan haram bukanlah untuk memaksakan seragamitas dalam berwisata. Yang paling penting adalah memberikan akses yang lebih mudah bagi para wisatawan muslim dari berbagai negara.
“Misalnya di Inggris saja, restoran halal bisa dengan mudah ditemukan. Di Inggris, mencari tempat untuk beribadah di mal-mal juga sangat mudah. Inilah yang disebut aksesibilitas,” ungkap Cak Imin.
Lebih jauh Cak Imin menegaskan wisata Indonesia adalah destinasi yang menghargai pluralitas, dan kekhasan wilayah-wilayah wisata yang ada. Dia lantas mengoreksi pernyataan perihal ‘kuliner haram’ dan meluruskan maksudnya mengenai hal itu.
“Jadi bukan wisata syariah yang kemudian dipakai harus semuanya harus diseragamkan. Wisata halal tidak meniadakan dan tidak ada lawan kata halal atau haram,” tegasnya.
“Jadi adanya wisata halal, tidak ada wisata haram. Halal itu aksesibilitas untuk mendapatkan kuliner halal,” jelas Cak Imin.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan bahwa Cak Imin telah menyampaikan ide untuk membangun wisata yang mengikuti prinsip halal. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia.
“Maksudnya Gus Imin ingin memperkenalkan konsep wisata halal dan haram agar Indonesia dapat menjadi pusat wisata halal dunia, mengingat potensi besar umat Islam di negara ini,” ungkapnya saat dihubungi terpisah.
Jazilul mengatakan bahwa Cak Imin tidak bermaksud untuk menutup restoran non halal dan tempat lainnya. Selama tidak melanggar aturan, tempat wisata tersebut tidak akan ditutup.
“Dan, hal ini bukan berarti akan menutup restoran non halal. Selama tidak melanggar UU silahkan saja beroperasi,” ucapnya.
Menurut Cak Imin, tujuan utama dari konsep ‘Wisata Halal dan Haram’ adalah untuk mendorong perkembangan dan kemajuan pariwisata yang halal. Konsep ini tidak bermaksud untuk menyeragamkan semuanya, melainkan mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang menginginkan pilihan liburan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
“Menurut hemat saya, sangat jelas bahwa Gus Imin ingin memajukan dan mengembangkan sektor wisata halal untuk menarik minat wisatawan dari seluruh dunia,” ujar Cak Imin.
Kesimpulan
Cak Imin memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya mengenai wisata halal dan haram. Ia menjelaskan bahwa wisata halal bertujuan untuk memberikan aksesibilitas kepada wisatawan muslim dalam mendapatkan pelayanan halal saat berlibur di Indonesia. Cak Imin menegaskan bahwa wisata halal tidak bermaksud untuk menutup restoran non halal atau tempat lainnya selama tidak melanggar aturan. Tujuan utama dari konsep “Wisata Halal dan Haram” adalah untuk mengembangkan sektor pariwisata yang halal dan memajukan industri pariwisata di Indonesia.